Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Altcoins · 6 min read
Salah satu figur terkemuka dalam dunia kripto, Arthur Hayes, yang juga dikenal sebagai pendiri BitMEX, berbagi pandangannya mengenai beberapa proyek kripto. Dengan pengalaman dan keahliannya dalam industri kripto, pandangan Hayes seringkali menjadi sorotan bagi banyak investor dan pengamat kripto.
Dalam tulisannya, Hayes beberapa kali menyebutkan bursa tersentralisasi (CEX) dan bursa terdesentralisasi (DEX). “Para retail akan pindah dari CEX menuju DEX pada siklus ini,” tulis Hayes.
Hayes juga menyebutkan tendensinya dalam berinvestasi aset kripto. “Saya lebih suka berinvestasi pada token dengan tingkat kesuksesan 0,01% dengan backstory yang unik dan viral, dibandingkan token dengan tingkat kesuksesan 50% tapi tidak memiliki cerita apapun,” tulisnya.
Berdasarkan hal di atas, berikut adalah lima altcoin yang disebut dalam tulisan Hayes.
Cerita yang dibawakan Hayes mengenai DYDX adalah pergeseran volume perdagangan derivatives dari CEX menuju DEX. Masalah yang terdapat pada CEX adalah pengelolaan aset pengguna yang melibatkan pihak ketiga. Pada DEX, aset pengguna tetap dalam kontrol pengguna sendiri.
Per artikel ini dibuat (22/2/24), DYDX memimpin volume perdagangan DEX derivatives dengan volume harian mencapai US$1,1 miliar. Sementara pada CEX, Binance menjadi pemimpin volume perdagangan derivatives dengan US$63 miliar. Melihat angka ini, volume DYDX hanya 1,7% dari Binance, mengindikasikan ruang berkembang yang besar.
DYDX diperdagangkan pada harga US$2,91 (22/2/24) dengan harga all time high (ATH) US$27,78, sekitar 9,5 kali lipat dari harga saat ini.
Baca juga: Whale Jual DYDX, Harga Terpantau Turun -13%
Masih dengan cerita yang sama dengan DYDX, GMX juga merupakan platform DEX derivatives. Perbedaan dari keduanya adalah chain di mana platform dibangun. DYDX dibangun pada ekosistem Cosmos Hub pada versi 4, sementara GMX dibangun di ekosistem Arbitrum.
Hayes telah lama menjadi holder dari GMX yakni sejak Maret 2022 lalu, dan memiliki 237.673 GMX. Per artikel ini dibuat (22/2/24), GMX diperdagangkan pada harga US$45,68, sehingga nilai yang dimiliki oleh Hayes adalah sekitar US$10,1 juta (Rp157,6 miliar). Harga ATH GMX adalah US$217,32, atau sekitar 4,8 kali lipat harga saat ini.
Baca juga: GMX Berhasil Ungguli Uniswap dalam Biaya Trading
Hayes menyoroti potensi Pendle untuk menghasilkan volume perdagangan yang signifikan dalam market DeFi karena inovasi yield trading yang unik. Faktanya, volume perdagangan pada platform ini meningkat pesat sejak awal tahun 2024.
Berdasarkan postingan founder Pendle, TN menyebutkan bahwa volume perdagangan Pendle secara akumulatif telah menyentuh US$2,5 miliar. TVL platform ini telah menyentuh US$1,5 miliar.
Some nice back-to-back milestones.
— TN | Pendle (@tn_pendle) February 21, 2024
At $2.5 billion trading volume for @pendle_fi a week later 🌅 https://t.co/D9S6esHN16 pic.twitter.com/tnqFPtWOgi
Per artikel ini dibuat (22/2/24), PENDLE diperdagangkan pada harga US$2,60 dengan harga ATH di US$3,83, atau sekitar 1,5 kali lipat dari harga saat ini.
Baca juga: PENDLE Naik +33% Dalam Sepekan, Transaksi Tembus US$1 Miliar
Hayes menuliskan tentang pentingnya oracle on-chain yang menyediakan feed harga untuk penyelesaian dan likuidasi pada DEX. Flare Network (FLR) adalah salah satu proyek yang menawarkan solusi oracle untuk DEX. Proyek oracle yang sudah terkenal adalah Chainlink (LINK), namun valuasinya sudah sangat besar.
Flare onboards @GoogleCloud as an infrastructure provider to validate the network and contribute to the Flare Time Series Oracle.
— Flare ☀️ (@FlareNetworks) January 15, 2024
Enshrining decentralized data delivery in a dual role with network validation is what makes Flare the Blockchain For Data.https://t.co/bJF9yX7GrX pic.twitter.com/oGySMD4vVq
Pada pertengahan Januari 2024 lalu, Flare Network berhasil menjalin kerjasama dengan Google Cloud sebagai validator jaringan dan kontributor.
Per artikel ini dibuat (22/2/24), FLR diperdagangkan pada harga US$0,0332 dengan harga ATH di US$0,0797, atau sekitar 2,4 kali lipat dari harga saat ini.
Dalam tulisannya, Hayes menyebutkan tentang penyelesaian penyeberangan aset secara cross-chain tanpa membangun bridge. Proyek seperti Axelar (AXL) memiliki peran dalam memfasilitasi interoperabilitas antara berbagai blockchain tanpa perlu infrastruktur bridge yang tradisional.
Axelar memiliki protokol cross-chain bernama Satellite, memungkinkan pengguna untuk mentransfer aset dari chain berbasis EVM menuju ekosistem Cosmos Hub dan sebaliknya.
Per artikel ini dibuat (22/2/24), AXL diperdagangkan pada harga US$1,29 dengan harga ATH yang sangat dekat dengan harga saat ini, yakni di US$1,35.
Baca juga: 5 Altcoin Potensial Layak Diperhatikan Tahun 2024
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.