Linkedin Share
twitter Share

Mining · 8 min read

Apa Itu Merged Mining?

Apa Itu Merged Mining?

Artikel ini akan menjelaskan pengertian apa itu Merged mining atau Auxiliary Proof-of-Work.

Merged Mining merupakan suatu proses mining dua jenis cryptocurrency terpisah di waktu bersamaan.

Meskipun tidak sama dengan algoritma PoW bahkan PoS, beberapa project telah menerapkan merged mining untuk menggunakan struktur yang sudah ada dari jaringan yang lebih aman seiring pengembangannya.

Baca juga: Mengenal Mining Bitcoin untuk Pemula

Cara Kerja Merged Mining

Setiap proses merged mining melibatkan sebuah chain sekunder dan chain induk yang lebih mapan.

Agar dua jenis crypto bisa di-mine di saat yang bersamaan, kedua chain tersebut harus memiliki algoritma hashing yang sama.

Untuk menjelaskan proses tersebut seringkas mungkin, kami akan menggunakan pasangan Namecoin dan Bitcoin mining sebagai contoh.

Pada kasus ini, Bitcoin merupakan chain induk di mana Namecoin merupakan “anak”nya yang menggunakan jaringan Bitcoin. Kedua cryptocurrency tersebut memiliki algoritma hashing SHA-56 untuk mining.

Implementasi

Para pengembang dari chain induk tidak harus melakukan apa pun untuk menerapkan merged mining. Maka dari itu, jaringan Bitcoin bahkan tidak harus menyadari bahwa ada mining Namecoin yang sedang dilakukan di saat bersamaan.

Sebaliknya, untuk chain sekunder diperlukan pengembangan tambahan untuk bisa melakukan merged mining.

Sebagai hasilnya, para pengembang Namecoin melakukan update terhadap blockchainnya untuk menerima proof of mining yang sama dengan Bitcoin dan untuk membuatnya valid pada blockchain Namecoin juga.

Proses Merged Mining

Merged mining tidak membutuhkan miners untuk menambah daya komputasi.

Sebagai seorang miner, kamu melakukan mining kedua crypto sama efisiennya dengan kamu mining coin induknya saja.

Miner hanya perlu menyelesaikan pengaturan tambahan yang mendukung merged mining.

Pertama, kamu harus memulai dengan mengumpulkan block transaksi masing-masing chain.

Block Namecoin (chain sekunder) terdiri dari rangkaian transaksi standard dan begitu pula dengan block Bitcoin. Namun, terdapat transaksi tambahan berisi hash yang tertuju kepada block Namecoin yang sudah dibuat.

Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mining, yaitu:

  • Mining sebuah block pada tingkat kesulitan Bitcoin. Ketika block Bitcoin selesai maka kemudian disiarkan ke jaringan Bitcoin. Karena tingkat kesulitan block Bitcoin yang sudah kamu mining lebih tinggi daripada tingkat kesulitan Namecoin, berarti kamu juga sudah sekaligus mining block Namecoin. Hal ini memungkinkan kamu untuk menerima kedua rewards miningnya.
  • Kamu melakukan mining pada tingkat kesulitan chain Namecoin. Kamu selesai menyusun block Namecoin dengan mengenalkan header dan hash dari block Bitcoin. Blockchain Namecoin menerima block tersebut dan mengenali tambahan header dan hash Bitcoin sebagai Proof-of-Work kamu karena pengembangan yang kamu lakukan untuk mendukung merged mining. Kamu hanya akan mendapat reward mining Namecoin
  • Kamu mining satu block pada tingkat kesulitan yang disesuaikan di antara kesulitan Namecoin dan Bitcoin. Sama seperti sebelumnya, kamu hanya akan mendapatkan reward Namecoin.

Kelebihan Merged Mining

Meningkatkan Keamanan

Project blockchain baru memiliki beberapa keuntungan bila menerapkan merged mining. Implementasi protokol ini meningkatkan keamanan jaringan mereka dan juga tetap memungkinkan mereka untuk beroperasi sebagai chain terpisah. Chain sekunder ini juga akan menerima exposure lebih banyak akibat asosiasi nya dengan blockchain yang lebih popular.

Miner Termotivasi

Para miner juga lebih termotivasi untuk berkontribusi karena mendapatkan rewards extra tanpa perlu mengeluarkan uang lebih banyak pada prosesnya.

Selain itu, karena para miner biasanya melakukan trading kedua koin tersebut untuk mempertahankan apa yang sudah mereka dapatkan, likuiditas kedua crypto tersebut juga akan meningkat.

Kekurangan Merged Mining

Untuk menerapkan merged mining pada chain sekunder akan memerlukan pengembangan tambahan.

Ketika sebuah chain ingin berganti dari satu protokol mining menjadi merged mining, diperlukan hard fork dan hard fork juga diperlukan bila chain ingin mengganti protokolnya dari merged mining.

Para miner dan mining pol juga harus memberikan lebih banyak sumber daya bila ingin menerima rewards dari kedua chain tersebut.

Meskipun merged mining tidak melibatkan lebih banyak daya komputasi, namun tetap memerlukan lebih banyak perawatan.

Ketika kamu melakukan mining dua blockchain, koneksi yang diperlukan dan saluran distribusi yang perlu dikelola (untuk mining pools) menjadi dua kali lipat.

Beberapa mungkin menilai perawatan tambahan tersebut cukup sebanding dengan coin ekstra yang didapatkan.

Baca juga: CryptoTab, Mining Bitcoin di Google Chrome

Coin dengan Auxiliary Proof-of-Work

Namecoin

Namecoin merupakan coin pertama yang mengimpelementasikan merged mining dengan Bitcoin.

Saat ini Namecoin berada di posisi top 300 berdasarkan market cap, meski begitu Namecoin pernah menempati top 10.

Hal ini menunjukkan bahwa sebuah project bisa secara perlahan mengalami penurunan bila dihubungkan dengan jaringan cryptocurrency yang paling kuat.

Meski ada banyak mining pool yang mendukung merged mining Namecoin, coin ini belum banyak diadopsi sejak peluncurannya. Project ini juga tidak banyak mengalami perkembangan seperti coin-coin lainnya.

Hal ini menunjukkan bahwa cryptocurrency yang menggunakan merged mining tidak berarti bahwa pasti akan memberikan investasi yang menguntungkan.

Dogecoin

Pada awal munculnya Dogecoin, komunitasnya memutuskan untuk mengimplementasikan merged mining dengan Litecoin.

Mereka menemukan bahwa mekanisme mining yang aslinya tidak akan menghasilkan mining reward yang signifikan dalam jangka waktu setahun.

Bila perubahan tidak dilakukan, maka para miner tidak akan termotivasi untuk mining lagi, dan jaringan tersebut akan sangat rentan terhadap 51% attack.

Setelah berubah dari Proof-of-Work menjadi Proof-of-Work sekunder, harga coin meningkat sebesar 180% dalam BTC hanya dalam waktu beberapa minggu.

Meskipun hanya ada satu data tersebut, hal ini membuktikan bahwa sebuah project yang mengimplementasikan merged mining bisa saja menghasilkan investasi yang menguntungkan dalam jangka pendek.

Elastos

Elastos merupakan jaringan internet yang didukung oleh blockchain yang mengintegrasikan merged mining dengan Bitcoin. Berhubung coin ini tidak sepopuler coin lainnya, coin ini bisa jadi sebuah kesempatan investasi.

Baca juga: 5 Aplikasi Mining Terbaik untuk iPhone


Itu dia penjelasan seputar merged mining yang perlu kamu ketahui, jika ingin melakukan merged mining, jangan lupa untuk melakukan riset lebih lanjut agar mengetahui risiko dan keuntungan yang diberikan.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

Topik

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.