Berita Bitcoin · 7 min read

Ukraina Beli Banyak Bitcoin Setelah Invasi Rusia

Ukraina Beli Banyak Bitcoin Setelah Invasi Rusia

Karena Invasi Rusia ke Ukraina, Ukraina dilaporkan telah membeli lebih banyak Bitcoin dari sebelumnya untuk melindungi aset kepemilikan mereka.

Menurut sebuah laporan yang dirilis Arcane Research, Ukraina menggunakan Binance, pertukaran cryptocurrency terbesar di dunia, untuk mengambil stablecoin Tether dan Bitcoin dengan menggunakan mata uang negara setempat yang disebut hryvnia. (Satu hryvnia Ukraina saat ini bernilai sekitar $0,033).

Laporan tersebut juga menyoroti volume perdagangan Tether-hryvnia yang melonjak dari $6 juta tepat sebelum invasi menjadi sekitar $8,5 juta setelahnya. Selama enam minggu sebelumnya, volume tersebut bahkan hampir tidak pernah melebihi $3 juta. 

Pada periode yang sama, perdagangan 24 jam Bitcoin-hryvnia juga alami peningkatan dari $1 juta menjadi $3 juta.

Seperti Rusia, Ukraina juga membeli aset crypto yang belum pernah ada sebelumnya,” kata laporan itu. 

“Banyak orang Ukraina khawatir bahwa sistem perbankan di negara itu mungkin runtuh dan mencari crypto sebagai tempat yang aman.” Tambahnya.

Bitcoin Dijadikan Aset Safe Haven?

Alasan paling masuk akal mengapa transaksi Bitcoin begitu meningkat di Ukraina adalah, masyarakat setempat dapat membawa aset kepemilikan mereka kemana saja bahkan ketika mereka melarikan diri dari negara tersebut. 

Selain itu, di kondisi seperti itu masyarakat disana juga tidak bisa hanya bergantung pada bank untuk menyimpan kekayaan mereka. Mereka membutuhkan alternatif yang dapat menjaga uang tanpa keterikatan, dan Bitcoin adalah jawabannya yang dapat dijadikan aset safe haven sekaligus.

Sementara itu, sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari, minat terhadap crypto telah meroket di kedua negara.

Pemerintah Ukraina hari ini mengatakan akan menerima Polkadot ​​setelah sumbangan lebih dari $20 juta dalam Bitcoin, Ethereum, dan USDT membanjiri untuk membantu mendukung militer.

Aktivitas Cryptocurrency juga melonjak di Rusia saat rubel jatuh, dengan sebagian besar aktivitas itu melibatkan Bitcoin dan Binance.

Meski begitu, bursa ternyata menghadapi tekanan yang semakin besar untuk memberlakukan larangan total pada transaksi yang melibatkan alamat Rusia, dengan Coinbase dan Kraken yang mengatakan tidak untuk membantu Rusia.

Baca Juga: Januari 2022 Altcoin Berdarah, Bitcoin yang Jadi Safe Haven!

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Rossetti Syarief

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.