Bitcoin Siap Tembus US$100.00 di Mei 2025, Ini Alasannya

Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia berdasarkan kapitalisasi pasar, kian menunjukkan performa yang terus menguat menjelang Mei 2025, memberikan proyeksi positif terkait pergerakan harga ke depannya.

Data dari CoinMarketCap pada Senin (28/4/2025) mencerminkan pergerakan harga Bitcoin yang terus naik ke level tertinggi bulanan di atas US$95.700, menunjukkan pemulihan setelah jatuh di kisaran US$74.000 pada pertengahan April.

Mengutip laporan Cointelegraph pada Senin (28/4/2025), performa Bitcoin saat ini telah memunculkan peluang untuk kembali ke level psikologis di atas US$100.000 pada Mei mendatang menyusul sifat Bitcoin yang terus menunjukkan ketahanan terhadap faktor makroekonom global. Sentimen ini bahkan berpotensi mencetak rekor tertinggi baru di bulan depan.

Baca juga: Transaksi Bitcoin Mencurigakan Senilai Rp5,5 Triliun Picu Lonjakan Monero 50%

Korelasi Bitcoin dengan Saham Kian Melemah

Kenaikan harga Bitcoin baru-baru ini tidak lagi sepenuhnya mengikuti pergerakan pasar saham, menandakan pergeseran penting dalam status aset ini. Korelasi 30 hari antara Bitcoin dan indeks S&P 500 kini turun ke 29%, jauh di bawah puncak 60% yang tercatat antara Maret hingga pertengahan April.

Meskipun faktor makroekonomi tetap memengaruhi sentimen investor secara umum, rendahnya tingkat korelasi ini menunjukkan bahwa Bitcoin semakin diakui sebagai aset independen, bukan sekadar mengikuti pergerakan saham teknologi.

Faktor lain yang memperkuat kemandirian Bitcoin sebagai aset adalah perbandingannya dengan emas. Ketika emas gagal mempertahankan kenaikannya setelah mencapai rekor harga US$3.500 per ons pada 22 April, Bitcoin justru stabil di atas US$90.000, memperkuat narasi bahwa Bitcoin berpotensi menjadi “emas digital” yang lebih tangguh dalam jangka panjang.

Baca juga: Bitcoin Pulih ke US$87.000, Cerminkan Pergerakan Emas

Likuidasi Besar-Besaran Dorong Kenaikan Bitcoin

Bitcoin menunjukkan ketangguhan luar biasa dengan mencatat kenaikan 11% antara 20 hingga 26 April 2025, dan berhasil bertahan di level tinggi dua bulanannya sekitar US$95.000. Salah satu faktor utama di balik lonjakan ini adalah terjadinya gelombang besar likuidasi posisi short di pasar derivatif.

Data dari Coinglass menunjukkan sejak 21 April, lebih dari US$450 juta posisi short Bitcoin dilikuidasi, mendorong harga naik tajam. Fenomena ini terjadi di tengah volatilitas funding rate di kontrak perpetual futures, di mana funding rate negatif yang ekstrem pada 26 April menunjukkan tekanan jual yang tak biasa untuk situasi bull market. Para pelaku pasar yang bertaruh pada penurunan harga justru terjebak saat Bitcoin menguat mendekati US$95.000.

Di saat yang bersamaan, arus masuk ke produk Exchange-Traded Fund (ETF) Bitcoin spot juga mencapai rekor tertinggi, dengan total US$3,1 miliar dalam waktu lima hari, memperkuat sentimen positif di pasar kripto.

Baca juga: ETF Bitcoin AS Tembus Inflow Tertinggi Sejak Januari 2025

Institusi Semakin Optimis dengan Bitcoin

Meskipun permintaan leverage bearish di pasar perpetual futures meningkat, data dari kontrak futures bulanan Bitcoin menunjukkan bahwa investor institusi tetap optimistis.

Premi dua bulan untuk kontrak futures Bitcoin naik ke level tertinggi dalam tujuh minggu pada 26 April 2025, mencapai 6,5%. Angka ini masih berada dalam kisaran netral dalam rentang 5%–10%, namun mengindikasikan bahwa kepercayaan terhadap posisi long sedang menguat.

Perbedaan ini menunjukkan adanya ketidakseimbangan antara perilaku trader ritel dan institusi. Sementara trader ritel cenderung lebih berhati-hati, institusi justru terus melakukan akumulasi. Jika tren ini berlanjut, dorongan dari institusi berpotensi menjadi katalis utama yang mendorong Bitcoin menembus level psikologis US$100.000 dalam waktu dekat.

Baca juga: Bitcoin Geser Google dan Perak, Jadi Aset Terbesar Kelima di Dunia