Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Harga · 7 min read
Harga mayoritas aset crypto masih terlihat bergerak turun setelah adanya publikasi data inflasi dari Amerika yang terlihat turun.
Inflasi yang turun menandakan bahwa efek peningkatan suku bunga acuan berhasil berjalan dan memicu adanya kemungkinan kenaikan suku bunga acuan lanjutan.
Kondisi tersebut dapat berdampak negatif untuk crypto karena menyebabkan banyaknya dana yang keluar dari aset berisiko seperti crypto dan pindah ke Dolar Amerika.
Dalam kondisi ini Bitcoin dan mayoritas crypto kembali turun, dimana Bitcoin turun menyentuh harga terendahnya sejak Desember 2020, sebelum kenaikan harga dimulai.
Bitcoin dan Ethereum telah bergerak turun sekitar 28% dan 30% hanya dalam tujuh hari terakhir namun mayoritas analis masih memprediksi kelanjutan dari pergerakan ini.
Menurut mayoritas analis, pergerakan ini masih belum selesai akibat masih tidak separah pergerakan sebelumnya.
Tapi akibat koreksi yang terjadi saat ini, mayoritas aset crypto terlihat bergerak turun dengan kapitalisasi pasar crypto turun mencapai $1.24 Triliun, nilai terendahnya di tahun ini.
Pergerakan ini terjadi bersama koreksi yang terjadi di mayoritas pasar saham beberapa negara, termasuk Amerika.
Indeks Nasdaq dan Dow Jones terlihat mengalami koreksi sejak 5 Mei 2022 yaitu sejak pernyataan dari Bank Sentral Amerika terkait suku bunga acuan.
Saat ini Bank Sentral Amerika diprediksi akan meningkatkan lagi suku bunga acuan dengan target tahun ini akan mencapai 2% hingga 3%, naik drastis dari 0,25% sebelumnya.
Kondisi tersebut akan mengurangi jumlah uang beredar dan membuat Dolar Amerika kembali naik serta insentif untuk menabung Dolar Amerika semakin tinggi, jadi akan banyak yang meninggalkan aset berisiko seperti crypto dan saham.
Akibat kondisi ini, Bitcoin sebagai aset crypto terbesar saat ini, telah mengalami koreksi enam pekan berturut-turut.
Terakhir kali kondisi ini terjadi adalah pada 2014 yang berujung pada bear market selama kurang lebih 2 tahun sebelum pulih kembali.
Oleh karena asumsi ini banyak analis yang memprediksi bahwa mayoritas crypto bisa lanjut bergerak turun bahkan Bitcoin dapat mencapai $20,000 hingga $15,000.
Pernyataan ini juga didukung oleh Lembaga Penelitian Huobi yang mengeluarkan laporan terbaru terkait pergerakan harga. Laporan tersebut berjudul “Is Another Black May Coming”.
Laporan tersebut menyatakan, “Bitcoin belum mencapai harga terendahnya untuk saat ini, investor lebih baik menunggu dulu sebelum membeli lagi.”
Acuan yang menjadi dasar dari pernyataan ini adalah beberapa data onchain, salah satunya adalah data Net Unrealized Profit Loss atau NUPL.
Data tersebut dikeluarkan oleh CryptoQuant yang juga menyebutkan bahwa “Invesotr saat ini sedang berada di fase Fear atau kekhawatiran dengan kondisi mayoritas portofolio masih lebih banyak yang untung dibandingkan rugi namun bedanya sangat kecil.”
Huobi memprediksi bahwa dengan kondisi seperti ini Bitcoin bisa turun mencapai $25,000 hingga $20,000.
“Dari data pergerakan sebelumnya, kita bisa melihat bahwa saat koreksi Bitcoin terjadi, indikator NUPL berubah menjadi warna jingga (menandakan harapan atau kekhawatiran). Jadi jika pergerakannya sama, maka kemungkinan besar Bitcoin bisa turun ke $15,000 yang sesuai dengan analisis teknikal untuk turun ke $12,200” ujar Hasegawa, peneliti Huobi.
Benjamin Cowen, analis crypto dan CEO dari Into The Cryptoverse, juga menyetujui pernyataan tersebut dan menyatakan bahwa masih ada kemungkinan Bitcoin akan turun lebih jauh.
Cowen menyatakan bahwa data ROI atau Return on Investment selama satu tahun terakhir menunjukkan bahwa masih ada potensi koreksi lanjutan.
Pernyataannya mengacu pada data yang disediakan oleh CoinMetrics dalam bentuk grafik yang terlihat pada satu tahun terakhir terkait keuntungan investasi Bitcoin.
Saat ini juga jumlah investor yang masih menyimpan Bitcoinnya untuk jangka panjang juga terlihat menurun menurut data dari Hodl Waves.
Data juga menunjukkan bahwa mayoritas Youtuber sedang mengalami penurunan dalam penontonnya yang menandakan penurunan ketertarikan terhadap crypto dari masyarakat.
Melihat kondisi ini kemungkinan besar saat ini pasar crypto akan terus bergerak turun dan sudah memasuki fase bear market.
Pemulihan kemungkinan akan terjadi di Tahun 2024 hingga 2025 yang sejalan dengan kondisi makroekonomi yang kemungkinan kembali positif di tahun tersebut.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.