Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Web3 · 8 min read
Artificial intelligence menjadi topik hangat yang menarik perhatian dalam beberapa tahun terakhir. AI disebut memiliki potensi untuk membantu kehidupan manusia.
Namun, apa sebenarnya AI dan apa saja contoh penggunaan kecerdasan buatan ini dalam kehidupan sehari-hari? Simak artikel berikut ini untuk menyelami AI lebih dalam.
Artificial intelligence (AI) adalah simulasi kecerdasan manusia yang dilakukan oleh sistem komputer atau robot yang telah diprogram. Fungsi utama yang menjadi fokus AI adalah pemrosesan bahasa, pengenalan suara, pemahaman dialog, dan pengenalan mesin.
AI bekerja dengan menggabungkan sekumpulan besar data dengan algoritma pemrosesan berulang yang cerdas untuk belajar dari pola dan fitur dalam data yang dianalisis.
Setiap kali sistem AI menjalankan putaran pemrosesan data, ia menguji dan mengukur kinerjanya sendiri dan mengembangkan keahlian tambahan.
Baca juga: Memahami Web3, Evolusi Internet, dan Efek untuk Crypto
Alan Turing secara luas dianggap sebagai pelopor dari kecerdasan buatan. Turing adalah seorang ahli matematika dan ilmuwan komputer Inggris yang memberikan kontribusi besar pada bidang komputasi dan kecerdasan buatan.
Selama Perang Dunia II, Turing bekerja sebagai pemecah kode di Bletchley Park, tempat ia mengembangkan mesin Bombe yang digunakan untuk memecahkan kode Enigma Jerman.
Setelah perang, ia melanjutkan pekerjaannya di bidang komputasi dan kecerdasan buatan, mengajukan gagasan tentang mesin universal yang dapat melakukan komputasi yang dapat dilakukan oleh manusia.
Turing juga terkenal karena mengusulkan Turing Test, ukuran kemampuan mesin untuk menunjukkan perilaku cerdas yang setara dengan, atau tidak dapat dibedakan, dari manusia. Tes Turing tetap menjadi tolok ukur untuk mengevaluasi kecerdasan sistem buatan.
Meskipun Turing dikenal sebagai pionir AI, namun AI memiliki kaitan erat dengan penggunaan algoritma yang dikembangkan oleh al-Khwārizmī, ahli matematika dan astronomi. Algoritma telah menjadi standar untuk menjalankan tugas komputasi.
Algoritma terus dikembangkan oleh ilmuwan besar lainnya seperti Euclid, Archimedes, Eratosthenes, hingga Adelard de Bath yang menerjemahkan buku al-Khwārizmī dari bahasa Arab.
Penggunaan algoritma secara substansial mulai digunakan pada pertengahan abad 20, tepatnya pada 1935 oleh Alan Turing. Pada tahun 1935 Turing mendeskripsikan mesin komputasi abstrak yang dapat menyimpan dan membaca memori yang tersimpan yang kini dikenal sebagai universal Turing machines.
Sejak 1935 AI pun terus berkembang, berikut ini rangkaian waktu perjalanan artificial intelligence.
Ada empat tipe utama dari AI seperti yang didefinisikan oleh Arend Hintze, peneliti dan profesor biologi integratif di Michigan State University.
Sistem AI ini tidak memiliki memori dan hanya dapat bereaksi terhadap situasi saat ini berdasarkan aturan yang telah ditentukan sebelumnya. Mereka tidak dapat menggunakan pengalaman masa lalu untuk menginformasikan keputusan masa depan.
Tipe AI ini dapat menggunakan pengalaman masa lalu untuk menginformasikan keputusan di masa mendatang.
Sistem ini dapat dapat memahami emosi, keyakinan, dan niat sistem lain di lingkungannya.
Sistem AI ini memiliki rasa diri dan kesadaran, yang memungkinkan mereka untuk memahami keberadaan mereka sendiri.
Saat ini dua tipe AI pertama adalah yang paling banyak digunakan, sedangkan theory of mind dan self awareness digadang akan menjadi penerapan untuk AI di masa depan.
Jika dikembangkan, theory of mind AI berpotensi untuk memahami dunia dan bagaimana entitas lain memiliki pikiran dan emosi. Pada gilirannya, ini mempengaruhi cara mereka berperilaku dalam hubungannya dengan orang-orang di sekitar mereka.
AI telah kita gunakan untuk kehidupan sehari-hari, beberapa kegunaannya adalah sebagai berikut.
Siri, Alexa, dan Google asisten menggunakan AI untuk memahami dan merespon perintah suara untuk digunakan dalam menjalankan perintah tertentu. Misalnya, untuk menelpon, menyetel pengingat, hingga mengontrol alat elektronik di rumah.
Aplikasi navigasi seperti Google Maps dan Waze menggunakan AI untuk menghitung rute tercepat ke tujuan dengan mempertimbangkan kondisi lalu lintas secara real time. Mereka juga dapat menyarankan jalur alternatif jika terjadi kemacetan atau kecelakaan lalu lintas.
Baca juga: Google Mulai Bangun Pondasi Masuk ke Web3
AI digunakan dalam perawatan kesehatan untuk meningkatkan hasil pasien dan mengurangi biaya. Misalnya, alat bertenaga AI dapat membantu dokter mendiagnosis penyakit dengan lebih akurat, menganalisis citra medis, dan menyesuaikan rencana perawatan.
Contohnya adalah penggunaan chatbot yang bertugas untuk menyambut dan menjawab pertanyaan dari para pelanggan via website atau telepon. Chatbot menggunakan AI yang dapat menyelesaikan masalah sederhana.
AI digunakan juga di industri hiburan, misalnya layanan streaming seperti Netflix dan Amazon Prime menggunakan AI untuk merekomendasikan film dan acara TV berdasarkan riwayat tontonan dan preferensi pengguna.
Baca juga: FIFA Luncurkan Gim Sepak Bola Berbasis AI dan NFT
Artificial Intelligence adalah kecerdasan buatan manusia yang menggunakan sistem komputer dan robot yang telah diprogram menggunakan sejumlah kode dan data untuk melakukan berbagai tugas.
Alan Turing merupakan pionir AI paling dikenal, teknologi ini terus dikembangkan oleh ilmuwan besar lainnya dan hasilnya kecerdasan buatan ini dapat kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari, seperti untuk navigasi, asisten pribadi, kesehatan, dan layanan pelanggan.
Baca juga: Apa itu Token AI? Panduan untuk Pemula
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.