Linkedin Share
twitter Share

Blockchain · 8 min read

Apa Itu Tokenisasi?

Apa Itu Tokenisasi?

Tokenisasi adalah sebuah proses mengonversi berbagai bentuk aset fisik menjadi aset digital. Sebuah token bisa dipindahkan, disimpan, dan direkam di dalam blockchain.

Analogi Tokenisasi

Untuk memahami apa itu tokenisasi, asumsikan kamu memiliki sebuah sawah bernilai 100 juta rupiah.

Di dalam sawah, terdapat lumbung, sapi, kelinci, kuda, dan lain-lain. Pada keadaan mendesak, kamu membutuhkan uang dan kamu bisa saja menjual sawah tersebut mengurus berkas administrasi, menunggu pembeli, menyetujui harga, dan lainnya.

Bagaimana jika kamu hanya membutuhkan uang 50 juta dan ingin tetap memiliki setengah sawahmu?

Bayangkan kamu mencetak 100 juta token secara digital dengan simbol “SWH” misalkan, di mana setiap SWH bernilai 1% dari sawah kamu, atau nilai lainnya yang merepresentasikan sebagian dari sawah tersebut.

Secara teknis, kamu bisa membuat algoritma yang akan digunakan sebagai smart contract di atas blockchain. Algoritma ini menggambarkan semua fitur yang token kamu: nilainya, jumlahnya, denominasi, nama, dan lainnya.

Kamu sudah paham bagaimana blockchain dapat membantu kita mentokenisasi benda? Kita mengambil contoh sebuah sawah dan membuat representasi digitalnya yang ada di atas sebuah blockchain.

Secara singkat, sawah ini sekarang adalah aset yang sudah ditokenisasi.

Tokenisasi bukanlah konsep baru, konsep tokenisasi mirip dengan konsep sekuritisasi. Sekuritisasi adalah pengonversian sekelompok piutang menjadi surat berharga yang dapat diperdagangkan.

Perbedaan Tokenisasi dengan Sekuritisasi

Secara singkat: tokenisasi berbeda dengan sekuritisasi karena prosesnya dilakukan di atas blockchain.

Tapi mari menggali lebih dalam dan lihat apa arti sebenarnya dari kata “token”.

Secara sangat sederhana, sebuah token adalah sebuah representasi dari sebuah aset atau kegunaan tertentu.

Jenis Tokenisasi

Terdengar masih abstrak? Mari uraikan 3 jenis token yang akan sering kamu temukan:

Currency Token/Token Mata Uang

Token jenis ini adalah jenis token yang paling jelas. Contohnya adalah aset kripto yang paling sering kita temui, Bitcoin.

Baca juga: Apa itu Bitcoin? Panduan Lengkap untuk Pemula

Currency token dibangun di atas teknologi blockchain-nya sendiri. Token ini tidak berbasis aset, tapi nilainya terhubung langsung dengan mekanisme distribusi token itu sendiri.

Seperti namanya, tujuan currency token adalah untuk diperjualbelikan, dibelanjakan, dan diterima. Seperti layaknya mata uang fiat tradisional.

Utility Token/Token Utilitas

Token utilitas sedikit lebih rumit dibandingkan dengan currency token. Utility token memberikan kamu akses akan suatu produk atau jasa tertentu, di mana uang yang kamu bayarkan digunakan untuk mendanai startup mengembangkan produk tersebut.

Contoh paling utama dari utility token adalah Basic Attention Token (BAT) yang merupakan sebuah alat untuk meningkatkan iklan digital.

Pengiklan akan membeli iklan menggunakan token BAT, yang kemudian akan didistribusikan kepada para publisher dan pengguna browser sebagai kompensasi telah menayangkan iklan atau menonton iklan tersebut.

Utility token tidak seharusnya digunakan sebagai investasi. Namun, banyak orang yang menggunakan utility token sebagai investasi dan berharap nilainya akan naik seiring dengan meningkatknya permintaan produk atau jasa tersebut.

Baca juga: Apa Itu Utility Token ?

Security Token/Token Sekuritas

Security token merepresentasikan sebuah investasi langsung. Ketika kamu melihat sebuah token dan menanyakan pertanyaan ini: Apakah token ini dijual sebagai sebuah investasi? Apakah ada ekspektasi keuntungan?

Akankah keuntungan tersebut bergantung hanya pada usaha dari pembuatnya? Jika semua jawabannya adalah “Ya”, maka kamu sedang berhadapan dengan security token.

Masih ingat dengan token SWH kita? Mari kita tanyakan pertanyaan di atas. Token SWH dijual sebagai peluang investasi.

Para investor bergantung pada kamu sebagai pemilik sawah untuk menjaganya tetap menguntungkan.

Apakah ada ekspektasi keuntungan? Tentu saja, kalau tidak untuk apa para investor membeli token SWH?

Untuk merangkumnya, token sekuritas dapat merepresentasikan aset apapun yang dapat diperjualbelikan dan sepadan. Security token tidak didukung dengan whitepaper security token secara esensial adalah saham yang berada di dalam sistem blockchain.

Baca juga: Apa Itu Security Token?

Tokenisasi Menggunakan Blockchain

Bukankah 0,01% dari sebuah sawah nilainya sama dengan setengah kelinci?

Setiap transasksi yang dibuat dengan SWH akan dicatat ke dalam blockchain Ethereum karena token SWH dibangun di atas Ethereum. Ethereum yang merupakan public blockchain kekal, tidak ada orang yang dapat mempertanyakan atau melupakan kepemilikan kamu akan token SWH. Hak dan kewajiban legal ditempelkan langsung pada token tersebut.

Di samping itu, blockchain membuat tokenisasi jauh lebih murah. Daripada membayar banyak pihak untuk mengurus surat-surat administratif, kamu hanya perlu memprogram sebuah smart contract.

Setelah itu, biaya administrasi membeli dan menjual token SWH mencapai hampir nol. Selain itu, dengan banyaknya aktivitas trading crypto, token SWH dapat diperjualbelikan 24/7 di manapun di dunia, sehingga membuatnya sangat mudah diakses.

Dan untuk masalah 0,01% – kamu memiliki sebagian kecil sawah dalam token SWH adalah salah satu keuntungan utama tokenisasi. Hal ini disebut kepemilikan fraksional dari aset nyata, di mana hal ini memberikan investor beberapa pilihan untuk memperbanyak portfolionya.

Kamu tidak mampu membeli saham Amazon? Cukup adil, harganya senilai $1,800 USD dan hanya dapat dibeli minimal satu.

Tapi bagaimana dengan seperempat bagian – atau seperdelapannya? Tokenisasi membuatnya mungkin terjadi. Apapun dari saham Amazon dan properti sampai karya seni dan pizza – dapat dijual dalam pecahan sebagai aset digital.

Kamu tidak memiliki uang untuk melanjutkan sekolah? Tokenisasikan sawah kamu, jual token SWH sebanyak kamu membutuhkan uang, dan beli kembali token tersebut di harga pasar segera setelah kamu mendapatkan pekerjaan sehabis lulus.

Keuntungan Tokenisasi

Likuiditas

Setelah tokenized, aset dapat dibuat tersedia untuk audiens yang jauh lebih besar, yang meningkatkan likuiditas pasar dan menghilangkan “premi likuiditas” yang terkait dengan investasi yang secara tradisional lebih sulit atau memakan waktu untuk dijual, seperti seni rupa atau real estat.

Aset tokenisasi dapat dirancang dan ditukar secara online dengan bebas dan memungkinkan investor untuk memperoleh kepemilikan fraksional dari aset dasar token.

Akibatnya, token kripto dapat berkontribusi pada likuiditas pasar yang ada dan memberikan peluang investasi yang lebih luas kepada lebih banyak investor.

Transaksi Lebih Cepat dan dan Murah

Token kripto memungkinkan investor untuk melewati perantara pasar dan lainnya yang biasanya terlibat dalam proses manajemen aset tradisional.

Ini secara efektif mengurangi biaya transaksi dan waktu pemrosesan setiap pertukaran, memungkinkan metode transfer nilai yang lebih efisien dan hemat biaya.

Selain itu, karena token kripto ada di blockchain, mereka dapat diperdagangkan dan dijual 24/7 di seluruh dunia.

Transparansi dan Bukti

Karena token kripto hidup di blockchain, pengguna dapat dengan mudah melacak asal dan riwayat transaksi mereka dengan cara yang dapat diverifikasi secara kriptografis.

Transaksi dapat direkam secara otomatis di blockchain, dan kekekalan dan transparansi yang dimungkinkan oleh teknologi blockchain membantu menjamin keaslian riwayat yang disebutkan setiap token.

Kualitas ini memungkinkan token kripto mencapai tingkat keandalan yang tidak dapat ditandingi oleh sebagian besar aset digital lainnya.

Token kripto memungkinkan informasi dan nilai untuk ditransfer, disimpan, dan diverifikasi dengan cara yang efisien dan aman.

Tokenisasi aset memiliki implikasi besar dalam sektor jasa keuangan. Teknologi ini sama berharganya bagi investor kecil dan individu lain yang dapat memperoleh manfaat dari lebih banyak akses pasar dan cara yang lebih efektif untuk meningkatkan aset mereka yang ada.

Kekurangan Tokenisasi

Modifikasi Data

Salah satu kelemahan penerapan Blockchain adalah modifikasi data setelah data ditambahkan ke Blockchain, sangat sulit untuk memodifikasinya jika ada kesalahan.

Penyimpanan

Log Blockchain dapat tumbuh sangat besar dari waktu ke waktu. Blockchain Bitcoin membutuhkan sekitar 200 GB penyimpanan dan pertumbuhan ukuran blockchain tampaknya meningkat, mengakibatkan jaringan berisiko kehilangan node jika log menjadi terlalu besar untuk penyimpanan dan unduhan.

Jika Hilang Tidak Akan Bisa Kembali

Blockchain menggunakan kriptografi asimetris untuk memberikan kepemilikan kepada penggunanya atas unit mata uang kripto mereka. Setiap alamat Blockchain memiliki kunci pribadi masing-masing. Sementara alamat Blockchain dapat dibagikan, kunci pribadi harus dirahasiakan.

Untuk mengakses dana, setiap pengguna membutuhkan kunci pribadi. Dalam kasus, di mana seseorang kehilangan kunci pribadi, uangnya hilang dan tidak ada cara untuk mengembalikannya.

Rawan Peretasan

Algoritma Proof of Work secara efisien melindungi blockchain Bitcoin. Tetapi ada lebih sedikit potensi serangan yang dilakukan terhadap blockchain dan 51 persen di antaranya paling banyak dibahas.

Serangan ini dapat berhasil jika hanya satu entitas yang menangani lebih dari 50 persen kekuatan hashing jaringan, yang memungkinkan mereka mengganggu seluruh jaringan.


Itu dia penjelasan tentang tokenisasi, dengan tokenisasi aset akan jauh lebih mudah dimiliki, ada berbagai jenis token yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan.

Tokenisasi memiliki berbagai keuntungan dan kerugian, sehingga investor perlu berhati-hati jika ingin membeli token atau mengubah sebuah aset nyata menjadi token.

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Naufal Muhammad

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.