Berita Industri · 6 min read

Rusia Diprediksi Bakal Salip AS di Industri Mining Kripto

Mining Kripto Rusia vs Amerika Serikat

Rusia diprediksi bisa salip Amerika Serikat dalam penambangan kripto karena kebijakan AS yang tidak ramah terhadap industri tersebut.

Menurut BitRiver, perusahaan teknologi Rusia yang mengoperasikan fasilitas penambangan aset kripto bertenaga air, kapasitas penambangan Rusia mencapai 1 gigawatt pada Januari-Maret 2023, menempatkannya di posisi kedua untuk pertama kalinya.  

Pada tahun-tahun sebelumnya mengutip laporan dari Kommersant, Rusia menempati posisi ketiga. Secara khusus, menurut Pusat Keuangan Alternatif Cambridge, pada akhir tahun 2021, Rusia berada di depan Amerika Serikat dan Kazakhstan dalam hal kapasitas penambangan Bitcoin.

Sebelumnya, pada tahun 2020, menurut pusat yang sama, 65% dari total tingkat hash Bitcoin berada di China disusul AS dan Rusia, dengan presentase masing-masing 7,2% dan 6,9%.

CEO BitRiver, Igor Runets mengatakan bahwa kenaikan peringkat Rusia terjadi karena laju penambangan di AS diperlambat oleh kenaikan harga listrik dan penghapusan insentif pajak. 

 “Selain itu, sebagian besar peralatan dibeli oleh penambang Amerika secara kredit, sehingga banyak perusahaan dengan leverage berlebih sedang dalam proses kebangkrutan atau sudah bangkrut,” kata Runets. 

Kebijakan Pajak Mining Kripto di Amerika Serikat

Presiden Amerika Serikat, Joe Biden dan Departemen Keuangan telah mengusulkan pajak cukai 30%. Pajak dikenakan pada biaya untuk menyalakan fasilitas penambangan kripto.

Berdasarkan proposal tersebut, perusahaan pertambangan juga akan diminta untuk melaporkan berapa banyak listrik yang mereka gunakan dan sumber energinya.

Pengenaan pajak tersebut menurut Departemen Keuangan AS bertujuan untuk membatasi pertumbuhan penambangan kripto yang karena dianggap berbahaya bagi lingkungan. 

Menyusul usulan tersebut, beberapa negara bagian AS pun telah mengambil pendekatan yang lebih langsung untuk menghentikan penambangan kripto.

Sementara itu, Senat Texas telah memperkenalkan RUU, yang akan mengatur bagaimana penambang Bitcoin berinteraksi dengan jaringan listrik negara, dan bagaimana pendapatan mereka dikenakan pajak.

Baca juga: Joe Biden Usulkan Pajak Baru, Investor Crypto Akan Terancam?

Rusia Semakin Ramah untuk Mining Kripto

Di sisi lain Rusia cukup ramah terhadap penambangan aset kripto dengan rencana mensubsidi pusat penambangan baru berkapasitas 100 megawatt di Siberia Timur.

Pusat penambangan sedang dibangun oleh Bitriver, yang tidak perlu membayar pajak tanah atau properti dan mendapat manfaat dari pengurangan tarif pajak penghasilan. Fasilitas tersebut juga akan menerima listrik bersubsidi sebesar 50% dari tarif yang berlaku.

Menurut pakar BitRiver, dinamika positif terkait dengan pembatasan aktivitas penambangan di Rusia juga dipengaruhi dengan kebijakan Kazakhstan.

Tahun 2022 negara tersebut memperkenalkan perizinan untuk jenis kegiatan mining kripto dan juga menetapkan langkah-langkah untuk melindungi sistem energi nasional dari penambangan yang tidak diatur. Sementara itu, China telah menindak tegas industri mining sejak 2021. 

Peningkatan mining kripto di Rusia pada dasarnya sesuai harapan, menurut Direktur Pemasaran EMCD, Alisa Tsukanova, negara ini memiliki listrik yang menguntungkan untuk penambangan kripto. 

“Beberapa wilayah di Rusia, seperti Irkutsk dan Sverdlovsk memiliki biaya listrik yang rendah dan iklim yang dingin membuat penambang tak perlu membeli alat pendingin tambahan,” ujarnya. 

Masih Ada Batasan Kripto di Rusia

Kendati cukup ramah terhadap mining kripto, Rusia membatasi penggunaan Bitcoin dan aset kripto berdasarkan undang-undang tentang aset keuangan digital, yang melegalkan kripto tetapi melarang penggunaannya untuk membayar barang dan jasa.

Aset kripto di Rusia juga telah dikaitkan dengan strategi penghindaran sanksi Rusia dengan Amerika Serikat yang memasukkan Bitcoin dan alamat ETH ke daftar hitam pada bulan Februari yang katanya mungkin terlibat dalam penjualan peralatan pertahanan Rusia di luar negeri

Uni Eropa juga telah memberlakukan larangan total untuk melakukan transaksi aset kripto dengan warga negara Rusia dan siapa pun yang tinggal di negara itu sebagai bagian dari sanksi putaran ke delapan yang diperkenalkan tahun lalu.

Baca juga: Di Tengah Invasi dengan Ukraina, Mining Bitcoin di Rusia Tetap Stabil

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.