Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 6 min read
Tekanan regulator AS kepada industri kripto nampaknya berhasil menurunkan aliran kripto ke negara tersebut. Hal ini pun meningkatkan narasi dinamika pasar kripto global yang mulai bergeser dari Amerika Serikat ke benua lain.
Laporan dari Glassnode, menunjukkan entitas yang beroperasi selama jam perdagangan Asia telah meningkatkan kepemilikan Bitcoin mereka sebesar 9,9% sejak Juni tahun lalu, menandai rekor tertinggi sepanjang masa.
Sementara itu, CryptoQuant juga melaporkan cadangan Bitcoin di Amerika Serikat mengalami penurunan, menyentuh level terendahnya sejak Januari 2017. Sementara itu, cadangan Bitcoin di exchange internasional terus mengalami peningkatan.
Baca Juga: Amerika Mulai Kehilangan Dominasi Pasar Web3 Kripto, Ada Apa?
Cadangan Bitcoin di bursa Amerika Serikat saat ini sebesar 46%, sisanya berada di bursa negara-negara sekutu AS (3%), dan bursa internasional (51%). Pertukaran internasional dengan pertumbuhan cadangan Bitcoin tertinggi di antaranya Binance, OKX, dan Bitfinex.
Cadangan Bitcoin yang dipegang oleh pertukaran internasional telah melampaui jumlah total cadangan dari pertukaran berbasis di AS dan kepemilikan dana Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) pada tahun ini.
Menurut data CryptoQuant, jumlah kepemilikan Bitcoin GBTC saat ini hanya sebesar 627 ribu dan belum memperlihatkan pertumbuhan sejak kuartal awal 2021.
GBTC Bitcoin adalah cara bagi investor untuk mendapatkan akses ke Bitcoin melalui pasar tradisional. GBTC dikelola oleh Grayscale Investments dan beroperasi sebagai trust sesuai peraturan di AS.
Baca Juga: Pecah Rekor, Alamat dengan Satu BTC Tembus Satu Juta!
CryptoQuant juga mencatat, volume perdagangan spot dan berjangka di pertukaran kripto internasional mengalami pertumbuhan signifikan, masing-masing mencapai 30% dan 20%. Peningkatan volume mulai melonjak pada tahun 2022 sejak Binance menerapkan program perdagangan Bitcoin tanpa biaya.
Di sisi lain, volume perdagangan spot Bitcoin di AS telah menurun di bawah level tahun 2017 dan saat ini hanya mencapai 21%. Sementara itu, volume perdagangan berjangka hampir tidak terdeteksi. Padahal, biasanya volume perdagangan berjangka sebelas kali lipat lebih besar daripada perdagangan spot.
Penurunan volume ini disebabkan oleh penegakan hukum yang melarang perusahaan kripto menyediakan perdagangan berjangka. Perdagangan Bitcoin berjangka di AS hanya dapat dilakukan melalui pertukaran tradisional seperti Chicago Mercantile Exchange (CME).
Baca Juga: Binance US Stop Penarikan dan Deposit USD Pekan Depan
Laporan CryptoQuant juga menunjukkan adanya penurunan kapitalisasi pasar stablecoin yang berbasis di Amerika Serikat. Penurunan kapitalisasi stablecoin diperkirakan mencapai 35% dengan total US$15 miliar pada tahun 2023. Penurunan kapitalisasi ini dipengaruhi oleh dua peristiwa penting yang menimpa BUSD dan USDC.
Dominasi pasar BUSD turun dari 12% menjadi 4% sebagai dampak dari gugatan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) kepada penerbit stablecoin Paxos. Akibat gugatan ini, stablecoin BUSD berhenti beroperasi dan dibekukan dari sejumlah pertukaran besar di AS.
Baca juga: BUSD Dibekukan, Kapitalisasi Pasar USDT Menguat!
Kapitalisasi USDC mengalami penurunan kapitalisasi sekitar Rp148 miliar akibat kebangkrutan Silicon Valley Bank (SVB). Penerbit stablecoin USD yaitu Circle menyimpan sejumlah dana di SVB. Sebagai gantinya, investor mulai beralih dan stablecoin USDT mencatat peningkatan dominasi pasar dari 49% menjadi 65%.
Kendati sejumlah penurunan, AS masih mendominasi sektor industri mining Bitcoin. Namun, dominasi AS dalam pasar kripto dapat terancam akibat ketidakpastian regulasi dan rencana pemerintah menaikkan pajak mining kripto.
Industri pertambangan Bitcoin di Amerika Serikat sekarang menjadi yang terbesar di dunia, mewakili 38% dari total hashrate Bitcoin di dunia. Namun, pemerintah AS sedang berencana menaikkan pajak bagi industri mining Bitcoin.
Kementerian Keuangan AS mengusulkan pajak ekspor sebesar 30% (DAME) dari biaya pemakaian fasilitas mining kripto. Pajak ini akan diterapkan secara bertahap selama tiga tahun ke depan, meningkat 10% setiap tahun. Perusahaan mining kripto juga akan diminta untuk melaporkan konsumsi listrik dan sumber energi yang digunakan.
Sementara itu, negara-negara di luar AS telah mencatat pertumbuhan signifikan terhadap industri mining kripto. Misalnya, hashrate mining Bitcoin di China telah menunjukkan kemajuan menjadi 21% walau masih dilarang di negara tersebut.
Kazakhstan juga mengalami pertumbuhan pada industri mining kripto sebagai dampak dari larangan mining di China. Saat ini, pertambangan Bitcoin di Kazakhstan mencapai 13% dari total hashrate dunia, meningkat dari 9% sebelum larangan mining China.
Baca Juga: Rusia Diprediksi Bakal Salip AS di Industri Mining Kripto
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.