Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Altcoin · 8 min read
Apa itu USDT yang sering jadi pasangan perdagangan crypto seperti Bitcoin?
Ada bedanya gak sih dengan USD biasa? Simak penjelasan lengkapnya di artikel berikut ini.
USDT (Tether) merupakan stablecoin yang nilainya dipatok pada dolar AS. USDT ini hadir untuk melindungi penggunanya dari volatilitas ruang mata uang crypto yang tinggi.
Brock Pierce dan Reeve Collins mendirikan Tether pada 2014, atau saat itu dikenal sebagai Realcoin.
Pada 2014, Pierce menjadi direktur Bitcoin Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang didirikan untuk membantu meningkatkan dan mempromosikan Bitcoin.
Pierce juga ikut mendirikan Block.one, perusahaan di belakang EOS, salah satu cryptocurrency terbesar di pasar.
Reeve Collins adalah CEO Tether selama dua tahun pertama. Sebelumnya, ia telah mendirikan beberapa perusahaan yang sukses, seperti jaringan iklan online Traffic Marketplace, studio hiburan RedLever, dan situs perjudian Pala Interactive.
USDT Tether ini berjalan di blockchain Bitcoin melalui Protokol Layer Omni.
Dalam perdagangan bursa kripto, setiap token USDT bisa ditukar menjadi dolar AS melalui Tether Platform.
Seperti cryptocurrency lainnya, pertukaran USDT tetap menggunakan dolar AS, hanya saja sudah ditetapkan kisaran harga 1 dolar.
Saat ini, Tether sudah berhasil masuk ke dalam jajaran 10 besar kapitaliasi pasar mata uang crypto.
Tujuan utama tether adalah untuk memfasilitasi transaksi antara pertukaran cryptocurrency dengan kurs dolar Amerika Serikat.
Ide ini ditujukan untuk memanfaatkan peluang arbitrase berkecepatan tinggi tanpa menggunakan transfer bank yang lambat.
USDT seringkali digunakan untuk trading atau jual beli aset crypto. Dengan USDT trader dapat melakukan pembelian aset crypto dan juga memperoleh USDT dari hasil penjualan crypto.
USDT memiliki nilai setara dengan dollar Amerika, karena itu memiliki USDT dapat memudahkan proses transaksi internasional yang cepat dengan menggunakan bursa yang jauh lebih murah dan cepat daripada transaksi dollar menggunakan bank tradisional.
Kegunaan USDT lainnya adalah untuk DeFi atau keuangan terdesentralisasi.
Aplikasi DeFi hanya dapat berinteraksi dengan aset kripto yang volatil, ini menyebabkan layanan ini memiliki risiko yang tinggi dan bisa menyebabkan kerugian.
Karena itu Tether pun bisa dijadikan solusi dalam bentuk on chain yang menjaga nilainya tetap stabil.
USDT dapat dijadikan jaminan untuk berpartisipasi dalam DeFi sehingga pengguna dapat merasa tenang menghadapi volatilitas harga.
Baca juga: Apa Itu DeFi? (Pahami DeFi dalam Waktu 3 Menit!)
Tether menarik banyak investor karena berbagai keuntungan yang ditawarkan, antara lain:
Namun, ada juga beberapa kekurangan Tether, seperti:
USDT, atau Tether, dirancang untuk menghindari fluktuasi harga yang umum terjadi di pasar mata uang kripto dengan menjadi stablecoin. Berikut cara kerja USDT untuk menjaga stabilitasnya:
Tidak ada batasan total pasokan USDT, mengingat fakta bahwa itu milik perusahaan swasta, secara teoritis, penerbitannya hanya dibatasi oleh kebijakan Tether sendiri.
Namun, karena Tether mengklaim bahwa setiap USDT seharusnya didukung oleh satu dolar AS, jumlah token dibatasi oleh cadangan kas aktual perusahaan.
Selain itu, Tether tidak mengungkapkan jadwal penerbitannya sebelumnya. Sebagai gantinya, mereka memberikan laporan transparansi harian, mencantumkan jumlah total cadangan aset dan kewajiban mereka, yang terakhir sesuai dengan jumlah USDT yang beredar.
Dikutip dari Coinmarketcap, pada September 2020, ada lebih dari 14,4 miliar token USDT yang beredar, yang didukung oleh aset senilai 14,6 miliar dolar, menurut Tether.
Perbedaan USDT dan USD terletak pada regulasi dan kebijakan yang menaunginya.
Jika USD diatur dari regulasi langsung oleh Federal Reserve di Amerika Serikat, USDT masuk ke dalam mata uang crypto yang dibuat oleh perusahaan Tether Limited.
Pada September 2017 silam, Tether menerbitkan sebuah memorandum dari kantor akuntan publik. Memo ini menjelaskan bahwa token Tethers dijamin dengan uang fiat dolar AS.
Namun, tentunya Tether tidak “secara resmi” dikeluarkan oleh pemerintahan yang berwenang.
Menurut pengacara independen, Lewis Cohen, bahwa memo ini belum bisa membuktikan bahwa Tether dijamin oleh uang dolar.
Kepemilikan token Tether tidak memiliki hak kontraktual, klaim hukum, ataupun jaminan terhadap kerugian seperti dolar AS biasa.
Sama halnya dengan Bitcoin dan Ethereum, USDT merupakan mata uang crypto yang dapat digunakan sebagai alat transaksi untuk membeli koin dan token lainnya.
Saat ini, USDT termasuk ke dalam pairing yang paling sering digunakan diberbagai bursa pertukaran mata uang crypto di dunia. Biasanya untuk membeli koin/token lainnya.
Misalnya saja, Bitcoin dipasangkan dengan USDT akan dibaca BTC/USDT. Begitu pun dengan Ethereum, ETH/USDT, dan masih banyak lagi.
Meski populer, USDT juga penuh kontroversi. Misalnya aja pada Januari 2018, tether Limited gagal melakukan audit yang membuktikan perusahaan tersebut benar memiliki cadangan uang dolar seperti yang diklaim.
Hal ini akhirnya menimbulkan kecurigaan regulator yang mengirim surat panggilan kepada pihak Tether Limited.
Kemudian di 2019, Jaksa Umum New York Letitia James menuduh perusahaan induk Tether Limited, yakni iFinex menyembunyikan kerugian sebesar US$850 juta dana investor yang digabungkan dengan dana nasabah.
Pihak kejaksaan mengklaim jika perusahaan itu pernah punya kantor perwakilan di New York dan melayani sejumlah warga Amerika Serikat.
Merespon hal itu, Tether Limited mengklaim dana itu tidak hilang melainkan disita dan diamankan oleh pihak ketiga, yakni Crypto Capital yang bermarkas di Swiss.
Terlepas dari kontroversi sini, pada kenyataannya banyak bursa kripto yang menggunakan tether USDT untuk mempermudah transaksi.
Baca juga: Pakar Hukum Katakan Tether dan Binance Berpotensi Kasus dengan SEC, Ini Alasannya
USDT tersedia pada beberapa jaringan blockchain. Misalnya saja, jaringan Ethereum (ERC20), Tron (TRC20), dan OMNI.
Salah satu contoh di atas merupakan wallet ERC20 yang ada di salah satu bursa pertukaran crypto.
Untuk mengirim dan menerima USDT dari dompet lainnya pastikan jaringan yang dipilih SAMA dan SESUAI.
Misalnya jika pengirim USDT menggunakan wallet ERC20, kamu sebagai penerima juga harus menggunakan wallet ERC20.
Jika wallet yang digunakan berbeda atau salah hanya satu huruf saja, dana yang kamu kirimkan bisa hilang di dalam jaringan blockchain.
Jadi, pastikan selalu waspada ketika mengirimkan dana yang ada.
Untuk menukar USDT dengan Rupiah atau sebaliknya, pengguna harus memiliki akun pada platform bursa pertukaran.
Di Indonesia sendiri, mata uang crypto termasuk ke dalam aset yang sah dan diregulasi untuk diperdagangkan atau diperjual/belikan.
Untuk memiliki USDT, kamu bisa membelinya langsung dengan Rupiah. Caranya mudah sekali.
Untuk membuat wallet crypto, kamu bisa mendaftarkan diri di bursa pertukaran yang terdaftar dan diawasi langsung oleh BAPPEBTI, seperti Pintu dan Indodax.
Baca juga: Wallet Bitcoin Online atau Offline, Mana yang Lebih Bagus?
Selanjutnya, untuk mengurangi terjadinya pencuncian uang dan kejahatan lainnya, kamu diwajibkan untuk melakukan verifikasi akun terlebih dahulu.
Setelah proses ini selesai, kamu baru bisa membeli USDT dengan Rupiah.
Dengan modal minimal Rp10.000 hingga Rp55.000 (tergantung jumlah minimal deposit platform), kamu sudah bisa membeli USDT menggunakan Rupiah.
Kamu hanya perlu mengirimkan dana dari rekening pribadi ke rekening bursa pertukaran tersebut.
Setelah pengiriman dana berhasil, kamu bisa langsung membeli USDT atau juga membeli token lainnya menggunakan USDT yang kamu miliki.
Keunggulan mendaftar pada platform yang diawasi oleh BAPPEBTI adalah USDT ini nantinya dapat kamu tukarkan kembali menjadi Rupiah dan dikirimkan kembali ke rekening bank biasa.
Tentunya, setiap bursa memiliki aturan dan biaya transfer dana masing-masing.
Baca juga: 5 Hal yang Harus Diperhatikan Agar Transaksi Crypto Tidak Gagal
Jadi, bagaimana? sudahkah kamu memiliki USDT? Selalu ingat manajemen risiko dan strategi yang kamu miliki.
Pastikan jual/beli mata uang crypto dengan sadar dan tanpa paksaan siapa pun. Selamat trading!
Untuk informasi lebih lanjut, klik video di bawah ini.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.