Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Exchange · 7 min read
Jaksa penuntut AS sedang menyelidiki apakah mantan CEO FTX, Sam Bankman-Fried (SBF) terlibat dalam runtuhnya ekosistem TerraUSD dan Luna yang terjadi pada Mei 2022.
Dalam laporan The New York Time, Jaksa penuntut AS di Manhattan sedang menyelidiki apakah pendiri FTX Sam Bankman-Fried (SBF) memanipulasi harga pasar dari dua aset yang saling terkait yakni TerraUSD dan LUNA demi menguntungkan FTX dan Alameda Research.
“Jaksa Penuntut AS di Manhattan sedang menyelidiki SBF, karena kemungkinan harga TerraUSD dan Luna dimanipulasi demi menguntungkan entitas yang dikendalikan, yaitu FTX dan Alameda Research,” tulis laporan itu.
Meski demikian, investigasi keterlibatan Sam Bankman-Fried dengan TerraLuna masih dalam tahap awal, dan tidak jelas apakah jaksa telah menentukan kesalahan Sam Bankman-Fried, atau kapan mereka mulai melihat perdagangan TerraUSD dan Luna.
Adanya keterkaitan antara FTX dan hancurnya LUNA ini merupakan bagian dari penyelidikan yang meluas karena bangkrutnya FTX yang memberikan efek domino besar ke industri kripto, karena penyalahgunaan miliaran dolar dana pelanggan.
Baca juga: Ada Apa dengan FTX? Ini Kronologi dari Awal Hingga Akhir!
SBF juga telah didesak untuk menghadiri sidang Komite Jasa Keuangan DPR pada 13 Desember 2022, dan Ia juga dipanggil ke sidang Komite Perbankan Senat keesokan harinya.
Sementara TerraUSD (UST), dibuat oleh Terraform Labs untuk stablecoin algoritmik. Fungsinya dirancang untuk mempertahankan pasaknya terhadap dolar AS melalui jaringan arbitrase, yang membeli dan menjual kripto Terra, LUNA.
Namun sayangnya, TerraUSD kehilangan pasaknya terhadap dolar AS, TerraUSD, Luna dihargai $80 pada awal Mei. Lalu pada 11 Mei, nilainya turun menjadi $1,18. Penurunan ini lebih dari 96%, sehingga merugikan investor yang sekitar $27,5 miliar pada waktu itu.
Penurunan drastis itu dipicu oleh derasnya pesanan ‘jual’ untuk TerraUSD, sehingga sulit untuk menemukan pesanan ‘beli’. Maka dari itu hal tersebut dapat menurunkan harga TerraUSD dan Luna, berdasarkan data Decrypt.
Baca Juga: Ada Apa dengan Terra Luna? Ini Penjelasannya
Menariknya, sebagian besar pesanan ‘jual’ untuk TerraUSD tampaknya berasal dari Alameda Research, yang juga bertaruh pada penurunan harga Luna, menurut laporan tersebut.
Namun, tanpa diduga, kedua kripto itu runtuh, akibatnya beberapa perusahaan bangkrut dan berdampak pada peristiwa lain yang pada akhirnya menjatuhkan FTX, Alameda Research, dan sekitar 130 perusahaan yang berafiliasi dengan FTX.
Baca juga: Laporan Nansen, Masalah FTX Dipicu dengan Hancurnya Terra Luna
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.