Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Trading · 6 min read
Scalping dalam trading kripto adalah strategi membuka posisi dalam perdagangan di waktu yang singkat. Strategi ini digunakan untuk memanfaatkan fluktuasi harga kripto yang cepat. Trader yang melakukan gaya trading scalping disebut scalper, waktu scalping umumnya berlangsung dalam hitungan detik atau menit.
Scalping bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari volatilitas crypto yang berlangsung, karena itu scalping jika berhasil umumnya akan mendatangkan profit dalam waktu cepat karena proses trading berlangsung dalam hitungan detik hingga menit.
Baca juga: Cara Analisis Teknikal Aset Kripto
Ada dua jenis scalping yakni sistematis dan direksioner. Berikut penjelasannya.
Sama dengan namanya, scalping jenis ini dilakukan sesuai dengan aturan yang telah ditentukan. Trader yang melakukan scalping sistematis telah melakukan riset, analisis, dan waktu yang tepat untuk masuk dan keluar dari pasar.
Direksioner ini merupakan kebalikan dari sistematis, dengan scalping jenis ini, trader umumnya melakukan perdagangan dengan spontan tergantung dengan kondisi pergerakan harga aset.
Beberapa bursa memiliki perbedaan dalam harga jual dan harga beli dari aset crypto yang disediakannya.
Tidak jarang trader memanfaatkan perbedaan harga ini jika perbedaannya dirasa cukup signifikan untuk mendapat keuntungan.
Perbedaan harga ini disebut sebagai spread, yang bisa menjadi tempat untuk bursa mengambil keuntungan.
Contohnya adalah harga Ripple (XRP) jika salah satu bursa memasang harga beli untuk penggunanya di Rp17.050 dan harga jual di Rp17.100. Terdapat potensi keuntungan Rp50 akibat perbedaan harga walau harga XRP tidak bergerak. Umumnya kondisi ini dimanfaatkan saat lebih banyak pembeli dibandingkan penjual.
Terdapat tiga tren atau arah pergerakan harga yaitu saat harga naik atau apresiasi, saat harga turun atau depresiasi, dan saat menyamping atau konsolidasi.
Bagi trader yang sudah kenal dengan metode price action, terdapat satu metode untuk melihat pergerakan harga yaitu dengan batas bawah atau support dan batas atas atau resistance.
Pada saat harga konsolidasi, cara analisis ini dapat digunakan oleh scalper untuk scalping yaitu dengan membeli saat berada di support dan menjual saat di resistance.
Umumnya scalper memanfaatkan volatilitas di kedua batas tersebut untuk mengambil keuntungan kecil sebelum suatu aset kembali bergerak dalam satu tren jelas.
Terakhir adalah menggunakan bot atau algoritma untuk memberikan kemudahan membuat keputusan dalam proses menjual atau membeli. Strategi ini sering dianggap paling mudah karena trader cukup mengikuti tanda yang diberikan.
Bahkan terdapat beberapa bot atau indikator algoritma yang membuat seluruh proses terjadi secara otomatis tanpa perlu campur tangan trader, tapi perlu diingat tipe bot sangat berisiko karena banyak pihak yang mengatasnamakan bot untuk penipuan.
Jadi jika ingin menggunakan bot, ada baiknya memilih bot yang yang memberikan trader kendali dalam transaksi perdagangan aset.
Semua strategi perdagangan memiliki pro dan kontra, dan scalping tidak terkecuali.
Scalping memiliki keuntungan untuk para trader yang bisa membaca tren pasar dan mengetahui kapan waktu yang tepat untuk membuka serta menutup posisi, dengan scalping trader bisa mendapatkan keuntungan dalam waktu singkat dengan modal yang tidak terlalu besar.
Kerugian dari scalping bagi trader yang salah langkah adalah kerugian yang akan berlangsung dengan sangat cepat dan hasil keuntungannya pun tidak terlalu besar.
Perlu diingat, metode scalping ini sangat berisiko bagi trader pemula yang belum mengetahui cara melakukan analisis teknikal dengan tepat, karena itu scalping umumnya lebih sering digunakan oleh trader yang sudah ahli.
Berikut adalah beberapa indikator trading populer yang sering digunakan dalam strategi scalping:
Moving Averages membantu mengidentifikasi arah tren dan potensi pembalikan tren. Scalper sering menggunakan MA periode pendek (seperti 5, 10, atau 15 periode) untuk mengidentifikasi peluang masuk dan keluar yang cepat.
Baca juga: Apa itu Moving Average? Panduan Lengkap untuk Pemula
Scalper menggunakan Bollinger Bands untuk mengidentifikasi tingkat overbought dan oversold, serta volatilitas pasar.
RSI adalah osilator momentum yang mengukur kecepatan dan perubahan pergerakan harga. Dalam scalping, RSI sering digunakan untuk mengidentifikasi kondisi overbought atau oversold, biasanya dengan setting periode yang lebih pendek (seperti 7 atau 14).
Stochastic Oscillator membandingkan harga penutupan terkini dengan kisaran harga selama periode tertentu. Scalper menggunakan stochastic untuk mengidentifikasi momentum dan potensi pembalikan tren.
MACD mengukur hubungan antara dua moving averages. Scalper memanfaatkan MACD untuk mengidentifikasi perubahan momentum, divergensi, dan crossover sebagai sinyal masuk atau keluar.
Baca juga: Mengenal Exponential Moving Average (EMA) untuk Trading Kripto
Baca juga: 7 Teknik Trading Bitcoin untuk Mendapatkan Keuntungan
Dalam dunia trading kripto yang dinamis dan cepat, scalping menawarkan jalan bagi trader untuk memanfaatkan pergerakan harga jangka pendek.
Namun, seperti halnya strategi trading lainnya, scalping membutuhkan pemahaman mendalam tentang pasar, disiplin yang kuat, dan manajemen risiko yang efektif. Bagi mereka yang siap menghadapi tantangan dan dinamika pasar kripto, scalping bisa menjadi strategi yang menguntungkan.
Penting untuk selalu ingat bahwa setiap strategi trading memiliki risiko tersendiri, dan keputusan untuk melakukan scalping harus didasarkan pada penelitian yang cermat dan pemahaman yang solid tentang pasar kripto.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.