Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Bitcoin · 6 min read
Dalam melakukan perdagangan Bitcoin, sekarang tidak lagi terpatok dengan perdagangan spot, seiring dengan meningkatnya popularitas Bitcoin dan melambungnya harga Bitcoin, banyak dari perusahaan mulai memberikan pelayanan derivatif untuk Bitcoin, melalui Bitcoin Futures. Apa itu dan bagaimana cara kerjanya? Simak penjelasannya di sini.
Sederhananya, Bitcoin futures atau kontrak berjangka Bitcoin adalah perjanjian dalam membeli atau menjual aset di kemudian hari dengan harga yang telah ditentukan. Dikenal sebagai instrumen derivatif karena nilainya bergantung pada aset dasar.
Kontrak berjangka ini pada awalnya dikaitkan dengan komoditas seperti emas, minyak, dan biji-bijian. Instrumen-instrumen itu memungkinkan produsen (petani dan penambang) dalam mengelola risiko keuangan mereka lebih baik dengan menciptakan kemungkinan mengunci harga di muka.
Baca juga: Perbedaan Futures dan Margin Trading di Kripto
Pembeli atau yang dikenal dengan istilah long, berharap adanya kenaikan harga pada aset dasar mereka untuk mendapatkan keuntungan.
Sedangkan, penjual kontrak berjangka, atau yang sering disebut short, berharap adanya penurunan harga pada aset dasar mereka untuk mendapatkan keuntungan.
Setiap perdagangan berjangka atau futures ini membutuhkan pembeli dan penjual untuk ukuran dan jatuh tempo yang sama.
Dalam Futures atau kontrak berjangka, trader dapat meminjam modal tambahan untuk menambah margin mereka yang disebut dengan leverage. Modal ini biasanya dipinjamkan oleh pihak bursa.
Berbeda lagi dengan perdagangan spot yang transaksi jual belinya selesai pada saat yang sama dengan dilakukannya perdagangan.
Hal ini karena perdagangan spot merupakan perdagangan di mana pembeli mendapat mata uang kripto, sementara penjual menerima fiat atau aset kripto lain yang menjadi pasang perdagangannya setelah perdagangan dilakukan.
Sedangkan, di pasar berjangka, kedua belah pihak yang bertransaksi akan menyetorkan margin masing-masing, jadi di awal tidak ada apa pun yang diterima oleh pihak-pihak tersebut.
Penting untuk dicatat bahwa perdagangan berjangka tidak terjadi dalam buku pesanan yang sama dengan perdagangan spot. Harganya bisa, dan biasanya akan lebih bervariasi dari bursa spot yang ada. Bahkan jika seseorang berdagang misalnya di Binance Futures, harga futures atau kontrak berjangka ini akan berfluktuasi dari harga spot di pasar reguler bursa.
Baca juga: Memahami Spot Trading Kripto
Ketika kita menjual aset di pasar spot, transaksi langsung diselesaikan dengan harga saat itu juga. Misalnya, jika kita menjual satu Bitcoin di pasar spot dengan harga US$30.000, kita akan segera menerima US$30.000 tersebut.
Namun, jika kita memilih untuk menjual kontrak futures, kita menunda penyelesaian hingga waktu tertentu di masa depan. Misalnya, kita membuat kontrak untuk menjual satu Bitcoin sebulan dari sekarang.
Harga yang disepakati dalam kontrak ini bisa berbeda dari harga spot saat ini, bisa lebih tinggi atau lebih rendah, tergantung pada perkiraan kondisi pasar di masa depan.
Jika pasar memperkirakan harga Bitcoin akan naik, kontrak futures mungkin akan dijual dengan harga lebih tinggi, misalnya US$31.000. Sebaliknya, jika diperkirakan turun, harga kontrak futures mungkin lebih rendah, misalnya US$29.000.
Mencegah adanya manipulasi harga, bursa derivatif menggunakan indeks yang disebut “harga wajar.” Indeks ini dihitung berdasarkan rata-rata harga di pasar spot. Misalnya, jika harga Bitcoin di beberapa bursa spot berbeda-beda, bursa derivatif akan mengambil rata-rata dari harga-harga tersebut untuk menentukan “harga wajar.”
Harga wajar digunakan untuk memastikan bahwa kontrak futures tidak diperdagangkan terlalu jauh dari nilai yang sebenarnya. Misalnya, jika harga spot rata-rata Bitcoin adalah US$30.000, tetapi seseorang mencoba memanipulasi pasar dengan menaikkan harga futures menjadi US$35.000, sistem akan mengenali hal ini dan mungkin memaksa penutupan posisi tersebut untuk menjaga stabilitas pasar.
Baca juga: 7 Cara Manajemen Risiko dalam Trading Kripto
Ketika membuat kontrak berjangka, kamu harus menyetor sejumlah uang sebagai jaminan.
Dalam kontrak berjangka, kamu bisa menggunakan uang yang lebih sedikit dari nilai kontrak yang sebenarnya. Misalnya, dengan US$1.000 kamu bisa mengontrol barang senilai US$10.000. Ini disebut leverage.
Selama kontrak berjalan, jika harga barang berubah, uang jaminan (margin) kamu bisa bertambah atau berkurang. Jika harga bergerak melawan kontrak kamu, kamu mungkin perlu menambah jaminan.
Kamu bisa menutup kontrak sebelum waktu berakhir dengan membeli atau menjual kontrak yang sama. Misalnya, jika harga barang sudah naik, kamu bisa menjual kontrak kamu untuk mendapatkan keuntungan.
Ada biaya untuk membuat dan menutup kontrak berjangka. Selain itu, jika harga bergerak sangat jauh dari yang kamu harapkan, kamu bisa kehilangan lebih banyak uang dari yang awalnya kamu setorkan.
Baca juga: Mengenal Open Interest di Pasar Derivatif Aset Crypto
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.