Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Regulasi · 5 min read
Amerika baru saja mempublikasi data inflasi pada 13 Juli 2022 pukul 19.30 WIB dan berhasil membuat volatilitas tinggi di pasar crypto serta aset berisiko lain.
Hal ini disebabkan angka inflasi ini telah mencapai angka tertinggi baru pada 9,1%, didorong oleh banyaknya harga barang pokok yang bergerak naik.
Inflasi Amerika baru saja naik sekitar 9,1% secara tahunan dibandingkan dengan Juni 2021.
Dikabarkan bahwa kenaikan inflasi ini terjadi bersama dengan banyaknya harga barang pokok yang mengalami kenaikan.
Menurut laporan dari BlockWorks, perusahaan analisis data crypto, angka inflasi terdorong paling tinggi oleh kenaikan harga minyak.
Kenaikan harga minyak ini masuk akal mengingat kondisi geopolitik saat ini dimana terdapat konflik antara Rusia dan beberapa negara koalisi Amerika serta Eropa terkait Ukraina.
Kondisi konflik ini telah mempersulit perdagangan minyak di seluruh dunia yang membuat adanya kelangkaan sehingga meningkatkan harganya secara signifikan.
Angka inflasi ini juga didukung dari adanya ketidakselarasan antara kebijakan fiskal dan moneter yang diterapkan Amerika.
Saat ini Amerika telah menerapkan kebijakan moneter kontraktif dengan cara meningkatkan suku bunga acuan agar jumlah uang beredar di perekonomian berkurang dan menurunkan inflasi.
Tapi Amerika masih menerapkan kebijakan fiskal ekspansif dengan cara tetap memberikan dana bantuan dan menambah jumlah uang beredar di pasar.
Kebijakan tersebut terlihat dari data yang dipublikasi pada pekan lalu dimana dana bantuan untuk pengangguran masih terus meningkat dibandingkan bulan lalu.
Jadi untuk saat ini terjadi kondisi yang sia-sia dimana pemerintah masih terus meningkatkan jumlah uang beredar tapi bank sentral terus berusaha mengurangi uang beredar.
Baca juga: Harga Crypto Mulai Naik, Waspada Gocekan Whales
Ditambah lagi dengan kondisi geopolitik yang mempersulit bank sentral untuk mengurangi jumlah uang beredar karena harga barang yang naik memaksa masyarakat untuk mengeluarkan lebih banyak uang.
Oleh karena itu, Bank Sentral Amerika dikabarkan akan terus meningkatkan suku bunga acuan demi mengurangi jumlah uang beredar.
Dikatakan bahwa Bank Sentral Amerika akan berusaha meningkatkan suku bunga acuan hingga 2% bahkan 3% tahun ini. Tapi dengan kondisi ini kemungkinan besar target tersebut akan naik untuk membantu mengurangi jumlah uang beredar.
Kondisi ini akan membawa volatilitas untuk seluruh aset berisiko termasuk crypto, sehingga ada kemungkinan walau saat ini harga crypto naik, pergerakan sideways atau konsolidasi dalam jangka panjang masih berlanjut.
Kabar baiknya, setelah publikasi data inflasi ini, kekhawatiran yang sebelumnya memuncak saat menunggu data inflasi tersebut terlihat mulai berkurang.
Sebelum data ini dipublikasi, mayoritas aset berisiko seperti crypto dan saham Amerika mengalami penurunan signifikan.
Kondisi ini kemungkinan besar terjadi karena banyaknya investor yang memilih untuk menunggu dan menjual asetnya dalam rangka menghindari volatilitas saat publikasi data tersebut.
Sebelumnya mayoritas investor memiliki asumsi bahwa inflasi akan turun karena kebijakan moneter yang sudah baik, sehingga harga aset berisiko turun dan Dolar Amerika naik.
Narasi tersebut dibuat semakin kuat setelah Bank Sentral Amerika membuat publikasi suku bunga acuan yang naik signifikan bersama pernyataan dalam rapat FOMC.
Tapi, setelah data tersebut dipublikasi, terlihat bahwa mayoritas investor membeli kembali dengan asumsi bahwa Dolar Amerika akan kembali turun bersama inflasi tinggi ini, membuat asumsi sebelumnya salah.
Terlihat bahwa indeks saham Amerika, Nasdaq, mengalami peningkatan lebih dari 1% bersama Bitcoin yang naik sekitar 5% membawa pergerakan positif untuk crypto lainnya.
Walau begitu, untuk saat ini kondisi positif di pasar masih belum terjamin karena banyaknya sentimen negatif yang beredar.
Sentimen pertama adalah kabar dari Celsius yang sudah mengaku bangkrut sehingga memperbesar kemungkinan adanya penjualan aset, termasuk $531 Juta dalam Wrapped Bitcoin.
Sentimen kedua adalah kabar dari Three Arrows Capital yang sedang mengalami gangguan dalam proses kebangkrutan karena pendirinya kabur menghilang, memperbesar kemungkinan efek sistemik atau kemungkinan lebih banyak perusahaan terikat yang bangkrut karena tidak dapat dana.
Terakhir adalah Mt Gox yang saat ini memiliki 142.000 Bitcoin untuk dijual dalam rangka ganti rugi korban.
Jadi melihat adanya sentimen ini, masih ada kemungkinan volatilitas masih bergerak tinggi. Untuk trader diharap waspada dan selalu menjaga manajemen risiko.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.