Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
DeFi · 6 min read
Decentralized Finance atau DeFi merupakan sebuah sistem yang bertujuan untuk menghadirkan layanan keuangan terbuka, transparan dan tersedia bagi setiap orang tanpa adanya otoritas terpusat.
Hal ini bisa dilakukan DeFi karena teknologi smart contract yang ada dibaliknya, ini dapat memungkinkan developer membangun fungsionalitas yang jauh lebih canggih bukan sekadar mengirim atau menerima mata uang digital saja.
DeFi dapat menjadi alternatif global untuk setiap layanan keuangan yang digunakan saat ini. Misalnya tabungan, pinjaman, perdagangan, asuransi dan lainnya dapat diakses siapa saja di dunia dengan hanya menggunakan smartphone dan koneksi internet.
Meski bisa diakses secara terbuka, namun para pengguna tetap memiliki kendali penuh atas aset-aset mereka dengan menggunakan aplikasi terdesentralisasi atau dApps.
Aplikasi ini memungkinkan pengguna membuat stablecoin, meminjamkan uang dan mendapatkan bunga pada aset crypto yang dimiliki.
Baca juga: 4 Proyek DeFi yang Diprediksi Booming Tahun 2022
Pengguna juga dapat mengambil pinjaman, menukar aset, membeli aset jangka lama atau pendek hingga menerapkan strategi investasi canggih dan otomatis.
Jika bank tradisional memiliki perantara untuk melakukan transaksi, maka DeFi sebaliknya. Teknologi blockchain yang digunakan DeFi tidak membutuhkan itu, sehingga transaski bisa dilakukan dengan cepat. Pengguna juga dapat memegang kendali atas aset atau dana yang mereka miliki dan memantaunya jika ada perubahan.
Di bank jika ada suatu krisis atau masalah bisa saja layanannya ditutup dan nasabah tidak bisa mengakses data atau dana yang mereka miliki. Tetapi di DeFi hal ini tidak mungkin terjadi, soalnya layanan keuangan yang ada di decentralized finance dipasang di atas blockchain.
Sehingga data yang direkam dan tersebar terdiri dari ribuan nodes yang membuat potensi penutupan layanan hampir tidak mungkin terjadi. Data pengguna tetap aman karena memiliki banyak salinan yang tersebar di jaringan.
Di DeFi pengguna dapat mengksesnya di mana saja asalkan memiliki koneksi internet dan smartphone. Decentralized finance ini juga memungkinkan masyarakat yang tidak memiliki layanan keuangan di daerah berpenghasilan rendah mendapatkan akses ke layanan keuangan yang di sediakan oleh DeFi.
Apa itu perbedaan DeFi dan Bank Konvensional?
Pertama yang membedakan DeFi dengan bank konvensional adalah pengelolanya. Jika bank konvensional dikelola oleh institusi dan karyawan, DeFi menulis segala aturan dalam kode di smart contract yang kemudian disebarkan ke dalam blockchain, dan nantinya DeFi dapat menjalankan sendiri operasinya dengan sedikit atau tanpa campur tangan manusia.
Kedua adalah transparansi, kode yang ada di teknologi ini bisa dilihat siapa saja. Semua aktivitas transaksi terbuka namun dengan nama samaran. Sehingga meski sifatnya sangat transparan, pengguna tetap memiliki privasi.
Jika bank konvensional belum bersifat global dan hanya terbatas di satu negara saja, DeFi dari awal sudah dirancang untuk global. Misalnya satu pengguna ada di Amerika dan satu lagi ada di Indonesia, kedua pengguna itu tetap memiliki akses ke layanan dan jaringan DeFi yang sama.
Perbedaan keempat dari bank konvensional yang memiliki izin rumit, DeFi justru sebaliknya, siapapun bisa berpatisipasi dan menggunakaannya.
Salah satu motivasi dibangunnya DeFi adalah masih banyak masyarakat yang kekurangan akses pada layanan finansia karena berbagai kendala misalnya jarak yang jauh antara kegiatan ekonomi dan provider layanan.
Dengan adanya Defi maka hal ini dapat diatasi, bahkan untuk masyarakat yang berpenghasilan rendah mereka tetap dapat mengakses layanan keuangan dengan leluasa asalkan mereka memiliki koneksi interenet dan smartphone.
Dalam sistem yang terdesentralisasi ini, trader di perusahaan finansial dunia akan memiliki akses ke level yang beragam misalnya saja kepada kelompok petani yang ada di Indonesia ataupun negara lainnya.
Keuangan terdesentralisasi menghilangkan perantara sehingga pengiriman uang antar negara (remittance) menjadi lebih murah.
Di sistem saat ini biaya pengiriman uang antar negara memilki biaya remitansi di kisaran 7%, namun melalui layanan desentralisasi ini biaya tersebut bisa dturunkan sampai dibawah 3%.
Di sistem yang terdesentralisasi ini transaksi tidak bisa diubah, dan blockchain tidak bisa ditutup oleh pemerintah, bank sentral ataupun perusahaan besar.
Di negara yang sedang mengalami krisis atau memiliki pemerintahan diktaktor kehadiran DeFi tentu sangat membantu karena masyarakat dapat memindahkan dana mereka ke sana untuk melindungi dari inflasi atau kebijakan ekonomi yang merugikan.
Di decentralized finance ini pengguna memiliki akses langsung ke akunnya dan bisa melakukan transaksi secara aman tanpa validasi dari central authority misalnya bank sentral.
Decentralized finance memiliki beberapa jenis transaksi yang lebih mudah dan tidak terlalu kompleks sehingga bisa mudah dipahami. Misalnya dengan menggunakan sistem ini, pebisnis di Indonesia dapat mendapatkan investasi dan modal dari user di negara lain.
Ada berbagai tantang yang ada di DeFi, di antaranya adalah:
Dengan semua kesuksesan DeFi, ia masih menjalankan transaksinya di blockchain Ethereum. Setiap transaksi ini memerlukan sejumlah Ethereum (ETH) untuk transaksi yang akan dicatat di blockchain.
Dengan meningkatnya popularitas DeFi, biaya transaksi akan sangat meningkat tergantung pada penggunaan blockchain saat ini.
Untuk mengatasi masalah ini, DeFi harus menemukan cara untuk masuk ke blockchain sendiri sehingga transaksi tidak akan dibebankan dalam biaya gas ETH yang sudah mahal.
DeFi saat ini mengalami hambatan yang dapat dihindari dengan masalah skalabilitasnya. Karena blockchain mengharuskan setiap transaksi didaftarkan di blockchain, tidak terdaftar di blockchain mana pun akan membatasi jumlah transaksi yang dapat dilakukan pengguna pada satu waktu.
Kompleksitas adalah masalah lain yang dihadapi DeFi, tujuan dari setiap sistem keuangan digital adalah untuk menyediakan aplikasi yang tersebar yang dapat digunakan oleh semua orang untuk meminjam dan meminjamkan tanpa banyak kerumitan.
Untuk mengatasi masalah ini, solusinya adalah DeFi mengurangi biaya untuk terlibat dengan perangkat lunak ini. Mereka perlu memperkenalkan lebih banyak orang ke sistem keuangan ini dan juga mencoba membuat perangkat lunak mudah digunakan dan dipahami.
DeFi masih memiliki pekerjaan yang cocok untuk mereka karena kesederhanaan adalah yang paling penting untuk sistem keuangan semacam itu.
Berdasarkan data dari DeFi Pluse per tanggal 1 September 2020, jumlah valuasi aset kripto yang tersimpan di sana adalah $8,8 Milliar yang terdristribusi di 39 aplikasi. Tiga DeFi teratas adalah Aave ($1,6 Miliar), Maker ($1,52 Miliar), dan Uniswap ($1,3 Miliar). Urutan ini bisa berubah seiring waktu karena pengguna bebas memilih ingin menggunakan aplikasi apa saja.
Baca juga: 5 Proyek DeFi Potensial 2022
Cara menggunakan DeFi bisa dilakukan secara individu, kamu harus memiliki wallet yang terhubung ke jaringan, umumnya menggunakan metamask.
Dengan DeFi kamu bisa mengakses berbagai layanan keuangan dari staking, lending, hingga farming. DeFi bersifat open source atau terbuka, semua pengguna dapat memverifikasi kode aplikasi sendiri, sehingga pengguna memiliki pengendali penuh atas dana mereka.
Bila kita cek di Defipulse, kita dapat melihat beragam produk serta DeFi apps yang ada saat ini. Mulai dari DEX atau decentralized exchange, lending, derivatif, hingga aset.
Produk atau sektor DeFi yang paling populer dan berkembang pesat adalah platfrom borrowing and lending atau pinjaman. Sektor ini mirip dengan bank, pengguna menyetor uang dan mendapatkan bunga dari pengguna lain yang meminjam aset mereka.
Namun, dalam hal ini asetnya berupa kontrak digital dan cerdas yang menghubungkan pemberi pinjaman dengan peminjam, memberlakukan persyaratan pinjaman, dan mendistribusikan bunga. Dan itu semua terjadi tanpa perlu mempercayai satu sama lain atau bank perantara.
Kemudian, karena tidak menggunakan pihak ketiga, pemberi pinjaman dapat memperoleh pengembalian yang lebih tinggi dan lebih memahami risiko berkat transparansi yang disediakan oleh blockchain.
Token yang disebut stablecoin juga penting bagi ekosistem DeFi. Stablecoin adalah token yang dirancang untuk menyimpan nilai tertentu dan biasanya dipatok pada mata uang fiat seperti dolar AS. Di DeFi stablecoin yang dipakai adalah DAI, untuk bisa mendapatkan DAI Anda bisa mengagunkan Ether di smart contract sebagai jaminan.
Itu dia penjelasan seputar apa itu DeFi atau Decentralized Finance. Pada dasarnya sistem ini difokuskan untuk membangun layanan keuangan dan finansial yang mandiri, terpisah dari sistem keuangan tradisional yang terpaku kepada kebijakan pemerintah.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.