Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 8 min read
Sebagai mata uang internasional, US Dollar (USD), telah memainkan peran penting dalam perdagangan internasional selama beberapa dekade terakhir.
Sejarah perkembangan mata uang ini sebagai alat pembayaran internasional telah diwarnai oleh kekuatan ekonomi dan stabilitas politik Amerika Serikat, yang memberikan kepercayaan dan stabilitas pada mata uang ini.
Namun, penggunaan US Dollar juga memiliki risiko dan tantangan, seperti fluktuasi nilai tukar yang tidak stabil dan kekhawatiran mengenai potensi inflasi yang tinggi.
Beberapa negara telah mempertimbangkan alternatif pengganti US Dollar, yang dapat memengaruhi posisi US Dollar di pasar internasional.
Baca juga: Inflasi Amerika Tinggi, Ini Reaksi Harga Bitcoin dan Altcoin!
BRICS adalah singkatan dari Brazil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan (South Africa). Kelima negara ini membentuk aliansi ekonomi dengan tujuan untuk memperkuat hubungan ekonomi, politik, dan keamanan di antara mereka.
Baru-baru ini, aliansi BRICS kembali membicarakan tentang pembuatan mata uang baru yang akan digunakan pada perdagangan internasional, menggantikan US Dollar.
Pada Kamis, 6 April 2023, anggota parlemen Rusia, Alexander Babakov, saat berkunjung ke India mengatakan bahwa “penciptaan mata uang baru tersebut menjadi strategi dalam pengurangan total mata uang dolar atau euro”.
Rencana lebih lanjut tentang pembentukan mata uang ini akan dibicarakan lebih detail pada KTT BRICS Agustus 2023 mendatang.
Dua negara BRICS yakni Rusia dan India sudah sepakat dari Agustus 2022 lalu untuk melakukan perdagangan mereka hanya menggunakan Rubel dan Rupee, tidak lagi dengan perantara US Dollar.
Negara kami (India) tidak perlu menggunakan dolar dalam penyelesaian bersama.
Purnima Anand, Presiden Forum Internasional BRICS
Dengan langkah BRICS yang akan meninggalkan US Dollar tentu akan berakibat pada penurunan permintaan US Dollar pada perdagangan internasional sebab kelima negara BRICS menyumbang 31,5% PDB dunia, atau hampir sepertiga dari total GDP.
Angka tersebut juga lebih tinggi negara G7 yang menyumbang 30,7% dari total PDB dunia.
Baca juga: Hubungan China dan Kripto yang Kompleks, Apa yang Perlu Kita Tahu?
Perdagangan kripto masih didominasi dengan pasang perdagangan aset kripto terhadap stablecoin US Dollar.
Sebagai contoh, stablecoin US Dollar terbesar yakni USDT memiliki volume perdagangan harian US$20,5 miliar melebihi volume BTC dan ETH. Stablecoin US Dollar juga menjadi pasangan perdagangan di banyak pertukaran kripto dunia.
Baca juga: Binance Alami Arus Keluar Stablecoin Tertinggi Sepanjang Sejarah
Dengan US Dollar yang akan ditinggalkan oleh beberapa negara, khususnya BRICS, tentu akan memiliki dampak pada nilai tukar USD.
Volume perdagangan internasional yang datang dari BRICS tidak memerlukan permintaan terhadap USD, sehingga permintaan dan nilai tukar USD menurun.
Kenaikan dan penurunan nilai USD pada harga aset kripto, terutama Bitcoin, memiliki korelasi yang cukup kuat. Ketika USD menguat, harga BTC akan turun, dan ketika USD menurun, maka harga BTC menguat.
Salah satu contoh kasusnya dapat dilihat pada September 2022 lalu, USD tampil perkasa dengan menguat rata-rata hingga hampir 15% terhadap mata uang lainnya. Namun, pada 10 April 2023, penguatan USD hanya 2,2% yang bisa dikatakan hampir netral terhadap mata uang lainnya.
Hal ini pun memiliki pengaruh terhadap harga BTC secara langsung karena banyak pasangan perdagangan menggunakan stablecoin USD.
Dari gambar di atas, harga BTC memang tidak mengalami kenaikan secara intrinsik, akan tetapi penurunan nilai USD memiliki pengaruh positif terhadap harga BTC yang mengalami kenaikan.
Umumnya ketika harga BTC naik, maka mayoritas aset-aset kripto lain atau disebut altcoin akan terangkat.
Kesimpulannya, semakin ditinggalkannya US Dollar kemungkinan besar mengakibatkan penurunan nilai tukar USD, yang mendorong harga kripto naik, karena saat ini pasangan perdagangan kripto didominasi oleh stablecoin US Dollar.
Baca juga: Hubungan Indeks Dollar AS atau DXY dengan Harga Bitcoin
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.