Berita Altcoins · 6 min read

Binance Alami Arus Keluar Stablecoin Tertinggi Sepanjang Sejarah

Outflow stablecoin

Pertukaran kripto terbesar, Binance, mencatat arus keluar stablecoin (outflow) terbesar sepanjang sejarah. Akibatnya, Binance juga diindikasikan memiliki masalah pada cadangan stablecoin dan cadangan USD.

Namun, kondisi tersebut tidak sepenuhnya mencerminkan sentimen negatif pasar terhadap Binance. Pertukaran milik Changpeng Zhao (CZ) ini tetap menjadi pertukaran terbesar berdasarkan volume perdagangan, saat ini Binance dilaporkan memiliki cadangan aset lebih dari US$63 miliar atau senilai Rp945 triliun (7/3/23).

Terlepas dari tekanan antara Binance dan regulator, platform tersebut mengalami perombakan stablecoin dan tetap menjadi pertukaran terpusat terbesar di pasar.”

The Binance Stablecoin Shuffle

Pada akhir Maret 2023, Binance mendapat gugatan perdata dari Komisi Perdagangan Berjangka Komoditas (CFTC) pada 27 Maret 2023. Binance diduga melanggar beberapa aturan termasuk CEA, AML, Securities Laws, KYC, dan aturan pendaftaran bursa.

Baca Juga: Binance Digugat Regulator AS, CZ Buka Suara

Data Arus Keluar Binance

Gambar netflow stablecoin di Binance. Sumber: Glassnode.

Laporan Glassnode (3/4) menunjukkan, arus keluar bersih stablecoin Binance sebesar -US$295 juta per hari (Rp4.425 triliun), terbesar sepanjang sejarah. Angka tersebut mengalahkan jumlah arus keluar stablecoin saat keruntuhan FTX.

Baca Juga: Pangsa Pasar Binance Turun 16% di Q1 2023, Apa yang Terjadi?

Nilai cadangan Aset Binance

Gambar proof of reserves Binance. Sumber: Glassnode

Berdasarkan data proof-of-reserve, nilai cadangan aset Binance mengalami penurunan tajam sebesar 45,1%. Saat ini, nilai cadangan aset Binance tersisa US$35,9 miliar dari US$65,5 miliar. Penurunan tersebut disebabkan oleh penurunan harga token dan penarikan besar-besaran pada BUSD.

Jumlah BUSD yang dipegang oleh Binance mengalami fluktuasi yang tajam sepanjang 2020 hingga 2023.

Gambar fluktuasi stablecoin di Binance. Sumber: Glassnode.

Adapun, jumlah saldo USDC sebesar US$1.16 miliar dan USDT sebesar US$2.17 miliar, tergolong relatif rendah. Ini dipengaruhi oleh peningkatan volume perdagangan BUSD dalam beberapa bulan terakhir.

Gambar total cadangan aset di Binance. Sumber: Glassnode.

Secara keseluruhan, Binance diperkirakan menyimpan sekitar 2,8% hingga 3,8% dari total token yang beredar pada aset utamanya.

Aset utama yang dimaksud antara lain Bitcoin (BTC), Ethereum (ETH), Tether (USDT), dan USD Coin (USDC).

Gambar cadangan aset lain di Binance. Sumber: Glassnode.

Untuk cadangan Binance USD (BUSD), Binance menyimpannya secara terpisah. Diperkirakan lebih dari 95% BUSD di Binance. Sementara itu, cadangan Bitcoin meningkat sekitar 67.93 ribu BTC, sementara saldo Ethereum (ETH) cenderung datar sepanjang tahun ini.

Baca Juga: Binance Digugat Regulator AS, CZ Buka Suara

Tren Stablecoin Menurun

Sementara itu, tren kapitalisasi pasar agregat dari stablecoin utama (USDT, USDC, BUSD, dan DAI), mengalami tren turun dalam 12 bulan terakhir, mencapai US$125,8 miliar minggu ini, dengan penurunan total -22% sejak tertinggi sepanjang masa di US$161,56 miliar.

USDC dan BUSD menjadi stablecoin yang alami penurunan dua digit presentase karena tersandung kontroversi dan USDT berhasil mendominasi 63,7% pasar stablecoin dengan nilai US$79,5 miliar.

USDC kehilangan kapitalisasi pasar sebesar US$10 miliar (-23%) sejak terkena eksposur dari kasus Silicon Valley Bank Demikian pula, setelah berita Paxos menghentikan penerbitan BUSD pada bulan Februari, banyak investor telah menebus, atau mengonversi BUSD menjadi aset lain, mendorong total pasokan BUSD turun sebesar -52% menjadi US$7,7 miliar.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anggita Hutami

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.