Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Exchange · 6 min read
Kasus Threee Arrows Capital menjadi kasus yang menggemparkan di dunia crypto. Keterlibatannya dengan beberapa proyek dan perusahaan crypto besar telah menciptakan efek domino dan membuat sentimen negatif di crypto secara umum.
Apa yang terjadi pada Three Arrows Capital? Berikut ini kronologinya.
Kasus berawal dari strategi yang digunakan oleh Three Arrows Capital yang menggunakan teori dari sang CEO yakni Su Zhu. Teori tersebut bernama Supercycle.
Teori supercycle adalah teori yang menentukan target harga pribadi dari beberapa crypto yang dimiliki perusahaan dan Su Zhu jauh lebih tinggi dari yang seharusnya.
Sayangnya teori itu tidak tepat, lewat akun twitternya Su menyatakan bahwa teori itu salah dan saat ia mengakunya, mulai banyak rumor bermunculan bahwa perusahaan Three Arrows Capital akan bangkrut karena perusahaan menerapakan teori Supercycle.
Dengan target yang terlalu tinggi, maka kemungkinan besar Three Arrows Capital menjadi tidak siap untuk menghadapi kesalahan target dan penurunan harga dadakan. Dari sini lah mulai terlihat awal perusahaan akan hancur dan rumor perusahaan kekurangan dana semakin santer terdengar.
Pada 15 Juni 2022, Su Zhu menanggapi rumor tersebut, ia menyatakan perusahaannya sedang menanggapi kasus kekurangan dana.
Kondisi yang menimpa perusahaan yang berdomisi di Singapura ini turut diperparah dengan harga crypto yang terus turun.
Di waktu yang hampir bersamaan dengan konfirmasi Su, muncul sebuah informasi dari salah satu analis onchain di Twitter bernama OnChainWizard.
Ia memberi data dari wallet yang dinyatakan sebagai Three Arrows Capital oleh Nansen, salah satu perusahaan analisis onchain. Dari data yang didapatkan, wallet tersebut akan menghadapi likuidasi dari pinjaman di platform Aave dalam bentuk Ethereum (ETH).
Tercatat bahwa jika ETH pada 15 Juni 2022 mencapai $1,042 maka Three Arrows Capital akan mengalami likuidasi dari leverage atau pinjaman sebanyak $198 Juta dari pinjaman total $264 Juta.
Sayangnya pada 15 Juni 2022, setelah publikasi tersebut, ETH jatuh di bawah $1,000 dan pada 18 Juni menyentuh harga di bawah $900.
Kondisi ini memperkuat kemungkinan bahwa Three Arrows Capital mengalami gagal bayar dari beberapa utangnya yang memperparah kondisi kekurangan dananya.
Melihat besarnya Three Arrows Capital yang pernah mengelola dana hingga $10 Miliar, tidak heran jika banyak perusahaan crypto besar lain yang ikut terseret dalam kasus ini.
Salah satu nama yang sempat terseret adalah Tether (USDT) yang dianggap memberikan pinjaman kepada perusahaan tersebut karena adanya publikasi data pinjaman Three Arrows Capital dalam USDT. Merespon dengat cepat, Tether pun langsung membantah tuduhan itu.
Penemuan data likudiasi selanjutnya yang berjumlah $400 Juta dari pinjaman perusahaan yang tidak dipublikasi ikut menyeret nama perusahaan lain, seperti Kucoin yang langsung dengan sigap membantah tudingan tersebut.
Perusahaan yang benar-benar memberikan pinjaman pada Three Arrows Capital dan telah buka suara adalah BlockFi, Deribit, dan Voyager Digital. Ketiga pinjaman tersebut sama-sama dalam kondisi kritis dan terancam gagal dikembalikan oleh Three Arrows Capital.
Berikut ini adalah beberapa perusahaan yang terseret dalam kasus Three Arrow Capital.
Voyager merupakan bursa crypto, adanya kasus Three Arrows Capital ini telah memaksa Voyager Digital untuk menghentikan seluruh operasional, termasuk membuat pengguna tidak bisa menarik dana.
Perusahaan lain yang dananya terlihat tersangkut dan tidak bisa diambil adalah 8 Blocks Capital, perusahaan pengelola dana yang menggunakan jasa pengelolaan dana dari Three Arrows Capital sejak 2018.
CEO dari 8 Blocks Capital menyatakan bahwa masalah terlihat pada 13 Juni 2022 saat perusahaannya tidak bisa menarik dana sebesar sekitar $1 Juta dari Three Arrows Capital.
CEO dari 8 Blocks Capital juga terkejut bahwa Three Arrows Capital bisa teledor seperti ini dan tidak menerapkan prinsip manajemen risiko yang baik.
BlockFi juga kehilangan dana karena meminjamkan ke Three Arrows Capital dalam bentuk Bitcoin. Pinjaman itu digunakan untuk membeli crypto yang kurang baik, salah satunya adalah LUNA yang membuat nilai portofolio Three Arrows Capital turun dari $559,6 Juta menjadi $670,45 dalam LUNA.
Ini menjadi salah satu penyebab utama mengapa dana Three Arrows Capital habis dalam waktu yang singkat, namun tidak dipublikasi.
Genesis Trading juga menjadi pemberi leverage yang kehilangan dana karena perusahaan tersebut.
Finblox, perusahaan penyimpan crypto yang memberi imbalan kepada investor untuk mengunci dana pada platformnya, juga mengalami pembatasan penarikan dana.
Hal ini disebabkan Three Arrows Capital adalah salah satu investor terbesar Finblox. Tanpa dananya, maka ketersediaan dana Finblox menjadi berkurang dan bermasalah.
FTX dan BitMEX juga kehilangan dana karena meminjamkan leverage kepada Three Arrows Capital dalam jumlah yang tidak diketahui.
Tapi terdapat sumber yang menyatakan bahwa dampaknya sangat kecil untuk FTX dan BitMEX hanya kehilangan $6 Juta.
Kabar baiknya FTX masih berdiri kuat, bahkan menyelamatkan beberapa korban Three Arrows Capital, seperti BlockFi.
Tidak hanya masalah pinjaman, Three Arrows Capital juga mengelola beberapa dana cadangan dari beberapa perusahaan crypto besar yang nasibnya tidak lebih baik dari dana pinjaman yang terancam gagal bayar.
Kondisi Three Arrow Capital yang sudah mengkhawatirkan ini masih belum cukup, perusahaan diketahui menjual Staked Ethereum atau stETH dan membuat harga token jatuh, kasusnya mengingatkan dengan kejadian Celsius bulan Juni.
Bersama banyaknya pihak yang buka suara, efek sistemik yang diberikan Three Arrows Capital berdampak sangat besar.
Sehingga dengan kesadaran diri, Three Arrows Capital masih terus mencoba untuk mencari jalan keluar.
Salah satu langkah yang sebelumnya akan diambil adalah menjual seluruh asetnya dengan bantuan nasihat dari konsultan hukum dan konsultan keuangan. Perusahaan ini juga bahkan sempat ingin mengajukan dana bantuan dari pemerintah atau bailout.
Three Arrows Capital juga mempertimbangkan untuk membuat jasa transaksi pengelolaan dana baru, dimana investor dapat membeli aset derivatif seperti reksadana Bitcoin Grayscale atau GBTC dari perusahaannya.
Keuntungan yang akan didapatkan nantinya adalah biaya transaksi sebesar 20% yang akan dikenakan oleh Three Arrows Capital yang akan menjaga pemasukan dana perusahaan.
Sayangnya rencana ini gagal setelah salah satu sumber anonim menyatakan bahwa mereka tidak menemukan investor yang mau terlibat.
Langkah terakhir adalah mencari pinjaman lain, tapi melihat banyaknya tuntutan dari investor luar, salah satunya adalah Voyager Digital yang menuntut dana sebesar $665 Juta, risiko perusahaan Three Arrows Capital menjadi semakin besar sehingga tidak ada yang mau memberi pinjaman.
Saat artikel ini ditulis pada 05 Julli 2022, Voyager Digital masih aman karena mendapat bantuan dari FTX dan Alameda Ventures yang memberi pinjaman sebesar $485 Juta. Jadi meski menghentikan penarikan dana, Voyager Digital mulai bergerak pulih.
Dengan kekacauan yang disebabkan Three Arrows Capital otoritas hukum pun ikut turun tangan. Perusahaan diminta untuk hadir dalam sidang dengan pemerintah Kepulauan Virgin Britania.
Permintan itu datang setelah Three Arrows Capital diketahui masih menyimpan dana di anak perusahaan yang terletak di Kepulauan Virgin Britania.
Hasil sidang tersebut menghasilkan keputusan agar perusahaan melikuidasi seluruh posisi yang masih dimiliki dan membayar seluruh dana pinjaman yang sanggup dibayar dengan dana dari perusahaan pusat atau anak perusahaan yang masih ada.
Three Arrows Capital juga diminta untuk tidak beroperasi lagi dan tidak menyembunyikan uang melalui anak perusahaan lain.
Terakhir Three Arrows Capital juga diminta untuk mengaku bangkrut karena sedang bermasalah dengan Monetary Authority of Singapore (MAS) atau Lembaga Otoritas Keuangan Singapura.
Perusahaan tersebut memiliki masalah dengan MAS karena Singapura adalah adalah lokasi perusahaan dan negara yang memberi perusahaan tersebut izin untuk beroperasi dan mengelola dana.
Dikabarkan bahwa perusahaan tersebut memberi informasi yang salah kepada MAS karena memiliki jumlah dana dan investor yang lebih dari batas seharusnya yaitu di 30 investor dengan dana maksimal $179 Juta.
Untuk saat ini MAS belum memberi hukuman karena masih ada investigasi lebih lanjut terhadap semua pihak terlibat.
Dengan kasusnya yang semakin menemukan jalan buntu, Three Arrows Capital akhirnya mengajukan surat kebangkrutan di New York, Amerika melalui dokumen Chapter 15.
Bagaimana kasus Three Arrows Capital selanjutnya? Nantikan perkembangannya hanya di Coinvestasi.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.