Linkedin Share
twitter Share

Bitcoin · 8 min read

Mengenal BTCfi, Menggali Potensi DeFi Berbasis Bitcoin

btcfi

BTCfi (Bitcoin Finance) berupaya mengubah Bitcoin dari sekadar aset simpanan nilai (store of value) menjadi instrumen keuangan yang lebih produktif, menawarkan kesempatan bagi pengguna Bitcoin untuk memanfaatkan aset mereka dalam staking, pinjaman, dan perdagangan. Artikel ini akan mengeksplorasi bagaimana BTCfi bekerja, tantangannya, serta proyek-proyek terkemuka dalam sektor ini.

Mengenal Bitcoin Finance (BTCfi)

BTCfi adalah singkatan dari Bitcoin Finance, sebuah tren baru di ekosistem DeFi yang memanfaatkan kekuatan Bitcoin untuk menyediakan layanan keuangan terdesentralisasi. Sementara DeFi awalnya didominasi oleh jaringan Ethereum, BTCfi hadir untuk membuka peluang serupa di atas Bitcoin. BTCfi memungkinkan pemegang Bitcoin untuk mendapatkan imbal hasil melalui staking, memberikan pinjaman, atau berpartisipasi dalam protokol-protokol keuangan lainnya.

Dengan meningkatnya solusi layer-2 dan sidechains seperti Lightning Network dan Liquid, BTCfi bertujuan untuk menjadikan Bitcoin lebih efisien dan dapat digunakan dalam berbagai aplikasi keuangan.

BTCfi tidak selalu dilakukan di jaringan Bitcoin secara langsung. Banyak protokol juga memanfaatkan jaringan lain seperti Ethereum, dengan cara membungkus Bitcoin menjadi Wrapped Bitcoin (WBTC). WBTC adalah representasi token Bitcoin yang berjalan di jaringan Ethereum, memungkinkan pengguna Bitcoin untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas DeFi seperti staking, pinjaman, dan perdagangan di jaringan Ethereum.

Ini memungkinkan Bitcoin untuk tetap relevan dan fleksibel di luar ekosistem aslinya, memperluas fungsionalitasnya di berbagai jaringan yang lebih ramah DeFi.

Baca juga: BlackRock Rilis White Paper Tentang Bitcoin, Ini Poin Pentingnya!

Cara Kerja BTCfi

Pada dasarnya, BTCfi bekerja dengan memanfaatkan solusi layer-2 dan sidechain yang dibangun di atas jaringan Bitcoin. Teknologi seperti Lightning Network memungkinkan transaksi yang lebih cepat dan murah di luar rantai utama Bitcoin. Selain itu, sidechains seperti Liquid Network dan Stacks memungkinkan penciptaan kontrak pintar di atas Bitcoin, membuka jalan bagi protokol-protokol DeFi.

Selain penggunaan langsung di jaringan Bitcoin, BTCfi juga memungkinkan penggunaan Bitcoin di jaringan lain melalui Wrapped Bitcoin (WBTC). WBTC adalah token yang dipatok 1:1 dengan Bitcoin, tetapi berjalan di jaringan Ethereum. Proses wrapping ini dilakukan dengan cara mengunci Bitcoin asli dan mencetak WBTC sebagai representasi di jaringan Ethereum.

Dengan menggunakan WBTC, pengguna dapat mengakses protokol DeFi berbasis Ethereum, seperti lending, yield farming, dan DEX (Decentralized Exchanges), sambil tetap memanfaatkan nilai asli Bitcoin mereka. WBTC memungkinkan Bitcoin untuk menjadi lebih fleksibel dan produktif di jaringan yang lebih ramah DeFi seperti Ethereum.

Baca juga: Pendle V3 akan Menghadirkan Likuiditas Baru di Dunia DeFi

Tantangan dan Peluang pada Sektor BTCfi

Tantangan dalam BTCfi

  • Skalabilitas Terbatas: Bitcoin memiliki kapasitas transaksi yang lebih rendah dibandingkan jaringan lain seperti Ethereum, sehingga bisa menjadi hambatan dalam skala besar.
  • Adopsi yang Lambat: BTCfi masih dalam tahap awal, dan butuh waktu untuk mencapai adopsi massal baik di kalangan pengguna Bitcoin maupun pengembang.
  • Kompleksitas Teknis: Proses wrapping Bitcoin untuk digunakan di jaringan lain, seperti Ethereum, membutuhkan pemahaman teknis yang mendalam dan kepercayaan pada pihak ketiga.
  • Kurangnya Infrastruktur: Infrastruktur DeFi di atas Bitcoin, seperti kontrak pintar, belum sebaik di jaringan lain seperti Ethereum, yang telah lama mendominasi ekosistem DeFi.

Peluang dalam BTCfi

  • Stabilitas Bitcoin: Sebagai aset yang lebih stabil dan diterima secara global, Bitcoin menawarkan landasan yang kuat untuk membangun aplikasi keuangan terdesentralisasi yang lebih aman.
  • Desentralisasi Tinggi: Bitcoin dikenal sebagai jaringan yang paling terdesentralisasi, membuatnya lebih aman dan tahan terhadap sensor dibandingkan dengan blockchain lainnya.
  • Integrasi Lintas Jaringan: Dengan Wrapped Bitcoin (WBTC), BTCfi bisa memanfaatkan ekosistem DeFi di jaringan lain seperti Ethereum, memperluas utilitas Bitcoin di luar rantai utamanya.
  • Pertumbuhan Solusi Layer-2: Pengembangan solusi layer-2 seperti Lightning Network dan Liquid Network membuka peluang besar untuk meningkatkan kecepatan dan efisiensi transaksi Bitcoin di sektor DeFi.

Baca juga: 5 Airdrop yang Bisa Digarap Melalui Pendle Finance

Proyek-proyek BTCfi

Lombard

Lombard adalah protokol liquid staking yang memungkinkan pengguna untuk melakukan staking Bitcoin sambil tetap dapat mengakses likuiditas melalui LBTC, sebuah token yang mewakili Bitcoin yang di-stake. Dengan menggunakan LBTC, pengguna dapat terus memanfaatkan Bitcoin mereka dalam ekosistem DeFi tanpa harus menunggu proses unstaking, yang sering kali memakan waktu.

lombard btcfi
Gambar: Staking BTC di Lombard. Sumber: Lombard.

Lombard juga mendukung restaking lintas jaringan, yang berarti pengguna dapat memanfaatkan BTC mereka di berbagai protokol DeFi di luar jaringan Bitcoin, meningkatkan fleksibilitas dan potensi imbal hasil dari Bitcoin yang di-stake.

Corn L2

Corn L2 adalah solusi Layer-2 yang bertujuan untuk menggabungkan ekosistem Bitcoin dengan Ethereum, dua blockchain terbesar di dunia. Corn L2 menggunakan BTCN, token yang mewakili Bitcoin ter-wrapping, sebagai biaya gas dan insentif di jaringan Ethereum.

corn btcfi
Gambar: Website resmi Corn. Sumber: Corn.

Solusi ini memungkinkan pengguna untuk memindahkan likuiditas dari Bitcoin ke Ethereum, memanfaatkan ekosistem DeFi Ethereum yang lebih luas. Dengan ini, Corn L2 memberikan interoperabilitas yang lebih baik antara dua jaringan terbesar, memungkinkan pengguna untuk mengambil keuntungan dari kecepatan dan efisiensi Ethereum tanpa meninggalkan kepemilikan Bitcoin mereka.

Ether.fi

Ether.fi adalah platform staking yang menyediakan layanan liquid restaking bagi pemilik Bitcoin. Ether.fi bekerja dengan Lombard untuk memfasilitasi restaking Bitcoin di berbagai protokol, memungkinkan pengguna untuk memaksimalkan potensi imbal hasil dari BTC mereka.

etherfi btcfi
Gambar: Restaking Bitcoin di Ether.fi. Sumber: Ether.fi.

Liquid restaking yang ditawarkan oleh Ether.fi memungkinkan pengguna untuk terus mengakses likuiditas dari aset Bitcoin yang telah di-stake, memberikan fleksibilitas lebih dalam memanfaatkan ekosistem DeFi. Selain itu, Ether.fi fokus pada keamanan dan desentralisasi, memastikan bahwa staking dan restaking dilakukan dengan cara yang aman dan transparan.

Pendle

Pendle adalah protokol DeFi inovatif yang berfokus pada perdagangan imbal hasil, memberikan pengguna kemampuan untuk memisahkan dan memperdagangkan hasil yang mereka peroleh dari aset yang di-stake, termasuk Bitcoin.

pendle btcfi
Gambar: Dasbor produk Bitcoin pada Pendle. Sumber: Pendle.

Pendle memungkinkan pengguna untuk mengunci hasil imbalan yang diproyeksikan atau memperdagangkan imbal hasil tersebut di pasar terbuka, memberikan fleksibilitas dalam mengelola potensi pendapatan pasif mereka.

Pendle juga mendukung berbagai jenis aset termasuk Bitcoin, membuatnya menjadi platform yang kuat bagi pengguna BTC yang ingin memaksimalkan hasil investasi mereka tanpa harus menjual aset dasarnya.

Baca juga: Pendle Perluas Peluang Imbal Hasil dan Airdrop untuk Investor Bitcoin

Solv Protocol

Solv Protocol adalah platform tokenisasi yang memungkinkan pengguna untuk mengubah imbal hasil Bitcoin menjadi token yang dapat diperdagangkan, seperti SolvBTC. Tokenisasi ini memberikan fleksibilitas tambahan bagi pengguna yang ingin memonetisasi imbal hasil tanpa kehilangan kepemilikan langsung atas Bitcoin mereka.

solv btcfi
Gambar: Dasbor minting SolvBTC. Sumber: Solv Protocol.

Selain itu, Solv Protocol menyediakan pasar sekunder bagi token-token ini, menciptakan likuiditas baru di ekosistem DeFi berbasis Bitcoin. Protokol ini berfokus pada solusi likuiditas, memungkinkan pengguna untuk mendapatkan akses cepat ke modal dengan menjual atau memperdagangkan hasil yang mereka peroleh dari staking Bitcoin.

Potensi Airdrop

Dalam dunia DeFi, airdrop sering digunakan sebagai cara untuk menarik minat pengguna baru dan memberi penghargaan bagi mereka yang terlibat di awal proyek. Dalam sektor BTCfi, ada peluang besar untuk airdrop, terutama karena banyak proyek BTCfi seperti Lombard, Corn L2, dan Solv Protocol belum memiliki token governance. Hal ini memberikan peluang yang lebih besar bagi pengguna awal untuk mendapatkan keuntungan dari partisipasi mereka di platform-platform ini.

Agar berkesempatan menjadi eligible dalam airdrop, cara utama adalah dengan aktif menggunakan protokol-protokol tersebut. Misalnya, di Lombard, pengguna dapat mencetak (minting) LBTC untuk memanfaatkan likuiditas dari Bitcoin yang di-stake. Di Corn L2, pengguna dapat mendepositkan aset yang didukung oleh platform untuk memanfaatkan layanan Layer-2. Sedangkan di Solv Protocol, peluang airdrop bisa didapatkan dengan mencetak SolvBTC, token yang memungkinkan pengguna mengakses likuiditas hasil dari Bitcoin mereka.

Selain itu, platform seperti Pendle memberikan cara lain untuk berpotensi mendapatkan airdrop melalui penggunaan yield token BTC. Dengan memanfaatkan token imbal hasil yang dihasilkan dari BTC, pengguna dapat mengunci imbal hasil mereka atau memperdagangkannya di pasar terbuka, yang bisa meningkatkan peluang mereka dalam mendapatkan airdrop.

Dengan berpartisipasi aktif di berbagai protokol ini, pengguna tidak hanya dapat memaksimalkan imbal hasil dari aset Bitcoin mereka, tetapi juga berpotensi menerima airdrop sebagai penghargaan atas keterlibatan mereka di ekosistem BTCfi yang terus berkembang.

Baca juga: 5 Airdrop yang Bisa Digarap Melalui Pendle Finance

Kesimpulan

BTCfi adalah sebuah inovasi baru yang menarik dalam dunia DeFi, yang menjadikan Bitcoin lebih dari sekadar aset simpanan. Dengan hadirnya solusi layer-2 dan sidechains, serta munculnya berbagai protokol keuangan terdesentralisasi berbasis Bitcoin, BTCfi siap mengubah cara kita berinteraksi dengan Bitcoin. 

Meskipun masih menghadapi tantangan, seperti masalah skalabilitas dan adopsi, potensi pertumbuhannya sangat besar. Dengan partisipasi awal dalam ekosistem ini, pengguna dapat membuka peluang untuk mendapatkan imbal hasil lebih dari Bitcoin mereka, bahkan berpotensi menerima airdrop dari proyek-proyek yang sedang berkembang.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Ary Palguna

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.