Berita Industri · 5 min read

5 Perusahaan Kripto yang Bangkrut di 2022

Daftar perusahaan kripto bangkrut

2022 menjadi tahun yang berat bagi industri kripto, pasalnya berbagai masalah hadir di tahun ini, seperti penurunan harga Bitcoin sebesar 65% dari harga tertingginya pada November 2022, hancurnya ekosistem Terra dan bangkrutnya beberapa perusahaan kripto yang memperparah kondisi pasar kripto saat ini.

Apa saja perusahaan kripto yang kandas di 2022 ini? Berikut adalah daftarnya.

Three Arrows Capital (3AC) 

Perusahaan hedge fund, Three Arrows Capital (3AC) menjadi salah satu perusahaan kripto pertama yang bangkrut pada tahun 2022 tepatnya pada 1 Juli 2022.

Salah satu penyebabnya adalah masalah keuangan setelah jatuhnya ekosistem Luna dan Terra USD pada Mei 2022 lalu yang telah mengguncang pasar kripto di seluruh dunia.

Pada pertengahan Juni 2022, 3AC gagal memenuhi beberapa margin call dan akhirnya dilikuidasi pada beberapa posisi perdagangan bitcoin dan ethereum.

Three Arrows Capital (3AC) berutang $3,5 miliar kepada 27 perusahaan berbeda, termasuk Blockchain.com, Voyager Digital, dan pemberi pinjaman Genesis Global Trading.

Baca juga: Membedah Kasus Three Arrows Capital, Ini Kronologinya

Voyager Digital

Selanjutnya adalah perusahaan pemberi pinjaman kripto, Voyager Digital yang berbasis di New Jersey, yang pada 5 Juli 2022 mengajukan kebangkrutan di Amerika Serikat, karena 3AC gagal membayar pinjaman kripto senilai lebih dari $650 juta (Rp10 triliun).

Voyager berharap untuk memindahkan kebangkrutannya dengan cepat melalui sistem pengadilan AS, setelah mencapai kesepakatan pada bulan September untuk menjual asetnya senilai $1,4 miliar (Rp21 triliun) dalam bentuk kripto FTX.

Baca Juga: Reuters Ungkap Krisis FTX Dimulai dari Kasus Voyager dan 3AC

Celsius Network

Keruntuhan Luna yang membawa pengaruh besar bagi industri kripto juga mengakibatkan perusahaan pinjaman kripto, Celsius Network mengalami kebangkrutan pada 13 Juli 2022 dan mengajukan ke pengadilan Amerika Serikat.

Celcius memiliki utang pada penggunanya sebesar $4,7 miliar (Rp72 triliun) dan $1,2 miliar (Rp18 triliun) kekurangan pada neracanya.

Hanya dalam waktu satu tahun, aset perusahaan anjlok besar. Tercatat Oktober 2021, CEO Alex Mashinsky mengelola aset senilai $25 miliar (Rp385 triliun).

Nilai aset mulai terjun bebas dimulai saat harga kripto jatuh bersamaan di bulan Mei yakni $11,8 miliar (Rp181,8 triliun) dan memiliki aset $8 miliar (Rp123 triliun) dalam bentuk pinjaman ke klien. Namun ternyata saat mengajukan kebangkrutan, aset perusahaan hanya tersisa $167 juta (Rp2,5 triliun) dalam bentuk tunai. 

Selain itu, Celsius diduga terlibat dalam perselisihan atas investigasi penipuan terhadap akun pelanggan, privasi pelanggan, dan pengeluarannya untuk memfasilitasi penambangan Bitcoin.

Akhirnya hakim kebangkrutan Celsius memutuskan untuk menunjuk seseorang melakukan pemeriksaan untuk menyelidiki apakah Celsius beroperasi sebagai skema Ponzi dan meninjau secara luas keuangan perusahaan.

Baca Juga: Celsius Terus Berjuang, Bagaimana Nasibnya?

Bursa Kripto FTX

Kebangkrutan FTX merupakan peristiwa hancurnya perusahaan kripto paling besar dan menyita perhatian tahun ini. FTX mengajukan kebangkrutan pada 11 November 2022. FTX dikenal sebagai bursa exchange kripto terbesar setelah Binance, sebelum runtuh karena manajemen buruk dan krisis likuiditas.

FTX mengatakan berutang lebih dari $3 miliar kepada 50 Kreditur terbesarnya, menurut dokumen yang diajukan di pengadilan kebangkrutan Delaware.

Kehancuran FTX juga membuat efek domino ke berbagai perusahaan yang terkait olehnya, salah satunya adalah BlokcFi.

Baca juga: Ada Apa dengan FTX? Ini Kronologi dari Awal Hingga Akhir!

Perusahaan Simpan Pinjam Kripto, BlockFi

BlockFi mengajukan kebangkrutan chapter 11 menurut Undang-undang Kepailitan Amerika Serikat. Perusahaan ini bangkrut karena ikut terseret ke dalam kehancuran FTX.

Semenjak FTX bangkrut, BlockFi kesulitan menjalankan operasionalnya, perusahaan ini bahkan sempat menghentikan penarikan aset pengguna. Pada akhirnya, BlockFi mengajukan kebangkrutan pada 28 November 2022.

BlockFi sendiri memiliki keterkaitan erat dengan FTX, karena bursa itu memberikan kredit senilai $400 juta (Rp6,1 triliun) supaya BlockFi tetap bertahan ketika Voyager Digital Ltd dan Celsius Network bangkrut lebih dulu di awal tahun 2022.

BlockFi mengklaim memiliki lebih dari 100.000 kreditur dengan kewajiban mulai dari $1 miliar hingga $10 miliar dalam pengajuan kebangkrutan yang diajukan di New Jersey, tempat perusahaan tersebut beroperasi.

Baca juga: Crypto Lender BlockFi Bangkrut!

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Nabiila Putri Caesari

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.