Linkedin Share
twitter Share

Blockchain · 8 min read

Apa Itu Tezos (XTZ)? Blockchain Ramah Lingkungan

Apa Itu Tezos (XTZ)? Blockchain Ramah Lingkungan

Saat ini dunia blockchain di industri crypto sedang mulai mengarah ke teknologi yang ramah lingkungan.

Hal ini disebabkan kerusakan lingkungan dan pemanasan global yang terus terjadi sehingga mendorong alternatif ramah lingkungan di seluruh bidang termasuk dunia crypto. 

Setelah isu ini dibuat ramai oleh beberapa tokoh bisnis dan investor seperti Elon Musk, Jack Dorsey, dan Cathie Wood, para developer terus bersaing untuk menciptakan blockchain sempurna namun ramah lingkungan. 

Salah satu blockchain yang mengalami ketenaran akibat aspek ramah lingkungannya adalah Tezos (XTZ). Kecanggihannya telah membuat Tezos bertahan lama dan mengalami adopsi yang tinggi. 

Hasilnya harganya juga telah naik cukup signifikan sejak pertama dibentuk dan membuat banyak investor tertarik. Namun sebelum membeli XTZ ada baiknya memahami, apa itu Tezos?

Apa Itu Blockchain Tezos?

Tezos merupakan sebuah blockchain yang didirikan pada 2014 dan berhasil diluncurkan pada Tahun 2018. 

Tezos menggunakan koin XTZ sebagai alat transaksi utama jaringannya, dimana XTZ sendiri berhasil menarik perhatian investor dengan terkumpulnya 65,681 BTC dan 361,122 ETH saat pertama dijual atau ICO. 

Baca juga: Apa Itu ICO? Cara Kerja, Keuntungan, dan Risikonya

Sama seperti blockchain generasi kedua lainnya, Tezos dapat digunakan tidak hanya untuk transaksi namun juga untuk membangun aplikasi.

Blockchainnya memiliki smart contract yang cocok tidak hanya untuk transaksi namun menciptakan aplikasi termasuk menerbitkan Non Fungible Token atau NFT. 

Blockchain Tezos bersifat sepenuhnya publik jadi seluruh isinya dapat diakses oleh pengguna dan non-pengguna. Jadi blockchain Tezos juga dikategorikan sebagai salah satu blockchain yang transparan. 

Saat ini ketenarannya sudah cukup tinggi dengan adopsinya yang terus meningkat dan kapitalisasi pasarnya yang terus kuat.

Tezos merupakan salah satu blockchain yang menarik karena memiliki keunikan yang jarang dimiliki blockchain lain. 

Pendiri Blockchain Tezos

Pendiri Blockchain Tezos adalah sepasang suam istri bernama Arthur Breitman dan Kathleen Breitman. 

Arthur Breitman adalah pendiri pertama dan ia juga bertanggung jawab atas penciptaan jurnal publikasi atau whitepaper Tezos. Ia adalah sosok yang cukup dihormati di bidang teknologi serta keuangan. 

Arthur Breitman
Arthur Breitman

Arthur pernah bekerja di Google, Waymo, Goldman Sachs, dan Morgan Stanley. Ia menulis whitepaper Tezos dengan menyinggung Satoshi Nakamoto dan memperjelas bahwa tujuannya menciptakan Tezos adalah menyelesaikan permasalahan yang ada di Bitcoin. 

Namun berbeda dengan blockchain lain yang menyatakan ingin menyelesaikan masalah Bitcoin yaitu skalabilitas, Arthur lebih fokus kepada permasalahan Governance yang kurang baik di Bitcoin saat itu. 

Fitur Governance adalah fitur untuk suatu proyek menentukan keputusan inovasi bersama dengan pemilik koin atau token. Jadi keputusan tidak dipegang hanya oleh pemilik proyek namun melalui keputusan bersama. 

Arthur dan Kathleen Breitman mendirikan Tezos melalui perusahaan yang bernama Dynamic Ledger Solutions.

Perusahaan tersebut bertanggung jawab atas seluruh teknologi dibalik Tezos dan juga menjadi penguasa terhadap nama Tezos Foundation, perusahaan legal dari Tezos. 

Cara Kerja Blockchain Tezos

Blockchain Tezos sendiri dibentuk dengan mekanisme yang unik oleh Arthur dan Kathleen Breitman yaitu mekanisme anti hard fork

Blockchain anti hard fork
Blockchain anti hard fork

Banyak blockchain yang memberikan inovasi melalui sebuah fork atau cabang jaringan sehingga secara tidak langsung menciptakan blockchain baru.

Tezos ingin menjauhi ini karena pendirinya merasa bahwa sebuah jaringan blockchain dapat dikembangkan tanpa harus berubah. 

Tezos menggunakan mekanisme bernama Self Emending agar dapat memperbaiki diri saat terjadi kerusakan sehingga tidak perlu hard fork. 

Cara kerja Self Emending tersebut adalah dengan melibatkan para validator jaringan.

Akibat Tezos menggunakan mekanisme Liquid Proof of Stake yang merupakan campuran Proof of Stake dan Delegated Proof of Stake, maka validator harus melakukan staking. 

Mekanisme Liquid Proof of Stake mempermudah seorang validator untuk staking dan mengelola node sendiri dan menjadi validator atau bekerja sama dengan validator lain yang memiliki node dan hanya memberi dana. 

Baca juga: Mengenal Jenis Mekanisme Proof of Stake

Namun dalam ekosistem Tezos, orang yang melakukan staking atau validator akan diberi nama baker karena proses staking diberi nama baking. Untuk memiliki mekanisme anti hard fork, saat ada kerusakan, terdapat empat langkah untuk perbaikannya. 

Pertama adalah pengiriman proposal kepada baker lain dari satu baker dengan maksimal 20 proposal per periode. Kedua adalah pemungutan suara terkait persetujuan proposal perubahan atau penanggulangan masalah tersebut. 

Setelah adanya proposal yang mencapai suara tertinggi dengan minimal partisipasi dari 80% baker di dalam blockchain, maka proposal akan lanjut ke tahap ketiga yaitu uji coba.

Uji coba proposal adalah uji coba teknologi yang ada dalam proposal untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas jaringan.  

Setelah uji coba 48 jam dan berhasil, tahap keempat adalah pemungutan suara akhir untuk menyetujui atau menolak pembaruan tersebut. Jika memenuhi 80% partisipasi dari seluruh baker maka pembaruan akan diimplementasikan. 

Persyaratan Menjadi Validator

Bisa dilihat kalau memang Tezos memiliki sistem desentralisasi yang tinggi dimana seluruh pihak jaringan harus terlibat. Artinya, tidak ada satu pihak pusat yang berkuasa yang memang menjadi tujuan awal Tezos diciptakan. 

Untuk menjadi baker dalam Blockchain Tezos, syarat yang harus dipenuhi adalah memiliki jaringan internet yang baik serta 8.000 XTZ yaitu sekitar Rp340 Juta per 17 Maret 2022.

Namun seperti yang sebelumnya dinyatakan, untuk menjadi validator, dana dapat dikumpulkan sendiri atau bersama individu lain. Jadi biaya atau modal dapat ditanggung secara bersama dan mempermudah persyaratan. 

Selain itu untuk menjadi validator, baker harus bisa melakukan penyiapan untuk menyalakan node yang ada di jaringan utama atau Mainnet Tezos. Validator nantinya juga akan diberikan panduan, namun jika bersama individu lain, ada kemungkinan tahap ini dapat dilewati. 

Koneksi internet dan listrik juga harus dapat diakses 24 jam sehari karena untuk menjadi validator, perangkat keras atau node harus selalu menyala. Nantinya untuk mekanisme validasi, blockchain ini sama seperti Blockchain Proof of Stake lain.

Mekanismenya adalah pengundian dimana seluruh validator akan bergantian untuk melakukan validasi transaksi dan kemudian akan mendapatkan imbalan. Semakin banyak XTZ yang dikunci dalam proses baking, maka semakin banyak kesempatan menjadi validator. 

Keunggulan Tezos

Mekanisme Validasi Transaksi

Jika dilihat dari penjelasan sebelumnya, dapat dikatakan bahwa Tezos memiliki keunggulan dari sisi mekanisme validasi transaksinya. Dengan mekanisme tersebut, Tezos berhasil mencapai kecepatan transaksi pada 50 transaksi per detik. 

Kecepatan ini relatif tinggi untuk blockchain generasi kedua dan ketiga, namun sayangnya masih jauh dibandingkan blockchain generasi ketiga. Tapi walau relatif lambat, keamanan Tezos menjadi salah satu aspek yang diunggulkan. 

Keamanan

Tezos merupakan salah satu blockchain yang belum pernah mengalami peretasan hingga saat ini. Melihat masih adanya blockchain generasi ketiga yang terkena peretasan atau penyerangan lain, ini adalah keunggulan dari Tezos. 

Biaya Transaksi Murah

Biaya transaksi Tezos juga relatif rendah yaitu pada Rp143 per transaksi. Dibandingkan dengan beberapa blockchain lain, angka ini relatif kecil. Dengan biaya transaksi ini umumnya konsumsi energinya juga sangat kecil. 

Konsumsi energi yang kecil ini juga membuat Tezos dinobatkan sebagai salah satu blockchain yang ramah lingkungan, bersama beberapa blockchain seperti Algorand, Harmony, dan Hedera. 

Rencana dan Adopsi Proyek 

Per 17 Maret 2022 Tezos memiliki 135 proyek yang dibentuk dalam ekosistemnya, mulai dari proyek Non Fungible Token, Decentralize Finance, hingga protokol edukasi.

Saat ini kategori tertinggi dari adopsi ekosistem Tezos adalah di ranah DeFi dan NFT. 

Selain adopsi jaringan, saat ini Tezos juga sudah memiliki beberapa rekan kerja sama serta adopsi perusahaan.

Salah satu contohnya adalah bermitra dengan tim sepak bola Inggris, Manchester United. Kerja sama tersebut nampaknya akan fokus ke sistem governance terkait Manchester United serta kemungkinan peluncuran proyek NFT atau Fan Token. 

Baca juga: Manchester United Lakukan Kemitraan Eksklusif dengan Tezos

Untuk rencana ke depannya Tezos menyatakan bahwa akan ada adopsi serta kerja sama yang lebih banyak lagi.

Mengenal Koin XTZ

Dari sisi persediaan, XTZ memiliki persediaan yang terbatas di angka 890,14 Juta dan yang sudah beredar saat ini hampir mencapai 98%.

Dengan kondisi ini seharusnya jika permintaan terhadap XTZ terus meningkat maka harganya juga akan meningkat. 

Semakin banyak yang tidak menjual atau melakukan Staking dengan XTZ maka kemungkinan besar koin ini akan semakin langka dan harganya akan naik.

Namun apresiasi harga yang signifikan kemungkinan akan terhalang jika adanya kabar positif baru saja melihat tempo inovasi Tezos yang relatif lambat. 

Karena hampir 98% sudah beredar di pasar, maka kemungkinan manipulasi harga oleh pemilik proyek menjadi sangat kecil.

Sebelumnya, setelah 2018 XTZ akan dapat dijual secara bertahap oleh tim yang memiliki alokasi sebesar 20% dari seluruh XTZ. 

Penjualan bertahap atau alokasi tersebut terjadi sebesar 25% sekali selama 4 tahun, jadi Tahun 2022 adalah tahun terakhir hak penjualan. Ada kemungkinan Tahun 2022 adalah tahun dimana persediaan XTZ akan beredar 100% di pasar. 

Cara Jual Beli XTZ

Untuk melakukan transaksi beli atau jual XTZ saat ini sudah dapat dilakukan di beberapa bursa besar. Binance, Coinbase, Kraken, Indodax, Triv, Tokocrypto adalah beberapa bursa global dan lokal yang menyediakan jasa perdagangan XTZ.

Selain itu XTZ juga dapat dibeli di bursa terdesentralisasi di berbagai blockchain karena sudah tersedia versi wrapped dan jembatan cross chain antar blockchain. 

XTZ sendiri juga sudah memiliki versi derivatif dan produk turunan lainnya sehingga para investor dan trader dapat memanfaatkan XTZ untuk potensi keuntungan. 

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Naufal Muhammad

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.