Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Trading · 8 min read
Dalam membaca dan memprediksi pergerakan harga aset, menggunakan candlestick, biasanya trader menggunakan bantuan indikator, salah satunya Moving Average.
Berikut ini adalah panduan lengkap untuk pemula mengenai apa itu moving average, fungsi indikator MA, serta perbedaan antara simple moving average dengan exponential moving average.
Moving average (MA) adalah indikator analisis teknis yang membantu menyamakan pergerakan harga dengan menyaring gangguan dari fluktuasi harga acak.
Moving average juga bisa disebut sebagai indikator yang mengikuti tren karena didasarkan pada harga masa lalu. Penggunaan moving average yang paling umum adalah untuk mengindentifikasi arah tren dan menentukan level support dan resistance.
Dua Moving average umum yang sering digunakan oleh trader adalah simple moving average (SMA) dan exponential moving average.
Simple moving average (SMA) adalah salah satu indikator yang paling umum digunakan dalam analisis teknis karena kesederhanaan dan efektivitasnya.
SMA adalah moving average yang paling mudah dibuat, karena hanya mengambil harga rata-rata aset selama periode tertentu. Rata-rata ini disebut “bergerak” karena diplot pada grafik candle demi candle yang membentuk garis yang bergerak sepanjang grafik seiring perubahan nilai rata-rata.
Baca juga: Memahami Indikator MACD untuk Trading Crypto
SMA membantu meratakan data harga, sehingga lebih mudah untuk mengidentifikasi arah tren. Jika harga umumnya berada di atas garis SMA, ini menunjukkan uptrend; jika berada di bawah, ini menunjukkan downtrend.
SMA dapat bertindak sebagai level support atau resistance dinamis. Harga sering kali memantul dari moving average ini, yang digunakan oleh trader untuk mengidentifikasi potensi titik masuk atau keluar dalam trading.
Baca juga: Support dan Resistance, Metode Trading Crypto
Menghasilkan sinyal trading dengan simple moving average (SMA) adalah cara yang sering digunakan trader untuk menentukan kapan beli atau jual. Salah satunya adalah dengan melihat crossovers, yaitu ketika SMA jangka pendek melintasi SMA jangka panjang.
Jika SMA jangka pendek naik di atas SMA jangka panjang (golden cross), ini bisa menjadi tanda beli. Sebaliknya, jika SMA jangka pendek turun di bawah SMA jangka panjang (death cross), ini bisa menjadi sinyal jual.
Selain itu, jika harga aset menembus garis SMA dari bawah ke atas, ini bisa menjadi sinyal beli, dan jika menembus dari atas ke bawah, bisa menjadi sinyal jual. Trader sering menggunakan SMA dengan indikator lain, seperti RSI atau volume trading untuk memastikan sinyal lebih akurat.
Baca juga: Apa itu Golden Cross dan Death Cross di Crypto
SMA dapat meratakan data harga sehingga mengurangi “noise” di pasar. Ini memungkinkan trader untuk fokus pada tren keseluruhan daripada bereaksi terhadap setiap perubahan harga kecil.
SMA dapat membantu mengonfirmasi perubahan tren. Misalnya, jika harga menembus di atas atau di bawah SMA jangka panjang (seperti SMA 200-hari), ini mungkin menunjukkan potensi pembalikan tren pasar.
Trader sering menggunakan SMA untuk menetapkan level stop-loss. Misalnya, jika mereka berada dalam posisi beli dan harga melintasi di bawah SMA, ini bisa menjadi pemicu untuk keluar dari trading dan meminimalkan kerugian.
Baca juga: 7 Cara Manajemen Risiko dalam Trading Kripto
SMA dapat membantu trader memutuskan kapan harus masuk atau keluar dari trading. Misalnya, jika harga melintasi di atas SMA, ini bisa menjadi sinyal untuk masuk posisi beli, sedangkan melintasi di bawah bisa menjadi sinyal untuk keluar.
Dua pola trading yang dapat diketahui dari penggunaan SMA adalah Death cross dan Golden cross.
Exponential moving average (EMA) adalah jenis moving average (MA) yang menempatkan bobot lebih besar dan signifikansi pada titik data terbaru.
EMA juga disebut sebagai moving average tertimbang secara eksponensial yang bereaksi lebih signifikan terhadap perubahan harga saat ini daripada simple moving average (SMA), yang menerapkan bobot yang sama untuk semua pengamatan pada periode tersebut.
Fungsi exponential moving average (EMA) untuk trading adalah sebagai berikut.
EMA membantu trader untuk dengan cepat mengidentifikasi arah tren pasar. Karena EMA lebih responsif terhadap perubahan harga terbaru, ini membantu dalam menangkap awal perubahan tren, baik itu tren naik atau turun.
EMA sering digunakan untuk memberikan sinyal beli dan jual yang lebih cepat. Saat harga menembus di atas EMA, ini bisa menjadi sinyal untuk membeli. Sebaliknya, jika harga menembus di bawah EMA, ini bisa menjadi sinyal untuk menjual. Selain itu, persilangan antara EMA jangka pendek dan jangka panjang sering digunakan sebagai sinyal trading.
EMA dapat membantu trader dalam mengonfirmasi kekuatan sebuah tren. Jika harga terus bergerak di atas EMA dengan kemiringan yang tajam, ini menunjukkan tren naik yang kuat. Sebaliknya, jika harga berada di bawah EMA, ini menunjukkan tren turun yang kuat.
EMA sering digunakan sebagai level support dan resistance dinamis. Dalam tren naik, EMA sering menjadi support, tempat harga memantul naik, sedangkan dalam tren turun, EMA menjadi resistance, tempat harga turun lagi. Trader menggunakan EMA ini untuk membantu menentukan kapan harus masuk atau keluar dari pasar.
EMA memberikan bobot lebih pada harga terbaru, ini membantu mengurangi pengaruh harga lama yang sudah tidak relevan, sehingga memberikan gambaran yang lebih akurat tentang pergerakan harga saat ini.
Dengan fungsi-fungsi ini, EMA menjadi alat penting bagi trader untuk membuat keputusan trading yang lebih cepat dan terinformasi, terutama di pasar yang bergerak cepat.
Perbedaan utama antara Exponential Moving Averga (EMA) dan Simple Moving Average adalah sensitivitas masing-masing yang menunjukkan perubahan data yang digunakan dalam perhitungannya.
Lebih khusus lagi, EMA memberikan bobot lebih tinggi untuk harga baru-baru ini, sedangkan SMA memberikan bobot yang sama untuk semua nilai.
Kedua MA serupa karena keduanya ditafsirkan dengan cara yang sama dan keduanya biasa digunakan oleh trader teknis untuk memperlancar fluktuasi harga.
Karena EMA menempatkan bobot yang lebih tinggi pada data terbaru daripada pada data yang lebih lama, mereka lebih reaktif terhadap perubahan harga terbaru daripada SMA, yang membuat hasil dari EMA lebih tepat waktu dan menjadi jenis moving average yang disukai trader.
Setelah mengetahui apa itu Moving average, kini kita akan bahas bagaimana MA digunakan untuk membaca tren.
MA didasarkan pada harga historis, jadi, semakin lama periode waktu untuk moving average, semakin besar lagi. Dengan demikian, MA 200 hari akan memiliki tingkat kelambatan yang jauh lebih besar daripada MA 20 hari karena periode harga yang dicatat jauh lebih lama.
Panjang Moving average yang digunakan tergantung pada tujuan trading, dengan Moving average yang lebih pendek digunakan untuk perdagangan jangka pendek dan Moving average jangka panjang lebih cocok untuk investor jangka panjang.
MA 50-day dan 200-day diikuti oleh banyak investor dan trader, dengan penembusan di atas dan di bawah moving average ini dianggap sebagai sinyal perdagangan yang penting.
The Moving Average Convergence Divergence (MACD) digunakan oleh para trader untuk memantau hubungan antara dua moving average yang bergerak. Biasanya dihitung dengan mengurangi moving average eksponensial 26 hari dari 12 hari.
Ketika MACD positif, rata-rata jangka pendek terletak di atas rata-rata jangka panjang. Ini indikasi momentum ke atas. Ketika rata-rata jangka pendek di bawah rata-rata jangka panjang, ini adalah tanda bahwa momentumnya turun.
Banyak trader juga akan memperhatikan pergerakan di atas atau di bawah garis nol. Pergerakan di atas nol adalah sinyal untuk membeli, sementara persilangan di bawah nol adalah sinyal untuk menjual.
Bollinger Band adalah indikator yang menunjukkan apakah harga suatu aset sedang tinggi atau rendah. Ada dua garis di atas dan di bawah rata-rata harga. Kalau harga mendekati garis atas, artinya aset itu mungkin sudah terlalu banyak dibeli (overbought). Sebaliknya, kalau harga mendekati garis bawah, artinya mungkin sudah terlalu banyak dijual (oversold). Indikator ini berubah-ubah sesuai dengan kondisi pasar.
Untuk Moving Average, ini adalah cara menghitung rata-rata harga aset dalam jangka waktu tertentu, misalnya 15, 20, 50, atau 200 hari. Semakin pendek waktunya, Moving Average akan lebih cepat berubah mengikuti harga. Semakin lama waktunya, Moving Average akan lebih lambat berubah.
Tidak ada jangka waktu yang “benar” untuk Moving Average, jadi yang terbaik adalah mencoba beberapa jangka waktu berbeda dan melihat mana yang paling cocok dengan cara trading.
Moving Average biasanya digunakan secara kombinasi yang terdiri dari 2 MA atau lebih. Pada umumnya, trader menggunakan hanya 2 MA sekaligus dan berusaha mengidentifikasi adanya perpotongan antar keduanya untuk menentukan apakah tren sedang bullish atau bearish.
MA 50 dan MA 200 populer digunakan untuk menentukan tren. Pada platform charting seperti TradingView setelah memilih grafik harga aset, pilih menu ‘Indikator’ pada bagian atas dan ketikkan ‘Moving Average’.
Kemudian pilih 2 Moving Average dan atur panjang hari menjadi 50 dan 200.
Cara membaca kombinasi kedua Moving Average ini cukup simpel. MA 50 adalah MA dengan panjang hari lebih pendek, sementara MA 200 adalah MA dengan panjang hari lebih panjang.
Sebuah tren harga dikatakan bullish pada rentang MA lebih pendek berada di atas MA lebih panjang, dalam kasus ini MA 50 di atas MA 200. Sementara sebuah tren harga dikatakan bearish pada rentang MA lebih panjang di atas MA lebih pendek, dalam kasus ini MA 200 di atas MA 50.
Baca juga: Memahami Indikator MACD untuk Trading Crypto
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.