Linkedin Share
twitter Share

Trading · 7 min read

Hedging Crypto: Cara Aman Lindungi Kekayaan

Hedging Cara Aman Lindungi Kekayaan Crypto

Saat seorang individu mulai terjun ke dunia investasi, perlu diketahui bahwa aset yang dibeli akan memiliki fluktuasi harga.

Artinya nilai dari aset yang dibeli tidak hanya akan bergerak naik tapi juga dapat bergerak turun dan memberikan potensi kerugian.

Kabar baiknya, dalam dunia investasi dan pasar keuangan secara menyeluruh, terdapat salah satu strategi untuk memitigasi risiko kerugian tersebut.

Strategi tersebut bernama hedging yang sering dilakukan oleh investor institusional namun mulai dilakukan juga oleh investor ritel.

Apa Itu Hedging Crypto?

Hedging berasal dari kata kerja “hedge” dalam bahasa inggris yang memiliki arti secara harfiah sebagai lindung nilai.

Dalam dunia keuangan termasuk kripto, istilah tersebut berarti melindungi nilai kekayaan melalui mitigasi volatilitas harga suatu aset.

Strategi ini umumnya dilakukan oleh investor ritel yang sudah memiliki pengalaman cukup banyak di pasar keuangan.

Mayoritas pengguna strategi ini adalah investor institusional dengan dana kelolaan cukup besar saat terjun ke dunia keuangan.

Secara mudahnya, hedging sendiri memiliki makna diversifikasi atau pengalokasian uang kepada beberapa aset yang berbeda.

Baca juga: Cara Diversifikasi Aset Crypto untuk Manajemen Risiko

Umumnya alokasi aset dibagi kepada aset yang berisiko atau memiliki fluktuasi harga yang tinggi dan kepada aset pengaman atau yang memiliki fluktuasi harga rendah.

Terdapat juga cara alokasi lain dimana investor atau trader mengalokasikan uangnya kepada aset yang diprediksi turun dan diprediksi naik.

Tujuannya adalah untuk menjaga kekayaannya agar tidak berkurang dan aman tanpa harus membayar biaya penyimpanan seperti misalnya di bank.

Contoh analogi yang paling sering digunakan saat menjelaskan hedging adalah sama seperti membeli asuransi terhadap rumah.

Setelah membeli rumah, terutama di daerah yang rentan terhadap bencana, seorang pemilik rumah pasti akan membeli asuransi.

Tujuannya adalah agar saat terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, kerugiannya dapat diganti oleh asuransi tersebut.

Sama seperti hal tersebut, seorang investor yang membeli aset akan membeli aset lain agar jika aset pertamanya rugi, kerugian dapat ditutupi oleh keuntungan aset lain tersebut.

Cara Hedging di Pasar Crypto

Disverifikasi Aset

Seperti yang sebelumnya disebutkan, hedging sendiri adalah melakukan diversifikasi atau mengalokasikan uang investor kepada beberapa aset.

Tujuannya adalah agar jika satu aset bergerak dalam kerugian, kerugian tersebut dapat ditutupi oleh keuntungan dari aset lain.

Cara diversifikasi paling umum adalah membeli beberapa aset, contohnya membeli beberapa aset crypto atau membeli aset crypto dan reksadana secara bersamaan.

Tapi cara tersebut umumnya dilakukan oleh investor ritel. Investor atau trader institusi umumnya memiliki strategi lain untuk menjaga kekayaannya.

Manfaatkan Spot dan Derivatif

Salah satu strategi yang paling umum adalah dengan memanfaatkan pasar spot bersama dengan pasar derivatif seperti futures dan options. 

Hedging: Cara Aman Lindungi Kekayaan Crypto
Contoh Aset Spot dan Futures

Sebelum mendalami bagaimana cara hedging dengan aset derivatif, ada baiknya investor memahami cara kerja kontrak derivatif.

Dalam pasar derivatif, transaksi yang dilakukan adalah transaksi  kontrak kepemilikan terhadap suatu aset. Jadi transaksi yang terjadi bukan transaksi aset aslinya layaknya di pasar spot. 

Baca juga: Mengenal Jenis Transaksi di Pasar Crypto

Investor juga harus mengetahui bahwa perdagangan kontrak derivatif memiliki pilihan untuk melakukan penjualan tanpa memiliki aset terlebih dahulu.

Transaksi tersebut memiliki nama short jika menggunakan pasar futures atau put jika menggunakan pasar options.

Dengan pilihan ini, maka investor dapat meraih keuntungan saat harga bergerak turun. 

Baca juga: Mengenal Istilah Long Dan Shorts Dalam Trading Cryptocurrency

Selanjutnya artikel ini akan membahas bagaimana contoh hedging dengan menggunakan contoh aset Bitcoin, kontrak futures Bitcoin perpetual, dan kuartal. 

Contoh Hedging

Berikut adalah dua contoh saat seorang investor ingin melakukan hedging dengan hasil yang berbeda.

Hedging Tanpa Mencari Keuntungan

Pertama adalah cara hedging jika ingin benar-benar menjaga kekayaan tanpa mencari keuntungan. 

Misal, seorang investor memiliki uang sebesar Rp500 Juta dan ingin menjaga kekayaan dengan membeli Bitcoin di pasar spot.

Ia memulai pembelian pada Januari 2021 karena ingin merasakan bagaimana menjadi seorang investor Bitcoin.

Karena ingin aman, Investor tersebut akhirnya membeli Bitcoin hanya senilai Rp250 Juta pada Januari 2021.

Dengan sisa uangnya, ia melakukan hedging dengan pesanan short di kontrak futures perpetual Bitcoin sebesar Rp250 Juta.

Baca juga: Mengenal Jenis Kontrak Futures Berdasarkan Waktu Kedaluwarsanya

Ia melakukan ini dengan tujuan jika Bitcoinnya turun, kontrak futures perpetualnya akan menutup kerugian tersebut.

Sebab, kontrak futures perpetual bergerak dengan harga yang relatif sama seperti asetnya di pasar spot. 

Jadi, misal dari Januari 2021 hingga Desember 2021 Bitcoin turun sekitar 40%, ia akan rugi sebesar 40% dari Rp250 Juta. 

Tapi karena investor itu juga membuka posisi short sebesar Rp250 Juta ia pun mendapatkan  keuntungan 40% dari kontrak futures perpetualnya. 

Akhirnya di akhir Desember, ia masih memiliki Rp500 Juta karena pergerakan dua aset yang berlawanan. 

Hedging untuk Mencari Keuntungan

Contoh lain dapat dilakukan Jika investor ingin mengamankan kekayaan tapi tetap ingin sedikit keuntungan.

Cara ini lebih berisiko karena sesuatu yang memberikan potensi keuntungan pasti juga akan memberi potensi kerugian.

Jika melakukan cara ini, caranya sama seperti sebelumnya. Tapi, aset yang digunakan adalah kontrak futures tradisional seperti kontrak kuartalan Bitcoin yang akan kedaluwarsa setiap tiga bulan. 

https://www.youtube.com/watch?v=G3hvoHh5ejc

Sama seperti sebelumnya, investor akan membeli Bitcoin di Januari 2021 senilai Rp250 Juta.

Untuk hedging dan mencari potensi keuntungan, ia juga membuka posisi short.

Posisi short yang akan dilakukan adalah terhadap kontrak futures kuartal dengan kedaluwarsa di Desember 2021 sebesar Rp250 Juta. 

Keuntungan nantinya akan didapat karena ada perbedaan antara kontrak futures tradisional kuartalan Bitcoin ini dengan harga aset Bitcoin. 

Umumnya jika kontrak ini turun, nilainya akan turun lebih besar dibandingkan aset aslinya. Sebaliknya, saat harga aset spot naik kontrak ini akan naik lebih tinggi.

Misal Bitcoin turun sekitar 20% tapi kontrak futures tersebut turun sekitar 25%.

Jadi karena sudah membuka posisi short, investor akan untung 5% dimana 20% kerugian akan tertutup 25% keuntungan.

Akhirnya investor yang membeli Bitcoin dan membuka posisi short tersebut tersisa dengan 5% keuntungan bersih dari Rp500 Juta. 

Strategi ini dapat dilakukan jika sudah yakin pada suatu kuartal tertentu harga aset yang dibeli akan turun.

Keyakinan tersebut dapat didapatkan melalui analisis secara mendalam. Sehingga ilmu analisis perlu didapatkan terlebih dahulu.

Mekanisme strategi ini sering digunakan oleh institusi yang ingin menjaga kekayaan.

Kekayaan yang dimaksud bisa berasal dari dana perusahaan dan juga dana investor yang menjadi konsumen jasa institusi tersebut.

Kesimpulannya adalah strategi ini perlu pemahaman yang cukup dalam mengenai pasar keuangan dan investasi secara menyeluruh.

Jadi sebelum menerapkan, ada baiknya investor mendalami cara analisis dan cara melakukan hedging, terutama di pasar crypto.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

Topik

author
Naufal Muhammad

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.