Linkedin Share
twitter Share

Artificial Intelligence · 7 min read

Mengenal Artificial Superintelligence Alliance (ASI)

Artificial Superintelligence Alliance (ASI)

Artificial Superintelligence Alliance (ASI) menjadi salah satu proyek kripto di sektor AI terbesar karena menggabungkan tiga proyek yakni, Fetch.ai, SingularityNET, dan Ocean Protocol.

Apa alasan ketiga proyek ini bergabung dan apa saja fitur yang ditawarkan? Simak penjelasannya di artikel berikut.

Artificial Superintelligence Alliance (ASI)

Artificial Superintelligence Alliance (ASI) adalah sebuah inisiatif besar dalam dunia AI dan kripto yang dibentuk melalui merger tiga proyek yakni: Fetch.ai, SingularityNET, dan Ocean Protocol.

Aliansi ini bertujuan untuk menciptakan platform terbuka dan terdesentralisasi yang fokus pada pengembangan Artificial General Intelligence (AGI) dan pada akhirnya Artificial Superintelligence (ASI).

Merger ini menghasilkan token baru yang disebut ASI. Nilai gabungan dari proyek-proyek ini diperkirakan mencapai sekitar US$7,5 miliar. Angka tersebut menjadikan ASI salah satu pemain terbesar dalam ruang AI yang terdesentralisasi.

Visi di balik aliansi ini adalah untuk menciptakan ekosistem AI yang lebih demokratis dan terbuka bagi pengembang serta pengguna. ASI Alliance akan fokus pada penerapan agen AI dalam lingkungan komersial, pengembangan model pembelajaran bahasa simbolik neural, dan peningkatan kemampuan berbagi data AI​.

Baca juga: Apa Itu Fetch.AI (FET)? Panduan Untuk Pemula

Fase Migrasi Token

Proses migrasi token dalam proyek ASI dilakukan dalam dua fase utama. Pada tahap awal, token Fetch.ai (FET) akan mulai dikonversi menjadi token ASI dengan rasio 1:1.

Sementara itu, token SingularityNET (AGIX) akan dikonversi dengan rasio 1 AGIX menjadi 0,433350 ASI, dan Ocean Protocol (OCEAN) akan dikonversi dengan rasio 1 OCEAN menjadi 0,433226 ASI. 

Proses tersebut memastikan bahwa nilai dari setiap token yang digabungkan tetap terjaga dan dihitung secara proporsional berdasarkan kapitalisasi pasar masing-masing proyek​.

Baca juga: Mengenal Artificial Intelligence (AI) dan Contohnya

Fase Pertama

Pada fase pertama dimulai pada 1 Juli 2024, token Fetch.ai (FET) mulai dikonversi menjadi token ASI. Sementara itu, token SingularityNET (AGIX) dan Ocean Protocol (OCEAN) masih dapat diperdagangkan sebelum mereka dihapus dari di exchange kripto dan dikonversi ke ASI pada fase kedua​.

fet asi
Gambar: Nama Fetch.AI telah di-rebrand menjadi ASI. Sumber: CoinGecko.

Fase Kedua

Fase kedua akan melibatkan migrasi penuh token AGIX dan OCEAN ke ASI, serta peningkatan jaringan FET menjadi jaringan ASI. Pada fase ini, token ASI akan diterapkan sepenuhnya di berbagai jaringan blockchain dengan dukungan bridge interoperabilitas​.

Baca juga: Mengenal AgentLayer, Layer-2 untuk Agen AI Mandiri

Cara Kerja ASI

Cara kerja Artificial Superintelligence Alliance (ASI) melibatkan integrasi elemen-elemen utama dari proyek Fetch.ai (FET), SingularityNET (AGIX), dan Ocean Protocol (OCEAN). Namun, ada juga mekanisme baru yang diperkenalkan dalam proyek ASI, di antaranya adalah sebagai berikut.

Gabungan Teknologi

ASI mengintegrasikan teknologi dari ketiga proyek ini, dengan memanfaatkan kekuatan unik masing-masing, yaitu:

  • Fetch.ai membawa infrastruktur berbasis agen AI, yang memungkinkan pengembangan dan peluncuran aplikasi AI terdesentralisasi;
  • SingularityNET menambahkan elemen Artificial General Intelligence (AGI) yang berfokus pada demokratisasi dan desentralisasi AI, serta penggunaannya di berbagai bidang seperti kesehatan, keuangan, dan media;
  • Ocean Protocol menyediakan infrastruktur untuk tokenisasi dan perdagangan aset data, yang memungkinkan penggunaan data dalam pengembangan model AI.

Baca juga: Mengenal Astar Network, Platform Multi-Chain Asal Jepang

Mekanisme Baru

Meskipun ASI menggunakan teknologi dasar dari ketiga proyek ini, ada juga mekanisme baru yang diperkenalkan, terutama dalam hal pengelolaan dan penggunaan AI.

ASI mengembangkan neural symbolic language learning models (model pembelajaran bahasa simbolik neural) dan mengintegrasikan data sharing yang lebih canggih untuk meningkatkan efisiensi dan kemampuan AI.

Agentic Network

ASI juga memperkenalkan jaringan baru yang disebut agentic network, yang memungkinkan agen-agen AI untuk berinteraksi dan bekerja sama dalam lingkungan komersial.

Baca juga: Merger Aliansi Token AI Ditunda Hingga Juli 2024

Fitur-fitur yang Akan Dikembangkan

Proyek Artificial Superintelligence Alliance (ASI) sedang mengembangkan sejumlah fitur inovatif yang dirancang untuk memperkuat ekosistem AI terdesentralisasi mereka.

Fitur-fitur ini tidak hanya akan mendukung pengembangan teknologi AI yang lebih maju, tetapi juga memastikan bahwa pengguna dan pengembang memiliki akses yang mudah dan luas ke berbagai alat dan layanan di dalam ekosistem ini. 

Berikut adalah beberapa fitur utama yang sedang dikembangkan oleh ASI:

Platform Migrasi

ASI telah meluncurkan platform migrasi yang memungkinkan pengguna untuk mengonversi token AGIX dan OCEAN mereka menjadi FET, yang nantinya akan berubah menjadi ASI.

Proses ini dilakukan melalui dApp SingularityDAO, di mana pengguna dapat mengikuti langkah-langkah yang jelas dan mudah untuk melakukan konversi. Ini memberikan kepastian bahwa semua token dapat dipertahankan dan diintegrasikan dengan mulus ke dalam ekosistem ASI.

Agentic Network

Agentic Network memungkinkan agen-agen AI untuk berkolaborasi dan bekerja sama dalam berbagai aplikasi komersial. Ini adalah salah satu inovasi utama ASI yang memanfaatkan kekuatan agen-agen AI dari Fetch.ai yang memungkinkan pengembangan aplikasi lebih canggih dan efisien dalam ekosistem yang terdesentralisasi​.

Infrastruktur GPU

Untuk mendukung pengembangan dan penerapan model-model AI yang lebih kompleks, ASI telah menginvestasikan sumber daya yang signifikan dalam infrastruktur GPU.

Penggunaan GPU seperti Nvidia H200, H100, dan A100 memungkinkan para pengembang dan pengguna untuk memanfaatkan kekuatan komputasi yang besar dalam mengembangkan aplikasi AI. Infrastruktur ini akan mendukung peningkatan skala aplikasi AI yang ada dan membuka peluang baru untuk inovasi​.

Interoperability Bridges

ASI juga sedang mengembangkan jembatan interoperabilitas yang memungkinkan transfer token ASI antara berbagai jaringan blockchain. Ini sangat penting untuk memastikan bahwa token ASI dapat digunakan secara luas dan fleksibel di seluruh ekosistem blockchain. Fitur ini akan mendukung transfer lintas jaringan yang mulus, efisien, dan memfasilitasi adopsi yang lebih luas dari token ASI.

Utilitas Token ASI

Token ASI dalam proyek Artificial Superintelligence Alliance (ASI) memiliki beberapa kegunaan utama yang mendukung ekosistem AI terdesentralisasi. Berikut adalah beberapa kegunaan utama token ASI:

Penggunaan dalam Ekosistem AI

Token ASI akan digunakan sebagai mata uang utama dalam ekosistem Artificial Superintelligence Alliance. Ini mencakup pembayaran untuk layanan AI, staking, dan partisipasi dalam mekanisme tata kelola yang memungkinkan pemegang token untuk memberikan suara dalam keputusan penting terkait pengembangan dan arah proyek​.

Staking dan Reward

Pemegang token ASI dapat melakukan staking untuk mendukung jaringan dan mendapatkan imbalan sebagai bagian dari kontribusi mereka dalam menjaga keamanan dan operasi jaringan. Reward staking ini akan terus diberikan tanpa gangguan bahkan selama proses transisi dari FET ke ASI.

Pembayaran dan Monetisasi Layanan AI

Token ASI juga akan digunakan untuk membayar layanan AI yang dibangun dan dioperasikan di atas platform ini. Ini termasuk penggunaan model AI, agen AI, serta pertukaran data yang didukung oleh protokol Ocean.

Tim ASI

Tim yang akan mengurusi proyek Artificial Superintelligence Alliance (ASI) terdiri dari tokoh-tokoh utama dari proyek-proyek yang bergabung dalam aliansi ini, yaitu Fetch.ai, SingularityNET, dan Ocean Protocol. Berikut beberapa anggota tim kunci yang terlibat:

  • Humayun SheikhCEO Fetch.ai dan Ketua Artificial Superintelligence Alliance. Humayun memiliki latar belakang yang kuat dalam teknologi AI dan telah memimpin Fetch.ai dalam pengembangan agen-agen AI dan aplikasi desentralisasi. Sebagai ketua ASI, ia akan memimpin strategi dan pengembangan proyek ini.
  • Dr. Ben GoertzelPendiri dan CEO SingularityNET. Dr. Goertzel adalah seorang tokoh terkemuka dalam bidang AI dan telah lama berkecimpung dalam pengembangan Artificial General Intelligence (AGI). Dia akan membawa visinya tentang AGI yang terdesentralisasi dan demokratis ke dalam proyek ASI, memastikan bahwa pengembangan AI tetap inklusif dan bermanfaat bagi semua.
  • Tim dari Ocean ProtocolPengembang Data dan AI. Tim Ocean Protocol akan bertanggung jawab untuk mengintegrasikan kemampuan perdagangan data yang sudah ada ke dalam ekosistem ASI, memungkinkan pengelolaan data yang lebih baik untuk pelatihan model AI.

Selain tiga tokoh utama ini, proyek ASI juga didukung oleh tim teknis dari ketiga organisasi yang terdiri dari para insinyur, ilmuwan, peneliti, dan pengembang dengan pengalaman luas dalam teknologi blockchain dan AI.

Tim-tim ASI akan bekerja sama untuk memastikan bahwa integrasi teknologi dari Fetch.ai, SingularityNET, dan Ocean Protocol berjalan lancar dan menghasilkan platform AI yang terdesentralisasi dan kuat.

Baca juga: Mengenal Monad, Proyek Web3 dengan Transaksi Super Cepat!

Kesimpulan

Artificial Superintelligence Alliance (ASI) merupakan langkah besar dalam pengembangan AI terdesentralisasi. Dengan menggabungkan teknologi dari tiga proyek besar dan memperkenalkan inovasi baru, ASI berpotensi menjadi pusat utama dalam penelitian dan pengembangan AI yang demokratis dan terbuka.

Baca juga: Mengenal Bittensor (TAO) Proyek Machine Learning di Web3

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Ary Palguna

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.