Editors Choice · 7 min read

Hubungan China dan Kripto yang Kompleks, Apa yang Perlu Kita Tahu?

Kripto dan China

China memiliki sentimen negatif dengan industri kripto, hal ini terlihat dari serangkaian tindakan keras dan perubahan aturan soal kripto di China telah berlangsung selama bertahun-tahun dan cenderung membatasi perkembangan kripto di negara tersebut.

Pada artikel ini, kita akan melihat lebih dekat bagaimana China menyikapi kripto dan bagaimana dampaknya pada pasar global.

2011-2014: Periode Awal dan Pelarangan Pertama 

Di tahun 2011, China adalah salah satu negara paling awal yang antusias merangkul kripto. Di tahun tersebut, pertukaran kripto pertama di China, BTC China (BTCC), mulai beroperasi.

Pada tahun 2013, platform mesin pencari populer di negara tersebut, Baidu, mulai menerima Bitcoin sebagai pembayaran untuk layanan keamanan situs web.

Popularitas Bitcoin di China pun meningkat, dengan data di SourceForge menunjukkan unduhan Bitcoin-QT di China mencapai 250.443 sepanjang tahun 2013, hanya dikalahkan oleh AS dengan 503.819.

Gambar: Bitcoin-QT di China. Sumber: Coindesk.

Selama peningkatan popularitas Bitcoin ini, 2013 juga menjadi upaya pertama China untuk membatasi perdagangan Bitcoin.

Larangan BTC pertama ini tidak membuat warga China ilegal untuk membeli, menyimpan, atau mengirim kripto. Namun, People’s Bank of China (PBoC) membuat akses kripto dari pertukaran seperti Bitcoin China lebih rumit.

Menurut pernyataan yang dikeluarkan pada saat itu, Bitcoin dianggap sebagai “komoditas virtual khusus”, sehingga tidak memiliki dukungan hukum untuk berfungsi sebagai mata uang. 

Lebih khusus lagi, larangan tersebut diberlakukan karena aset digital tidak didukung oleh negara atau otoritas pusat mana pun. Juga, PBoC mencatat bahwa Bitcoin adalah saluran potensial untuk pencucian uang. 

Harga Bitcoin Anjlok

Keputusan ini terjadi saat Bitcoin mulai meningkat dan berada di atas US$1.000 untuk pertama kalinya. Pengumuman ini, membuat harga BTC anjlok lebih dari 30% di Mt.Gox, yang sekarang sudah bangkrut. 

Di sisi lain, di periode ini industri mining kripto di China mulai tumbuh. Bitmain, salah satu produsen peralatan penambangan kripto  pertama dan operator mining pool beroperasi di negara ini. 

Baca juga: Apa itu Mining Pool? Panduan untuk Pemula!

2017: China Melarang ICO Kripto 

Menyusul rilis blockchain smart contract seperti Ethereum (ETH) dan spekulasi yang meningkat selama bull market 2017, perdagangan ICO meningkat secara dramatis. Namun, karena kurangnya regulasi dalam kripto, banyak dari ICO ini adalah penipuan.

Initial coin offering (ICO), memungkinkan pengusaha dan pengembang mengumpulkan dana untuk proyek mereka dengan menerbitkan dan menjual token.

Meredam permintaan ICO, China melarang semua platform yang menawarkan ICO. Jika pertukaran menjual ICO, mereka harus mengembalikan uang itu kepada investor. China juga memaksa banyak pertukaran kripto terpusat (CEX) untuk menghentikan operasinya. 

Beberapa pertukaran aset digital yang terpengaruh adalah BTCC dan ViaBTC. Bahkan, BTCC memindahkan kantor pusatnya ke Inggris.

Baca juga: Melihat Perjalanan Bitcoin

2019: Trading Kripto di Larang

Pada Juni 2019, perdagangan mata uang kripto secara resmi dilarang di China. PBoC menyatakan bahwa mereka akan memblokir akses ke semua bentuk pertukaran mata uang kripto domestik dan asing, dan situs web ICO, meskipun transaksi mata uang kripto berlanjut melalui pertukaran online asing.

2021: Mining Kripto di China Ilegal

China kemudian melarang mining Bitcoin pada tahun 2021. Para pejabat memberlakukan pembatasan yang ketat pada sektor ini.

Menurut Meng Wei, juru bicara Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China, sebuah badan perencanaan ekonomi makro, penambangan kripto adalah industri yang “sangat berbahaya” yang membahayakan pengejaran netralitas karbon China, dilansir dari Finbold. 

Harga Bitcoin pada 2021. SumberInvesting.comThe China Guys

Larangan penambangan Bitcoin dan seluruh transaksi kripto di China menyebabkan harga BTC pun anjlok dari level US$50.000 menjadi sekitar US$30.000 pada bulan-bulan berikutnya.

Tingkat Hashrate Menurun

Menurut Cambridge Bitcoin Electricity Consumption Index (CBECI), China menyumbang 70,9 exahash per detik (Eh/s) pada Mei 2021, tetapi turun menjadi nol pada Juli 2021. Total tingkat hash Bitcoin turun dari lebih dari 150 Eh/s menjadi 100 Eh/s selama periode yang sama.

Banyak penambang Bitcoin di China memindahkan operasionalnya ke negara-negara yang lebih bersahabat dengan industri kripto. Pada awal 2022, China menyumbang lebih dari 20% tingkat hash Bitcoin, setelah AS.

Gambar: Amerika salip China di industri mining. Sumber: Forkast.

Baca juga: Geser China, Kini AS Jadi Penambangan Bitcoin Terbesar

2022-2023: Belum Cabut Larangan Kripto 

Belum ada perubahan aturan berarti dari industri kripto di China, kendati demikian, pemerintah negara ini tidak menolak teknologi yang terkait erat dengan kripto, yaitu blockchain.

China juga telah membuat mata uang digital bank sentralnya yakni Digital Yuan dan meluncurkan pasar NFT teregulasi pertama di dunia.

Baca juga: China akan Luncurkan Marketplace NFT yang Teregulasi

Di awal 2023 ini, industri kripto dikagetkan dengan aset-aset kripto asal China yang meroket tinggi. Kenaikan ini disinyalir karena merebaknya isu kemungkinan negara yang dipimpin oleh Xi Jinping itu mencabut larangan terkait aset kripto.

Isu tersebut berhembus karena Hong Kong yang terafiliasi kuat dengan China, mengenalkan lisensi bagi pertukaran kripto yang ingin beroperasi di negara itu dan melegalkan perdagangan aset kripto yang telah ditentukan. 

Baca juga: Hong Kong akan Izinkan Investor Ritel Trading Kripto!

Jika ada, China mungkin melihat efeknya pada Hong Kong dengan mengikuti aturan tersebut, penerbitan produk terkait kripto baru atau solusi berbasis blockchain, dan peningkatan aktivitas perdagangan dan bisnis yang mungkin terjadi.

Justin d ‘Anethan, Direktur Penjualan Institusional di Amber Group.

CEO Hashkey Capital, Deng Chao, memiliki sentimen serupa, dan mengatakan potensi legalisasi kripto Hong Kong dapat berfungsi sebagai indikator penilaian bagi China.

“Di masa depan, ini dapat berfungsi sebagai model untuk perumusan kebijakan di wilayah lain [di China] jika terbukti berhasil,” katanya kepada CNBC. 

Kesimpulan 

Hubungan antara China dan kripto merupakan relasi yang kompleks. Pemerintah China berhati-hati tentang aset kripto dengan menerapkan larangan ICO dan menindak aktivitas terkait aset digital.

Larangan itu berdampak signifikan pada pasar kripto, tetapi negara ini menunjukkan minat pada manfaat potensial dari teknologi blockchain dengan membuat Digital Yuan hingga pasar NFT.

Pada akhirnya, jika China membatalkan pelarangan kripto, ini akan menjadi sentimen positif bagi industri kripto secara global. Sebab, China adalah salah satu negara dengan ekonomi terbesar dan memiliki pengaruh di dunia.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.