
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Blockchain · 6 min read
Decentralized science (DeSci) menjadi narasi baru yang memungkinkan adanya kesempatan melampaui batasan yang ada di sistem tradisional. Dengan menghubungkan blockchain dengan dunia sains atau ilmu pengetahuan, DeSci dapat digunakan untuk membangun sistem yang berfokus pada keadilan, transparansi dan aksesibilitas. Namun, sebenarnya apa pengertian dari DeSci? Artikel ini akan membahas dengan spesifik terkait DeSci.
Sederhananya, DeSci atau decentralized science merupakan pendekatan untuk melakukan penelitian saintifik namun alih-alih menggunakan cara yang umumnya dilakukan atau tradisional, DeSci memanfaatkan teknologi terdesentralisasi.
Tujuannya adalah merevolusi akses pada data saintifik, mempromosikan proses peer review yang lebih transparan, dan memberikan insentif berupa kolaborasi internasional di antara para peneliti.
DeSci juga mengimplementasikan praktik terdesentralisasi untuk membuat dan mendistribusikan ilmu pengetahuan, sehingga dengan desentralisasi, DeSci dapat memastikan integritas dan keabadian atau kepermanenan catatan saintifik sekaligus mengurangi hambatan yang saat ini ada.
Co-founder Ethereum, Vitalik Buterin, pernah mengungkapkan bahwa DeSci adalah ide-ide yang ditujukan untuk menjawab pertanyaan “Apa saja cara-cara yang dapat dilakukan teknologi terdesentralisasi baru terbuka yang membuat sains menjadi lebih baik?” Sebelum kita masuk ke cara-caranya, tengok dulu permasalahan yang saat ini terjadi di TradSci.
TradSci atau traditional science saat ini memiliki masalah yang dinamakan “valley of death” yaitu periode di antara penelitian saintifik yang sudah ada selama ini dan perkembangan dari penelitian tersebut, sehingga dapat diakses dan digunakan untuk keperluan publik.
Dari sains yang dihasilkan sebuah penelitian menjadi sains yang dapat digunakan oleh orang banyak, terdapat beberapa masalah yang kerap terjadi seperti masalah peer review yang memperlambat komunikasi adanya pandangan baru. Lalu IP atau properti intelektual, yang membatasi penggunaan hasil sebuah penelitian.
Terakhir, biaya yang luar biasa tinggi. Jurnal dan artikel di lingkungan komunitas peneliti dikenal punya biaya yang tinggi untuk menerbitkan sebuah penelitian, dengan biaya yang tinggi, akan sangat sulit bagi orang banyak untuk mengakses penelitian tersebut, sehingga menimbulkan masalah lain seperti pembajakan.
Untuk melewati valley of death ini, dibutuhkan pendekatan yang bukan saja lebih efektif tapi juga baru. Blockchain dan terdesentralisasi dianggap dapat menyelesaikan masalah-masalah ini.
Baca juga: 5 Ekosistem Blockchain Terpopuler di 2024
Publikasi akademik
Platform DeSci dapat menyediakan repositori terdesentralisasi untuk publikasi akademik, jadi peneliti tidak perlu melewati proses yang panjang seperti yang harus dilewati sekarang untuk dapat mempublikasikan hasil penelitian mereka. Dengan adanya repositori terdesentralisasi ini juga, publik mendapatkan akses yang lebih luas kepada hasil penelitian.
Pendanaan penelitian
Dengan smart contracts, alokasi pendanaan untuk penelitian dapat lebih transparan dan menambah lebih banyak cara untuk mendapatkan pendanaan lagi. Juga memberikan kontributor reward yang lebih layak atas karyanya.
Kolaborasi dan penyebaran data
Platform DeSci dapat memfasilitasi penyebaran data dan bahan penelitian dengan lebih transparan dan aman. Dengan bantuan platform DeSci juga, peneliti mempunyai kesempatan untuk memonetisasi dan mentokenisasi data mereka.
Peer review
Dengan sistem reputasi yang berbasis blockchain, sistem peer review dapat berlangsung lebih baik lagi dengan kredibilitas dan kepercayaan publikasi saintifik. Dengan blockchain, catatan kontribusi penelitian juga dapat dibuat transparan dan permanen, mempromosikan akuntabilitas di lingkungan peneliti.
Baca juga: Memahami Konsensus dalam Blockchain
ResearchHub
Sebuah platform yang menggunakan model “collaborative open science” atau sains terbuka yang kolaboratif. Peneliti dapat memanfaatkan platform ini untuk mencari artikel dan menjadi bagian dari komunitas saintifik.
Tujuan dari platform ini adalah menjadi platform diskusi saintifik dengan layer yang dapat memberikan insentif bagi kontributor. Sejauh ini pemberian insentif dilakukan lewat token ResearchCoin (RSC) yang merupakan token reward komunitas dan mata uang ResearchHub. Untuk mendapatkannya, pengguna hanya harus berinteraksi dengan platform tersebut dengan cara mengunggah artikel, memposting komen, dan membuat postingan.
Platform ini didukung oleh founder Coinbase, Brian Armstrong, yang memiliki semangat untuk mempercepat solusi sains dan teknologi bagi dunia.
Baca juga: Mengenal Layer-2 Base dari Coinbase
Molecule Protocol
Merupakan platform yang menjembatani celah di antara proyek penelitian biomedis dan pendanaan yang dibutuhkan oleh penelitian-penelitian tersebut. Tujuannya adalah untuk menyediakan pembangun DAO bioteknologi dengan kerangka kerja IP-NFT legal, kerangka organisasi yang bagus, pendanaan, talenta, serta lainnya.
VitaDAO
Merupakan usaha kolektif yang mendanai penelitian berkepanjangan namun masih dalam tahap awal, terutama yang berfokus pada memperpanjang kesehatan dan umur manusia. Caranya menyediakan dana adalah dengan mencari start-up yang dapat mengkomersialisasi penelitian-penelitian tersebut.
ValleyDAO
Merupakan komunitas untuk peneliti, entrepreneur, dan orang-orang yang ingin mendemokratisasi akses pada biologi sintetis dengan tujuan memodifikasi sistem biologi yang sudah ada saat ini.
INNBC
INNBC atau Innovative Bioresearch Coin telah merilis artikel yang di-peer review terkait penggunaan teknologi blockchain pada penelitian saintifik. Artikel yang tersedia mencakup pendesentralisasian penyimpanan dan penyebaran data biomedis dan bagaimana peneliti sains mendapatkan fitur yang ada di blockchain seperti kepermanenan, timestamps, dan identitas yang dapat digunakan untuk memastikan kesediaan data yang permanen, menyediakan proof of existence, tapi di sisi lain juga melindungi mereka sebagai penulis artikel.
Baca juga: Blockchain: Pengertian, Cara Kerja, dan Manfaatnya
Saat ini, DeSci memang masih merupakan narasi yang cukup baru di dunia teknologi blockchain. Masih banyak perdebatan terkait efektifitas dan kebutuhan akan teknologi blockchain tersebut di lingkup saintifik. Namun, potensinya begitu besar karena dianggap dapat menyelesaikan banyak permasalahan yang kerap terjadi di dunia sains.
Perlu diingat juga bahwa meskipun DeSci ini terkait dengan teknologi blockchain, tidak harus berada di blockchain-nya pun dianggap tidak masalah karena yang terpenting adalah “konsep” desentralisasi dari teknologi blockchain yang dapat membantu mengembangkan ilmu pengetahuan dan menyelesaikan permasalahan yang selama ini terjadi karena sentralisasi.
Baca juga: Mengenal Ethena (ENA) dan Stablecoin USDe
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.