Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Exchange · 5 min read
Kebangkrutan FTX jadi salah satu bencana di industri kripto, banyak perusahaan terdampak, dan ratusan juta dolar Amerika hilang.
Penyebab kebangkrutan FTX beberapa di antaranya adalah masalah likuiditas dan penyalahgunaan dana nasabah. Namun ada faktor lain yang membuat kedua hal itu terjadi, menurut laporan platform blockchain analisis Nansen pada 17/11/2022, bencana FTX turut dipicu oleh kehancuran Terra Luna pada Mei 2022.
Dalam analisisnya, Nansen menggunakan data on-chain untuk menentukan rangkaian peristiwa dan saldo dana yang terkait dengan jatuhnya FTX dan Alameda.
Menurut Nansen, strategi FTX untuk mempertahankan Alameda Research mulai berantakan sejak runtuhnya TerraUSD.
“Dari penyelidikan on-chain kami, terbukti bahwa keruntuhan Terra Luna mengungkapkan adanya hubungan dengan Alameda dan FTX, karena terdapat arus keluar FTT yang signifikan dari Alameda ke FTX di sekitar situasi Terra-Luna/3AC,”” tulis tim Nansen.
Baca juga: Membedah Kasus Three Arrows Capital, Ini Kronologinya
Wallet milik Alameda Research yang juga didirikan oleh Sam Bankman-Fried mulai berinteraksi dengan wallet yang kemudian menjadi dompet yang dikendalikan FTX sebelum FTX mulai beroperasi pada Mei 2019.
“Meskipun volumenya relatif rendah ($160k), namun nilainya sangat menunjukkan bahwa Alameda sangat terlibat dalam permulaan FTX atau tidak ada pemisahan yang jelas antara Alameda dan FTX saat itu,” dalam postingan blognya.
Yang menjadi pertanyaannya adalah, berapa banyak uang yang mengalir di antara kedua perusahaan tersebut yang pada akhirnya menyebabkan kebangkrutan pada keduanya?
Setidaknya aset senilai $5 miliar (Rp78 triliun) di neraca Alameda adalah Token FTX, atau FTT, dan sebagian besar asetnya tidak likuid.
Analisis Nansen juga menemukan bahwa FTX menguasai sekitar 80% pasokan FTT, meskipun dokumen perusahaan mengatakan bahwa FTX hanya akan menampung setengah dari 350 juta pasokan.
Tapi itu meninggalkan Alameda dalam apa yang digambarkan oleh para analis, di mana mereka tidak dapat menjual simpanan FTT dalam jumlah besar tanpa menurunkan harga.
Sebaliknya, data on-chain menunjukkan bahwa Alameda mengambil pinjaman terhadap FTT-nya dari Genesis pada September 2021. Genesis sejak itu mengonfirmasi bahwa ia memiliki eksposur yang signifikan terhadap FTX, tetapi belum mengomentari teori apa pun tentangnya sebagai pemberi pinjaman utama untuk Alameda.
Baca juga: Genesis Hentikan Withdraw Sementara, Sebab FTX Bangkrut
Analis Nansen berhipotesis bahwa Alameda hanya memiliki sedikit pilihan untuk membayar kembali pinjaman yang ditarik kembali setelah Terraform labs Luna runtuh dan malah meminjam dari FTX.
Data on-chain menunjukkan bahwa sekitar waktu Terra kehilangan pasaknya dan menghapus $40 miliar (Rp627 triliun), ada inflow token FTT sebesar $4 miliar (Rp62 triliun) dari Alameda ke FTX.
“Berdasarkan data, total $4 miliar ada outflow dari Alameda ke FTX pada bulan Juni dan Juli mungkin merupakan penyediaan agunan yang digunakan untuk mengamankan pinjaman (setidaknya bernilai $4 miliar) pada bulan Mei/Juni yang diungkapkan oleh beberapa orang yang dekat dengan Sam Bankman-Fried dalam wawancara Reuters,” tulis Nansen dalam laporannya.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.