Linkedin Share
twitter Share

Artificial Intelligence · 5 min read

Apa Itu Fetch.AI (FET)? Panduan Untuk Pemula

FETCH AI

Fetch.AI adalah platform terdesentralisasi yang memungkinkan penggunaan kecerdasan buatan (AI) secara aman, scalable, dan hemat biaya untuk melakukan tugas atas nama individu atau organisasi. Artikel ini membahas secara detail tentang Fetch.AI.

Apa itu Fetch.AI?

Fetch.AI adalah proyek kripto dengan AI yang berfokus pada agen kecerdasan buatan (AI agents), yang merupakan potongan kode komputer yang dirancang untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu seperti membuat jadwal atau berinteraksi dengan perangkat rumah pintar (smart home).

fetch.ai
Gambar: Jendela utama website Fetch.AI. Sumber: Fetch.AI.

AI agents dapat berinteraksi dan belajar satu sama lain melalui cross communication, secara teoritis memperkuat model-model AI dan machine learning (ML) yang menggerakkan mereka.

Kasus penggunaan platform ini hampir tanpa batas, karena platform Fetch.AI menyediakan API dan alat-alat yang memudahkan developer untuk mengintegrasikan AI agents ke dalam sistem dan aplikasi yang ada, atau untuk menerapkan ide-ide baru secara menyeluruh.

Di balik setiap transaksi blockchain dan operasi di jaringan Fetch.AI, token FET berfungsi sebagai medium pertukaran dan memungkinkan pengguna membayar layanan berbasis AI di ekosistem Fetch.AI.

Baca juga: Mengenal Artificial Intelligence (AI) dan Contohnya

Cara Kerja Fetch.AI

Layanan utama Fetch.AI melibatkan uAgents (micro-Agents) yakni program komputer sederhana yang dapat mewakili seseorang individu atau sesuatu perusahaan dan bertindak otonom untuk menyelesaikan tugas-tugas.

uAgents menjaga kepentingan pemiliknya, memilih cara yang berbeda untuk mencapai tujuan mereka berdasarkan apa yang paling memungkinkan untuk berhasil, dan merespons secara dinamis terhadap lingkungan dan agents lainnya.

uAgents yang dibangun dengan Fetch.AI dimaksudkan untuk relatif mudah dibangun, tanpa perlu pengetahuan yang luas tentang pemrograman komputer selain bahasa pemrograman Python. uAgents terdaftar pada kontrak Almanac, yang merupakan kontrak pintar yang berada di blockchain Fetch.ai. Mereka kemudian dapat dicari dan diakses oleh pengguna lainnya.

Setelah uAgents terdaftar, ia dapat diakses oleh Mesin AI yang menggerakkan operasi Fetch.AI. Mesin menggunakan model bahasa besar (LLMs) untuk memungkinkan pemrosesan sejumlah besar teks untuk komunikasi yang jelas di antara pengguna dan uAgents di jaringan. Ini juga teknologi yang menggerakkan ChatGPT.

Baca juga: Apa itu Token AI? Panduan untuk Pemula

Fitur Utama Fetch.AI

Salah satu komponen utama platform adalah learner, yang mewakili basis data pribadi yang berbeda dan sistem machine learning untuk setiap peserta dalam eksperimen. Berikut adalah beberapa fitur utama dari Fetch.AI.

Multiple Agents Systems (MAS)

Sistem multi-agents adalah sebuah kelompok program komputer yang bekerja sama untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dengan mendirikan lingkungan yang kooperatif dan fleksibel, metode ini memungkinkan AI agents secara independen untuk menerima informasi dari keadaan yang berubah dan menyesuaikan diri secara sesuai. Desentralisasi, skalabilitas, dan heterogenitas adalah keuntungan utama MAS.

Oracles Terdistribusi

Fetch.AI menghubungkan smart contract dengan data dunia nyata, dengan mengintegrasikan oracle terdesentralisasi. Dengan bantuan fitur ini, AI agents dapat membuat keputusan yang bisa diandalkan karena menggunakan data akurat dan terkini untuk membantu keputusan mereka.

Integrasi Machine Learning

Untuk meningkatkan keterampilan AI agents, proyek ini menggunakan teknik machine learning. AI agents mampu meningkatkan proses pengambilan keputusan mereka dari waktu ke waktu, menyesuaikan dengan preferensi pengguna, dan belajar dari interaksi sebelumnya.

Tim dan Investor

Fetch.ai diperkenalkan pada tahun 2017 oleh tim berbasis di Inggris yang didirikan oleh Humayun Sheikh, Toby Simpson, dan Thomas Hain. Sheikh adalah CEO Fetch.ai, dan ia adalah investor awal di perusahaan AI yang dimiliki oleh Google, DeepMind.

Dengan sejarah di beberapa perusahaan teknologi (termasuk sebagai kepala desain perangkat lunak di DeepMind), Simpson telah menjabat sebagai CTO dan COO Fetch.ai. Hain adalah Chief Science Officer (CSO) di Fetch.ai.

Pada awal 2019, hampir 3000 investor membeli token FET melalui penawaran excahnge awal (IEO) yang diadakan oleh Binance. Melalui penjualan token ini, Fetch.ai mengumpulkan US$6 juta dalam pendanaan.

Sejak itu, Fetch.ai telah mengumpulkan lebih banyak dukungan keuangan melalui penjualan token serupa (misalnya, diadakan melalui Bitfinex pada tahun 2020), investasi institusional (terutama dari GDA Group pada tahun 2021), inkubator teknologi (termasuk US$40 juta dari DWF Labs), dan kemitraan korporat (termasuk salah satunya dengan platform perdagangan BitGet).

Baca juga: Vitalik Buterin Bahas Hubungan Antara Kripto dengan AI

Fungsi dan Tokenomics FET

Token FET awalnya dirilis sebagai token ERC-20 di blockchain Ethereum. Fetch.ai sekarang memiliki blockchain sendiri yang menggunakan FET sebagai koin native-nya, tetapi beberapa token FET tetap berada di mainnet Ethereum.

Penggunaan utama FET ada di blockchain proof of stake (PoS) Fetch.ai yang berbasis Cosmos SDK. Seperti halnya dengan chain PoS lainnya, FET dapat di-stake ke validator jaringan untuk mengamankan jaringan dan memberikan kesempatan untuk mendapatkan imbalan.

Staking juga dapat memberi pengguna kemampuan untuk memberikan suara pada proposal tata kelola proyek. Terakhir, FET digunakan untuk membayar biaya di jaringan.

Gambar: Alokasi distribusi FET. Sumber: Token Unlocks.

FET memiliki pasokan maksimum sebanyak 1,153 miliar FET dengan distribusi sebagai berikut:

  • 230,6 juta token (20%) dialokasikan untuk foundation.
  • 230,6 juta token (20%) diperuntukkan kepada para pendiri proyek.
  • 200,62 juta token (17,4%) untuk unlock di masa mendatang.
  • 172,95 juta token (15%) dialokasikan untuk mining.
  • 133,75 juta token (11,6%) dialokasikan untuk private sale.
  • 115,3 juta token (10%) diperuntukkan kepada para penasihat proyek.
  • 65,57 juta token (5,7%) dialokasikan untuk public sale.
  • 3,61 juta token (0,3%) dinyatakan “belum terjual” (unsold).

Kesimpulan

Dengan kombinasi kecerdasan buatan dan blockchain, platform ini menjanjikan inovasi besar dalam berbagai sektor. Penggunaan AI agents yang otonom dan fleksibel dapat mengubah cara untuk melakukan tugas sehari-hari, sementara pengembangan teknologi seperti smart contract dan integrasi machine learning memberikan fondasi untuk perkembangan lebih lanjut dalam ekosistem digital yang terdesentralisasi.

Dengan dukungan finansial yang kuat dan kolaborasi proyek yang beragam, Fetch.ai memiliki potensi untuk menjadi pemimpin dalam revolusi teknologi AI masa depan.

Baca juga: Fetch.ai akan Bagikan Kredit GPU Bagi Para Pemegang Token FET

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Ary Palguna

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.