Linkedin Share
twitter Share

Blockchain · 7 min read

Memahami Konsensus dalam Blockchain

Blockchain Ethereum dan Polygon

Apabila kamu tiba di artikel ini, maka diasumsikan kamu sudah mengenal Blockchain secara umum. Selengkapnya mengenai blockchain bisa kamu dapatkan di sini. 

Sekarang, mari kita lanjut ke bahasan lebih dalam yakni mengenai konsensus dalam blockchain. 

Konsensus dalam Blockchain

Perlu diingat lagi jika Blockchain adalah sistem peer-to-peer terdesentralisasi tanpa figur otoritas pusat. Meskipun ini menciptakan sistem yang terpusat tapi tentu masih ada masalahnya. 

Blockchain bukanlah sistem biasa di mana ada yang mengatur dan berhak mengambil tindakan. Oleh karena itu, untuk mengatur cara kerja blockchain dibutuhkan semacam konsensus atau kesepakatan untuk membuat blockchain bekerja.   

Jadi, bagaimana mekanisme konsensus atau kesepakatan ini bekerja dan mengapa kita membutuhkannya? Apa saja mekanisme konsensus yang digunakan dalam cryptocurrency?

Mekanisme Konsensus

Dalam istilah yang lebih sederhana, konsensus adalah cara dinamis untuk mencapai kesepakatan dalam suatu kelompok. Sementara itu dalam lingkup blockchain, mekanisme konsensus mengacu pada algoritme atau mekanisme dasar yang memungkinkan peserta dalam jaringan blockchain mencapai kesepakatan tentang validitas transaksi dan keadaan blockchain.

Mekanisme konsensus dirancang untuk memastikan bahwa semua peserta dalam jaringan memiliki pandangan yang konsisten tentang blockchain dan mencegah pelaku jahat merusak data.

Tujuan Konsensus

Setelah mendefinisikan apa konsensus itu, mari kita lihat apa tujuan dari mekanisme konsensus.   

  • Mencari Kesepakatan: Mekanisme konsensus harus menghasilkan sebanyak mungkin persetujuan dari kelompok.
  • Kolaboratif: Semua peserta harus bertujuan untuk bekerja bersama untuk mencapai hasil yang mengutamakan kepentingan kelompok.
  • Koperatif: Semua peserta tidak boleh mengutamakan kepentingan mereka sendiri dan bekerja sebagai tim lebih dari individu.
  • Setara: Kelompok yang berusaha mencapai konsensus harus setara.  Ini artinya bahwa setiap suara memiliki bobot yang sama.
  • Inklusif: Sebanyak mungkin orang harus dilibatkan dalam proses konsensus.
  • Partisipatif: Mekanisme konsensus harus sedemikian rupa sehingga setiap orang harus berpartisipasi aktif dalam keseluruhan proses. 

Sekarang kita telah mendefinisikan apa mekanisme konsensus dan apa tujuannya. Lalu, mekanisme konsensus mana yang harus digunakan untuk entitas seperti blockchain.

Jenis Konsensus Blockchain

Di artikel ini kami akan menjelaskan dua konsensus dalam blockchain. 

Proof of Work 

Proof-of-Work, atau PoW, adalah algoritma konsensus dalam jaringan blockchain yang digunakan Bitcoin atau aset kripto lain yang menggunakan proses mining.

Para miners atau penambang menggunakan komputer dan alat mining untuk memverifikasi dan memvalidasi transaksi, jika berhasil maka akan mendapatkan imbalan koin kripto.

Namun perlu jadi perhatian, ada beberapa masalah dari mekanisme ini, di antaranya adalah proses yang tidak efisien karena dibutuhkan alat dan energi yang besar.

Kedua, proses ini seringkali tidak menguntungkan bagi penambang individu, sebab organisasi yang mampu membeli alat mining lebih cepat dan lebih kuat biasanya memiliki peluang lebih baik untuk menambang daripada yang lain.

Proof of Stake

Proof of Stake (PoS) diusulkan pada hari-hari awal Bitcoin sebagai alternatif untuk proof of work. Sistem ini diadopsi oleh Ethereum, dalam sise

Dalam sistem PoS, tidak ada konsep penambang, perangkat keras khusus, atau konsumsi energi besar-besaran.

Di PoS, validator dipilih untuk membuat blok baru berdasarkan jumlah mata uang kripto yang mereka miliki dan bersedia “mempertaruhkan” atau dikenal dengan nama staking sebagai jaminan.

Validator dipilih untuk membuat blok dengan cara deterministik, biasanya berdasarkan kombinasi faktor seperti taruhannya dan elemen pengacakan.

Semakin banyak kripto yang dipegang validator, semakin tinggi peluang mereka untuk dipilih untuk membuat blok. PoS dirancang agar lebih hemat energi daripada PoW dan memungkinkan pembuatan blok lebih cepat.

Baca juga: Beda Proof of Stake dan Proof of Work

Delegated Proof of Stake (DPoS)

Delegated Proof of Stake adalah algoritma, di mana pemegang token di jaringan memilih sejumlah node tepercaya, yang disebut “delegasi” atau “produsen blok”, untuk membuat blok dan memvalidasi transaksi atas nama mereka.

Delegasi ini bertanggung jawab untuk menjaga integritas jaringan dan mencapai konsensus. DPoS bertujuan untuk mencapai skalabilitas dan kecepatan dengan mengurangi jumlah node yang terlibat dalam pembuatan blok sambil tetap menyediakan struktur tata kelola yang terdesentralisasi.

Baca juga: 5 Kegunaan Teknologi Blockchain Dalam Layanan Keuangan

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.