Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Blockchain · 8 min read
Salah satu proyek yang menarik perhatian belakangan ini adalah The Open Network (TON) dengan peningkatan aktivitas pada ekosistem dan juga performa harga tokennya.
Dalam artikel ini membahas apa itu TON, bagaimana cara kerjanya, integrasinya dengan Telegram, layanan Web3 yang ditawarkan, dan peran Toncoin (TON) dalam ekosistem ini.
The Open Network (TON) adalah proyek blockchain yang awalnya dikembangkan oleh tim di balik aplikasi messaging populer Telegram. TON dirancang untuk menjadi blockchain multi-fungsi yang mendukung berbagai aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan transaksi yang cepat serta aman. Tujuan utamanya adalah menciptakan ekosistem terdesentralisasi yang dapat diakses oleh semua orang.
Proyek ini berawal dari visi Telegram untuk menciptakan platform blockchain yang dapat digunakan oleh jutaan orang secara efektif. Namun, setelah menghadapi berbagai tantangan regulasi, Telegram memutuskan untuk menghentikan pengembangan langsung TON. Meskipun begitu, proyek ini tidak berhenti begitu saja. Komunitas open-source yang berdedikasi mengambil alih dan melanjutkan pengembangan dan pemeliharaan jaringan TON.
TON dibangun dengan arsitektur multi-chain yang memungkinkan skalabilitas tinggi dan efisiensi. Dengan teknologi seperti Byzantine Fault Tolerance (BFT) dan Instant Hypercube Routing, TON dapat memproses ribuan transaksi per detik, menjadikannya salah satu jaringan blockchain tercepat.
Selain itu, dukungan untuk smart contract memungkinkan pengembangan dApps yang bisa digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari DeFi hingga berbagai permainan.
Baca juga: Apa Itu DeFi? (Pahami DeFi dalam Waktu 3 Menit!)
Jaringan TON menggunakan arsitektur multi-chain yang memungkinkan adanya banyak chain (shardchain) yang berjalan paralel, sehingga meningkatkan skalabilitas dan efisiensi jaringan.
Shardchain dalam arsitektur multi-chain TON berfungsi sebagai chain terpisah yang menangani subset transaksi tertentu. Ini memungkinkan TON untuk memecah beban transaksi ke dalam beberapa shard, yang masing-masing dapat menangani transaksi secara paralel. Hal ini berbeda dengan blockchain tradisional yang memiliki satu chain tunggal untuk semua transaksi, yang dapat menyebabkan kemacetan saat volume transaksi tinggi.
Masterchain adalah chain utama yang mengoordinasikan semua shardchain. Masterchain bertanggung jawab untuk memastikan bahwa semua shardchain bekerja secara sinkron dan tidak ada transaksi yang saling bertentangan.
Dengan menggunakan kombinasi shardchain dan masterchain, TON dapat mencapai skalabilitas yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan blockchain tradisional.
TON menggunakan mekanisme konsensus Byzantine Fault Tolerance (BFT) untuk mencapai kesepakatan di antara node jaringan. BFT dirancang untuk mempertahankan konsensus meskipun ada sebagian node yang tidak dapat dipercaya atau mengalami kegagalan. Mekanisme ini memastikan bahwa transaksi di jaringan TON tetap aman dan valid, bahkan dalam kondisi yang tidak ideal.
BFT bekerja dengan cara mengizinkan node yang jujur dalam jaringan untuk mencapai konsensus meskipun ada beberapa node yang berperilaku tidak semestinya. Setiap node dalam jaringan mengusulkan blok baru, dan node lainnya memverifikasi blok tersebut. Jika mayoritas node menyetujui blok tersebut, maka blok akan ditambahkan ke blockchain. Proses ini menjamin bahwa jaringan tetap aman dan dapat diandalkan.
Mekanisme BFT juga memungkinkan jaringan TON untuk pulih dari kegagalan atau serangan yang mengganggu. Jika sebuah node gagal atau mencoba untuk memalsukan transaksi, node yang jujur akan mengabaikan node tersebut dan tetap mencapai konsensus. Ini membuat jaringan TON sangat tahan terhadap serangan dan gangguan.
Teknologi Instant Hypercube Routing digunakan untuk mengoptimalkan jalur data di dalam jaringan TON. Metode ini memungkinkan pengiriman data yang cepat dan efisien dengan menggunakan rute terpendek di antara node. Dengan teknologi ini, TON dapat memproses ribuan transaksi per detik, menjadikannya salah satu jaringan blockchain tercepat.
Instant Hypercube Routing memanfaatkan struktur jaringan hypercube untuk mengatur jalur komunikasi antar node. Dalam struktur ini, setiap node terhubung dengan beberapa node lainnya dalam topologi seperti hypercube, yang memungkinkan data untuk di-routing melalui jalur terpendek dan paling efisien. Ini mengurangi latensi dan meningkatkan kecepatan transaksi secara keseluruhan.
Teknologi ini juga memungkinkan jaringan untuk dengan cepat menyesuaikan diri dengan perubahan kondisi jaringan. Jika sebuah node menjadi tidak tersedia atau terputus, data dapat dengan mudah diarahkan melalui node lain dalam jaringan hypercube. Hal ini memastikan bahwa jaringan TON tetap cepat dan andal bahkan dalam kondisi yang tidak stabil.
TON mendukung smart contract yang memungkinkan pengembangan aplikasi terdesentralisasi (dApps). Smart contract di TON dapat dieksekusi dengan cepat dan efisien, mendukung berbagai aplikasi mulai dari DeFi hingga game.
Smart contract di TON ditulis dalam bahasa pemrograman khusus yang dirancang untuk keamanan dan efisiensi. Kontrak ini dieksekusi oleh mesin virtual TON, yang memastikan bahwa kontrak berjalan dengan cara yang diinginkan tanpa kemungkinan terjadinya kesalahan atau manipulasi. Ini memungkinkan developer untuk membuat aplikasi yang kompleks dan aman.
Selain itu, smart contract di TON dapat berinteraksi dengan kontrak lain dan data eksternal melalui oracles. Oracles adalah layanan yang menyediakan data dunia nyata kepada smart contract, memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang berdasarkan pada informasi aktual. Ini membuka berbagai kemungkinan baru untuk aplikasi terdesentralisasi di jaringan TON.
Salah satu keunggulan utama TON adalah integrasinya dengan Telegram. Dengan lebih dari 500 juta pengguna aktif, Telegram menyediakan basis pengguna yang besar untuk adopsi TON. Integrasi ini memungkinkan pengguna Telegram untuk mengirim dan menerima Toncoin secara langsung melalui aplikasi, serta menggunakan berbagai layanan berbasis blockchain yang tersedia di jaringan TON.
Selain itu, pengguna Telegram dapat memanfaatkan fitur wallet TON yang tersedia di akun Telegram mereka. Melalui wallet ini, pengguna dapat menyimpan, mengirim, dan menerima Toncoin dengan mudah. Pengguna hanya perlu mencari bot wallet di antarmuka Telegram (@wallet) untuk melakukan pembayaran, membeli kripto, dan melakukan transaksi P2P.
Integrasi ini tidak hanya memperluas adopsi TON tetapi juga memberikan kemudahan bagi pengguna Telegram untuk memanfaatkan teknologi blockchain tanpa perlu menggunakan aplikasi atau platform terpisah. Telegram bertindak sebagai pintu gerbang yang mudah diakses bagi pengguna untuk menjelajahi dunia kripto dan blockchain.
Baca juga: Crypto Wallet TON Terintegrasi dengan Telegram
TON adalah protokol transport jaringan P2P mirip dengan IPFS, yang memungkinkan akses ke blockchain TON, mengirim transaksi, dan menerima informasi akun klien. TON menggunakan Distributed Hash Table (DHT) untuk menemukan node lain dalam jaringan dan Abstract Datagram Network Layer (ADNL) untuk berkomunikasi antar node. Selain itu, TON menciptakan sub-jaringan Overlay spesifik untuk setiap Shardchain untuk memastikan komunikasi yang efisien.
TON DNS adalah sistem penamaan yang terdesentralisasi dan dapat diperluas, mirip dengan ENS pada jaringan Ethereum. TON DNS menamai wallet dengan nama yang mudah dibaca (misalnya, coinvestasi.ton) menjadi pengenal yang dapat dikenali komputer.
Nama domain dapat dibeli atau dilelang pada website Fragment, dengan dukungan dari berbagai layanan seperti Tonkeeper, TON Web Wallet, dan Tonscan. Pemilik nama domain membayar sekitar 0.015 TON per tahun untuk menyewa nama domain.
TON Storage adalah solusi berbagi dan penyimpanan file P2P menggunakan teknologi file seeding, mirip dengan Dropbox untuk menyimpan salinan blok dan snapshot dari status blockchain TON.
Pengguna dapat menyimpan file hingga 50 MB melalui antarmuka demo, dengan rencana pengembangan untuk mengoptimalkan pengalaman pengguna dan memperkenalkan aplikasi TON Torrents dan API TON Storage.
TON Proxy adalah layanan jaringan khusus yang memungkinkan akses anonim ke jaringan dengan menyembunyikan alamat IP node TON. Pengguna dapat menjalankan proxy ingress langsung di perangkat mereka, dan fitur ini akan tersedia sebagai dApp yang sederhana di masa depan. Pengguna dapat mengakses situs .ton yang di-hosting di TON Storage tanpa bergantung pada IP tetap.
TON Payments adalah platform pembayaran mikro dengan saluran pembayaran terintegrasi, mirip dengan Lightning Network pada Bitcoin. Platform ini digunakan untuk transaksi off-chain dan pembayaran layanan TON Services.
Telegram mengintegrasikan layanan bot wallet untuk transaksi pembayaran mata uang virtual dengan bisnis ritel. Pengguna dapat membuat dan menutup saluran pembayaran dengan biaya jaringan yang minim.
Berdasarkan data dari DefiLlama, jaringan TON memiliki total nilai terkunci sebesar US$470,13 juta per artikel ini ditulis (10/6/24). Nilai ini telah meningkat sebesar +3.380% sejak awal tahun 2024, yang awal tahun ini hanya memiliki US$13,51 juta TVL.
Tercatat terdapat 15 dApps aktif, dengan lima dApps teratasnya berdasarkan TVL adalah: Tonstakers (liquid staking, US$266 juta TVL), STON.fi (DEX, US$241 juta TVL), DeDust (DEX, US$195 juta TVL), Bemo (liquid staking, US$75 juta TVL), dan Stakee (liquid staking, US$20 juta TVL).
Toncoin (TON) adalah token native dari jaringan TON yang digunakan untuk berbagai tujuan, termasuk pembayaran transaksi dan partisipasi dalam mekanisme konsensus. Toncoin juga digunakan sebagai alat pembayaran dalam berbagai aplikasi dan layanan yang tersedia di jaringan TON.
Selain itu, pengguna dapat melakukan staking Toncoin untuk mendukung keamanan jaringan dan mendapatkan imbalan berupa token tambahan. Mekanisme ini mendorong partisipasi aktif dari komunitas dan membantu menjaga stabilitas serta integritas jaringan.
Per artikel ini ditulis (10/6/24), terdapat sekitar 2,43 miliar TON yang beredar dengan total pasokan yang ada saat ini adalah sekitar 5,1 miliar TON. Toncoin tidak memiliki pasokan maksimum, sehingga koin dapat tercetak terus-menerus dengan tingkat inflasi sebesar 0,6% per tahun.
Baca juga: Harga TON Naik Usai Telegram akan Bagikan Pendapatan Iklan
TON awalnya dikembangkan oleh Pavel Durov dan Nikolai Durov, yang juga merupakan pendiri aplikasi pesan Telegram. Namun setelah menghadapi berbagai tantangan regulasi, Telegram memutuskan untuk menghentikan pengembangan langsung TON dan mengembalikan dana yang telah dikumpulkan kepada para investor.
Meskipun Telegram menghentikan pengembangan langsungnya, komunitas open-source yang berdedikasi mengambil alih proyek ini dan melanjutkan pengembangan serta pemeliharaan jaringan TON.
Salah satu figur penting dalam pengembangan lanjutan TON adalah Andrew Rogozov, mantan CEO VK.com. Rogozov bergabung dengan TON Foundation sebagai anggota pendiri untuk mengawasi pengembangan produk dan ekosistem TON.
TON berhasil mengantongi pendanaan yang diumumkan sebesar US$24 juta melalui tiga putaran pendanaan. Pada 6 April 2021, mendapatkan pendanaan sebesar US$6 juta dari Runa Capital. Pada 17 November 2022, mendapatkan pendanaan sebesar US$10 juta dari DWF Labs. Terakhir pada 6 Maret 2024, mendapatkan pendanaan sebesar US$8 juta dari Mirana Ventures.
Selain pendanaan dengan jumlah yang diumumkan, TON juga mendapatkan investasi dari berbagai VC terkenal namun dengan jumlah yang tidak disebutkan seperti: Pantera Capital, KuCoin Ventures, dan Animoca Brands.
Baca juga: Perusahaan Ternama Dunia Investasi ke TON Blockchain
The Open Network (TON) menawarkan berbagai inovasi yang dapat mengubah lanskap teknologi blockchain. Dengan integrasinya dengan Telegram dan berbagai layanan Web3 yang ditawarkan, TON berpotensi menjadi salah satu pemain utama dalam industri kripto.
Baca juga: Notcoin (NOT) Naik 370%, Tembus Top 50 Kripto Teratas
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.