Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Trading · 7 min read
Sejak berdiri, pasar crypto terlihat memiliki siklus empat tahun dimana dalam siklus tersebut terdapat fase bear dan fase bull market.
Fase bear market adalah saat pasar crypto mengalami penurunan harga secara signifikan.
Sedangkan, fase bull adalah saat pasar crypto mengalami peningkatan harga yang signifikan.
Terjadinya fase ini disebabkan oleh acuan pergerakan mayoritas crypto kepada Bitcoin.
Fase ini diperkuat akibat Bitcoin memiliki siklus halving yang membuat siklus empat tahun tersebut.
Tahun 2021 ini dianggap sebagai fase bull yang membuat banyak kekhawatiran terhadap fase bear market di 2022.
Sehingga saat ini banyak yang sedang mencari cara untuk mengetahui kapan fase bear market dimulai untuk mulai mengamankan dana atau keuntungan.
Perlu diketahui bahwa tidak ada yang bisa memprediksi kapan tiap fase terjadi, tapi mayoritas analis mengacu kepada data onchain.
Onchain data adalah informasi yang didapatkan langsung dari transaksi yang tercatat di blockchain publik.
Onchain data umumnya terbagi menjadi tiga. Pertama adalah data transaksi seperti jumlah crypto yang berpindah tangan, alamat wallet pengirim dan penerima, serta isi wallet crypto setelah transaksi.
Kedua adalah data pencatatan block seperti data para penambang atau validator, imbalan penambang atau validator, dan pencatatan kode block pada blockchain.
Ketiga adalah kode smart contract seperti alamat smart contract, isi smart contract, dan token atau proyek yang terikat dengan smart contract.
Seluruh data ini membuat crypto bergerak secara transparan, karena seluruh transaksi dapat terlihat.
Data ini dapat digunakan sebagai alat analisis, terutama saat berhadapan dengan whale.
Tapi perlu diingat, walau transparan seluruh pemilik transaksi tetap tidak diketahui, sehingga blockchain dalam crypto tetap menjaga privasi.
Data onchain sendiri umumnya diolah kembali oleh para peneliti untuk membuat sebuah metrik atau alat untuk mengukur pergerakan harga.
Umumnya metrik ini akan digunakan sebagai alat analisis, terutama oleh institusi dan investor besar atau whale, agar keputusan membeli atau menjual menjadi lebih matang.
Salah satu metrik yang paling terkenal adalah pada Tahun 2011 yang bernama Coin Days Destroyed, yang berguna untuk melacak aktivitas Blockchain Bitcoin pada saat itu.
Saat ini, metrik dan data onchain sendiri sudah berkembang jauh dan sudah ada sekitar ratusan metrik yang digunakan untuk analisis harga crypto.
Wajib diketahui bahwa data dan metrik adalah dua hal berbeda, dimana metrik adalah data yang telah diolah dengan metode statistik dan matematika.
Jadi umumnya, investor institusi lebih memilih untuk menggunakan analisis dengan metrik onchain.
Hal tersebut juga disebabkan umumnya metrik onchain telah disediakan oleh lembaga riset crypto.
Terdapat lebih dari puluhan metrik onchain, namun dalam artikel ini akan digunakan tiga metrik onchain untuk membantu menganalisis harga terutama Bitcoin.
Alat analisis ini dapat juga digunakan untuk membantu mencari awal dari fase bull dan fase bear di pasar crypto.
Pertama adalah data Liveliness yang digunakan untuk melihat pergerakan dari investor besar atau whale, seperti saat mereka membeli atau menjual.
Tujuan metrik ini adalah untuk menjadi pertanda trend atau pergerakan whale ke depannya dan meniru untuk mendapatkan keuntungan terbaik.
Metrik ini memberikan pertanda apakah saat ini whale sedang melakukan akumulasi pembelian atau sedang menjual.
Liveliness merupakan salah satu metrik utama akibat metrik ini dikembangkan dari salah satu metrik utama yang dibentuk pada 2011 yaitu Coin Days Destroyed.
Alat pengukuran ini menggunakan angka 1 hingga 0 dimana saat bergerak naik mendekati 1 menjadi pertanda bahwa whale melakukan penjualan dan turun mendekati 0 menjadi pertanda whale membeli.
Saat garis data tersebut bergerak menyamping atau sideways, menjadi pertanda bahwa tekanan jual dan beli antara whale sedang seimbang.
Selain itu metrik ini dapat digunakan untuk memeriksa keamanan sebuah crypto. Umumnya crypto yang semakin dekat ke 0 adalah crypto dengan kapitalisasi pasar tinggi tapi likuiditas dan adopsinya sangat buruk.
Tanda tersebut dapat membuktikan potensi manipulasi dari pihak tim dan menjadi pertanda untuk menjauhi crypto tersebut.
Cara untuk memanfaatkan metrik tersebut adalah dengan melihat pergerakan grafik. Umumnya saat grafik liveliness terus naik, ada pertanda whale mulai banyak yang menjual dan ada baiknya dimanfaatkan juga untuk ikut menjual.
Sebaliknya, saat grafik ini bergerak turun, mayoritas whale sedang melakukan pembelian, sehingga dapat dimanfaatkan untuk ikut membeli.
Sebab, tidak bisa dipungkiri bahwa pergerakan whale adalah penggerak pasar crypto, jadi ada baiknya sebagai ritel, investor mengikuti pergerakan whale.
Untuk melihat potensi mulainya fase bear market, investor dapat memperhatikan dalam jangka panjang apakah grafik terus bergerak naik tanpa koreksi.
Saat mulai bergerak naik tanpa pergerakan menyamping atau turun, umumnya puncak fase bull akan segera tiba dan fase bear akan dimulai.
Berikutnya adalah MVRV Z-Score dimana metrik ini digunakan untuk mendeteksi apakah suatu crypto sudah terlalu “mahal” atau “murah” dibandingkan nilai “asli”.
MVRV adalah singkatan dari Market Value dan Realized Value dimana Market Value mencerminkan nilai crypto di pasar dan Realized Value adalah nilai aslinya.
MVRV Z-Score adalah sebuah pengembangan dari metrik MVRV namun dalam perhitungan yang lebih mendalam.
Metrik ini adalah salah satu metrik yang mudah dipahami karena saat grafik mendekati daerah merah, artinya kondisi suatu crypto sudah berada di harga yang terlalu mahal.
Contoh penerapan yang paling sering dilakukan adalah pada Bitcoin, dimana jika grafik data MVRV Z-Score Bitcoin telah berada di daerah merah, artinya akan terjadi potensi koreksi.
Sebaliknya, saat berada di daerah biru, umumnya harga sudah relatif “murah” dan umumnya dapat dijadikan pertanda untuk mulai membeli.
MVRV Z-Score ini adalah perhitungan statistik yang juga dapat digunakan untuk menemukan potensi mulainya fase bear.
Untuk melihat potensi mulainya fase bear, investor dapat melihat dalam jangka waktu yang lebih panjang dan memperhatikan zona merah.
Jika sudah mulai mencapai zona merah, ada baiknya investor bersiap untuk mulai menjual. Walau masih ada potensi naik lebih tinggi, jika mengincar keamanan, langkah terbaik adalah menjual saat di daerah merah.
Terakhir adalah metrik Rasio Realized HODL atau RHODL, sebuah pengembangan dari metrik Realized Cap HODL Waves.
Metrik ini adalah salah satu yang paling sering digunakan untuk melihat puncak dari fase bull dan transisi menuju fase bear.
Hal ini disebabkan Rasio RHODL memperlihatkan perhitungan jumlah persediaan suatu crypto dibandingkan dengan umur crypto itu sendiri.
Rasio ini menggunakan gabungan dari perhitungan antara crypto yang sudah lama berada di wallet dan tidak ditransaksikan dan persediaan keseluruhan di pasar.
Perhitungan yang dilakukan akan direkap dalam bentuk grafik seperti contoh Bitcoin pada gambar di atas.
Saat grafik bergerak naik, umumnya menjadi pertanda pasar akan koreksi.
Sebab grafik ini mengukur jangka panjang, jadi ada pertanda fase bull telah memuncak dan akan terjadi fase bear.
Umumnya seperti MVRV Z-Score, saat RHODL telah mencapai daerah merah, koreksi akan terjadi karena pergerakan sudah terlalu berlebihan.
Sebaliknya saat telah mencapai daerah biru, umumnya fase bear akan segera selesai dan kemungkinan fase bull baru akan dimulai.
Perlu diketahui bahwa masih banyak rasio dan metrik yang dapat digunakan. Namun ketiga metrik ini adalah metrik yang paling sering digunakan.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.