Linkedin Share
twitter Share

Trading · 6 min read

Apa Itu Scalping Crypto? Cara Cuan Jangka Pendek

Scalping dalam trading kripto adalah strategi membuka posisi dalam perdagangan di waktu yang singkat. Strategi ini digunakan untuk memanfaatkan fluktuasi harga kripto yang cepat. Trader yang melakukan gaya trading scalping disebut scalper, waktu scalping umumnya berlangsung dalam hitungan detik atau menit.

Tujuan Scalping

Scalping bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari volatilitas crypto yang berlangsung, karena itu scalping jika berhasil umumnya akan mendatangkan profit dalam waktu cepat karena proses trading berlangsung dalam hitungan detik hingga menit. 

Cara Scalping Crypto

  1. Pilih pasangan perdagangan dengan volume tinggi, misalnya BTC/USDT, ETH/USDT
  2. Analisis kondisi pasar kripto dengan analisis fundamental dan analisis teknikal dengan berbagai indikator seperti moving average, RSI, MACD, dan lain sebagainya untuk mengetahui pola dan pergerakan harga.
  3. Pasang posisi sesuai analisis yang telah dilakukan, gunakan posisi kecil lebih dulu.
  4. Pasang limit order, untuk mendapatkan harga terbaik pada pasangan perdagangan yang dipilih.
  5. Gunakan stop loss dan take profit, agar terhindar dari kerugian jika pergerakan harga berubah tidak sesuai prediksi.

Baca juga: Cara Analisis Teknikal Aset Kripto

Jenis Scalping

Ada dua jenis scalping yakni sistematis dan direksioner. Berikut penjelasannya.

Scalping Sistematis

Sama dengan namanya, scalping jenis ini dilakukan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Trader yang melakukan scalping sistematis telah melakukan riset, analisis, dan waktu yang tepat untuk masuk dan keluar dari pasar.

Scalping Diskresioner

Direksioner ini merupakan kebalikan dari sistematis, dengan scalping jenis ini, trader umumnya melakukan perdagangan dengan spontan tergantung dengan kondisi pergerakan harga aset.

Strategi Scalping 

Metode Selisih Harga Jual-Beli

Beberapa bursa memiliki perbedaan dalam harga jual dan harga beli dari aset crypto yang disediakannya.

Tidak jarang trader memanfaatkan perbedaan harga ini jika perbedaannya dirasa cukup signifikan untuk mendapat keuntungan.

Perbedaan harga ini disebut sebagai spread, yang bisa menjadi tempat untuk bursa mengambil keuntungan. 

Contohnya adalah harga Ripple (XRP) jika salah satu bursa memasang harga beli untuk penggunanya di Rp17.050 dan harga jual di Rp17.100. Terdapat potensi keuntungan Rp50 akibat perbedaan harga walau harga XRP tidak bergerak. Umumnya kondisi ini dimanfaatkan saat lebih banyak pembeli dibandingkan penjual.

Trading Konsolidasi Harga

Terdapat tiga tren atau arah pergerakan harga yaitu saat harga naik atau apresiasi, saat harga turun atau depresiasi, dan saat menyamping atau konsolidasi.

Bagi trader yang sudah kenal dengan metode price action, terdapat satu metode untuk melihat pergerakan harga yaitu dengan batas bawah atau support dan batas atas atau resistance.

Pada saat harga konsolidasi, cara analisis ini dapat digunakan oleh scalper untuk scalping yaitu dengan membeli saat berada di support dan menjual saat di resistance.

Umumnya scalper memanfaatkan volatilitas di kedua batas tersebut untuk mengambil keuntungan kecil sebelum suatu aset kembali bergerak dalam satu tren jelas.

Menggunakan Bot

Terakhir adalah menggunakan bot atau algoritma untuk memberikan kemudahan membuat keputusan dalam proses menjual atau membeli. Strategi ini sering dianggap paling mudah karena trader cukup mengikuti tanda yang diberikan.

Bahkan terdapat beberapa bot atau indikator algoritma yang membuat seluruh proses terjadi secara otomatis tanpa perlu campur tangan trader, tapi perlu diingat tipe bot sangat berisiko karena banyak pihak yang mengatasnamakan bot untuk penipuan.

Jadi jika ingin menggunakan bot, ada baiknya memilih bot yang yang memberikan trader kendali dalam transaksi perdagangan aset.

Keuntungan dan Kerugian Scalping

Semua strategi perdagangan memiliki pro dan kontra, dan scalping tidak terkecuali.

Scalping memiliki keuntungan untuk para trader yang bisa membaca tren pasar dan mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membuka serta menutup posisi, dengan scalping trader bisa mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat dengan modal yang tidak terlalu besar. 

Kerugian dari scalping bagi trader yang salah langkah adalah kerugian yang akan berlangsung dengan sangat cepat dan hasil keuntungannya pun tidak terlalu besar. 

Tips untuk Trading Scalping

  1. Pilih aset kripto dengan volume tinggi.
  2. Gunakan analisis teknikal yang tepat.
  3. Update berita soal aset kripto.
  4. Gunakan uang dingin.
  5. Bagi modal untuk beberapa posisi.
  6. Pasang stop loss dan take profit.
  7. Pakai limit order.
  8. Jangan serakah.

Perlu diingat, metode scalping ini sangat berisiko bagi trader pemula yang belum mengetahui cara melakukan analisis teknikal dengan tepat, karena itu scalping umumnya lebih sering digunakan oleh trader yang sudah ahli.

Indikator untuk Scalping Trading Kripto

Berikut adalah beberapa indikator trading populer yang sering digunakan dalam strategi scalping:

Moving Averages (MA)

Moving Averages membantu mengidentifikasi arah tren dan potensi pembalikan tren. Scalper sering menggunakan MA periode pendek (seperti 5, 10, atau 15 periode) untuk mengidentifikasi peluang masuk dan keluar yang cepat.

Baca juga: Apa itu Moving Average? Panduan Lengkap untuk Pemula

Bollinger Bands

Scalper menggunakan Bollinger Bands untuk mengidentifikasi tingkat overbought dan oversold, serta volatilitas pasar.

Relative Strength Index (RSI)

RSI adalah osilator momentum yang mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga. Dalam scalping, RSI sering digunakan untuk mengidentifikasi kondisi overbought atau oversold, biasanya dengan setting periode yang lebih pendek (seperti 7 atau 14).

Stochastic Oscillator

Stochastic Oscillator membandingkan harga penutupan terkini dengan kisaran harga selama periode tertentu. Scalper menggunakan stochastic untuk mengidentifikasi momentum dan potensi pembalikan tren.

MACD (Moving Average Convergence Divergence)

MACD mengukur hubungan antara dua moving averages. Scalper memanfaatkan MACD untuk mengidentifikasi perubahan momentum, divergensi, dan crossover sebagai sinyal masuk atau keluar.

Baca juga: Mengenal Exponential Moving Average (EMA) untuk Trading Kripto

Perbedaan Scalping Kripto, Forex, dan Saham

Definisi dan Dasar Scalping

  • Kripto: Scalping di pasar kripto melibatkan trading cepat untuk memanfaatkan fluktuasi harga yang sangat volatil pada aset kripto.
  • Forex: Di forex, scalping berfokus pada perubahan harga kecil dalam pasangan mata uang, sering kali memanfaatkan leverage.
  • Saham: Scalping di pasar saham melibatkan trading saham dalam volume besar untuk keuntungan kecil per saham, biasanya dalam waktu yang sangat singkat.

Volatilitas Pasar

  • Kripto: Pasar kripto sangat volatil, sering kali mengalami perubahan harga yang besar dalam waktu singkat.
  • Forex: Pasar forex juga volatil, tetapi umumnya kurang ekstrem dibandingkan dengan kripto.
  • Saham: Volatilitas di pasar saham bervariasi, tergantung pada sahamnya, tetapi umumnya lebih rendah dibandingkan kripto dan forex.

Jam Pasar

  • Kripto: Beroperasi 24/7, memberikan lebih banyak kesempatan untuk scalping kapan saja.
  • Forex: Meskipun pasar forex beroperasi 24 jam selama hari kerja, ada jam-jam tertentu yang lebih aktif.
  • Saham: Pasar saham memiliki jam operasional yang lebih terbatas, biasanya pada jam kerja standar.

Biaya Transaksi

  • Kripto: Biaya bisa bervariasi secara signifikan antar bursa.
  • Forex: Biaya cenderung lebih rendah dan lebih konsisten.
  • Saham: Biaya termasuk komisi broker dan, terkadang, biaya bursa.

Regulasi

  • Kripto: Membutuhkan ketahanan terhadap volatilitas tinggi.
  • Forex: Memerlukan disiplin dan pengendalian emosi.
  • Saham: Fokus pada analisis cepat dan pengambilan keputusan.

Diversifikasi Aset

  • Kripto: Banyak pilihan aset, tetapi dengan risiko tinggi.
  • Forex: Terbatas pada pasangan mata uang.
  • Saham: Diversifikasi luas di berbagai industri.

Baca juga: 7 Teknik Trading Bitcoin untuk Mendapatkan Keuntungan

Kesimpulan

Dalam dunia trading kripto yang dinamis dan cepat, scalping menawarkan jalan bagi trader untuk memanfaatkan pergerakan harga jangka pendek.

Namun, seperti halnya strategi trading lainnya, scalping membutuhkan pemahaman mendalam tentang pasar, disiplin yang kuat, dan manajemen risiko yang efektif. Bagi mereka yang siap menghadapi tantangan dan dinamika pasar kripto, scalping bisa menjadi strategi yang menguntungkan.

Penting untuk selalu ingat bahwa setiap strategi trading memiliki risiko tersendiri, dan keputusan untuk melakukan scalping harus didasarkan pada penelitian yang cermat dan pemahaman yang solid tentang pasar kripto.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

Topik

author
Naufal Muhammad

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.