Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Prediksi 2024 · 7 min read
Bull run biasanya memiliki narasi kripto yang hype yang terjadi secara bersamaan.
Contoh pada bull run 2017 ketika Bitcoin (BTC) naik sekitar +1.950% sepanjang tahun 2017, terdapat demam Initial Coin Offerings (ICO) yakni sejenis crowdfunding sebuah proyek dengan pengumpulan dana berupa kripto. Beberapa proyek kripto hasil ICO antara lain: Polkadot (DOT), Filecoin (FIL), dan Tezos (XTZ).
Bull run datang kembali di tahun 2021 dengan BTC naik sekitar +140% sepanjang tahun 2021. Narasi yang hype adalah decentralized finance (DeFi) dan NFT. Dengan kata lain, orang-orang mulai mengutilisasi smart contract untuk membangun decentralized applications (dApps).
Artikel ini membahas tentang narasi kripto potensial di tahun 2024 dalam menyambut bull run.
RWA berpotensi menjadi narasi kripto selanjutnya sebab di tahun 2023 bisa dibilang menunjukan perkembangan yang signifikan, terutama jika dilihat dari segi total nilai terkunci (total value locked, TVL) yakni US$5,97 miliar atau 6,2% dari TVL protokol DeFi (TVL: US$96,87 miliar).
Terhitung dari top 10 protokol RWA berdasarkan data DefiLlama, perubahan TVL dari awal tahun 2023 hingga artikel ini ditulis (20/12/23) adalah +580% dari US$866 juta ke US$5,89 miliar.
Beberapa alasan mengapa RWA berpotensi menjadi narasi kripto hype adalah:
Adapun beberapa proyek kripto yang mengusung narasi ini antara lain: Ondo Finance, Frax Finance, dan Pendle.
Baca juga: Memahami Pendle Finance, Pionir Yield Trading
Layer-2 adalah solusi scaling untuk layer-1 yang sudah mulai dikembangkan beberapa tahun sebelum istilah ‘layer-2’ terdengar lebih sering di komunitas kripto. Pengakuannya dimulai ketika proyek seperti Optimism dan Arbitrum muncul dengan memberikan airdrop kepada pengguna setianya.
Dari segi pengguna, ini memancing orang-orang untuk mencoba berbagai layer-2 yang ada dengan harapan potensi airdrop. Bagi pencipta proyek dan developer, ini membuka peluang baru untuk membangun proyek layer-2 dengan pengguna yang tidak perlu dicari. Dengan demikian, layer-2 menjadi ramai.
Baca juga: Apa Itu Optimism? Panduan Untuk Pemula
Perkembangan layer-2 dari awal tahun 2023 bisa dibilang cukup mengesankan dengan kenaikan TVL total sebesar +202% dari US$4,49 miliar ke US$13,56 miliar sejak awal tahun 2023.
Beberapa alasan mengapa layer-2 berpotensi menjadi narasi kripto hype:
Adapun beberapa proyek kripto yang mengusung narasi ini antara lain, yang sudah memiliki token seperti: Arbitrum, Optimism, dan ImmutableX. Selain itu, proyek layer-2 yang belum memiliki token antara lain: zkSync, Starknet, dan Base.
Baca juga: Mengenal Arbitrum Proyek Layer-2 yang Curi Perhatian
Liquid Staking Derivatives sesuai namanya ‘liquid’ yang berarti aset kripto pengguna yang di-staking masih tetap likuid alias dapat digunakan untuk tujuan lain walaupun terkunci pada protokol staking.
Dalam prosesnya, protokol LSD akan mengeluarkan token pegged (token senilai dengan token yang di-staking) sebagai bukti bahwa pengguna melakukan staking di protokol mereka.
Ide ini muncul beberapa waktu setelah Beacon Chain Ethereum (mainnet proof of stake Ethereum) diluncurkan pada Desember 2020 yang memungkinkan pengguna untuk melakukan staking ETH.
Namun masalahnya, pengguna yang melakukan staking tidak dapat menarik ETH mereka hingga upgrade Shanghai terjadi, yang dimana pada kala itu waktunya belum ditentukan. Oleh sebab itu, pengguna hanya bisa menunggu sampai ETH mereka dapat ditarik. Muncul protokol LSD sebagai solusi untuk mengatasi tidak likuidnya ETH ketika di-staking.
Baca juga: Liquid Staking, Tren Kripto Terbaru di 2023!
Meskipun untuk sekarang, staking ETH pada smart contract Beacon Chain sudah dapat ditarik kapan saja, bukan berarti protokol LSD menjadi tak berguna. Dengan adanya LSD, terbuka sektor turunannya yakni LSD Finance (LSDfi).
LSD Finance adalah sektor pada DeFi yang merujuk pada protokol yang menerima token bukti protokol LSD memiliki fungsi di protokol mereka. Misal, protokol lending Aave menerima token bukti stETH milik Lido sebagai jaminan untuk pinjaman. Dengan semakin banyaknya protokol LSDfi, tentu keberadaan protokol LSD juga akan tetap ada.
Perkembangan LSD lebih banyak pada aset ETH dengan TVL mencapai 11,57 juta ETH atau setara US$23,83 miliar. Diambil dari top 10 protokol LSD, TVL sektor ini telah meningkat +233% dari US$7,29 miliar ke US$24,31 miliar.
Berikut beberapa alasan mengapa LSD berpotensi menjadi narasi kripto hype:
Adapun beberapa proyek kripto yang mengusung narasi ini antara lain: Lido, Rocket Pool, Jito, dan Blaze.
Baca juga: DApps Solana, Jito Airdrop Miliaran Rupiah
Narasi ini merujuk kepada protokol-protokol yang mengembangkan fungsi atau fitur pada jaringan Bitcoin, alias beyond Bitcoin. Sebagai contoh, memungkinkan inskripsi atau ‘NFT-nya Bitcoin’ seperti yang dikembangkan oleh Ordinals. Contoh lainnya adalah pemutakhiran kecepatan dan biaya transaksi pada jaringan Bitcoin yang telah dilakukan oleh Lightning Network.
Jaringan Bitcoin tidak memiliki smart contract sehingga tidak bisa membangun dApps di atasnya. Hal ini disebabkan karena pada dApps terdapat beberapa tindakan berupa ‘perjanjian’ antara protokol dan pengguna. Misal, menyetujui penggunaan aset dalam proses swap token, dimana hal ini dapat terlaksana dengan adanya smart contract.
Walaupun demikian, banyak developer terus berusaha untuk membuat jaringan Bitcoin menjadi lebih berfungsi dari hanya sekedar sebagai aset untuk pembayaran. Kemunculan protokol-protokol inilah yang berpotensi akan hype pada bullrun selanjutnya.
Berikut adalah beberapa alasan mengapa protokol infrastruktur Bitcoin akan menjadi narasi kripto hype:
Adapun beberapa proyek kripto yang mengusung narasi ini antara lain: Stacks, Ordi, Sats, dan Badger DAO.
Baca juga: Mengenal Bitcoin NFT Ordinal dalam 5 Menit!
Keberadaan proyek kripto dengan AI sebagai tools-nya telah ada lebih lama ketimbang AI di dunia kripto menjadi hype di awal tahun 2023. Euphoria AI di kripto dimulai ketika meluncurnya produk ChatGPT dari Open.AI.
Token dengan embel-embel AI mengalami kenaikan harga yang signifikan. Di sisi lain, adanya tren AI ini menciptakan peluang bagi developer AI dan kripto untuk berkolaborasi menciptakan proyek yang dapat menggabungkan kedua dunia tersebut.
Marketcap dari proyek-proyek bertema AI mengalami kenaikan +244% sejak awal tahun 2023 dari US$769 juta ke US$2,65 miliar.
Berikut beberapa alasan mengapa AI masih berpotensi menjadi narasi kripto hype:
Adapun beberapa proyek kripto yang mengusung narasi ini antara lain: Fetch.ai, SingularityNET, dan Bittensor.
Baca juga: Mengenal Artificial Intelligence (AI) dan Contohnya
Artikel ini berdasarkan riset oleh tim Coinvestasi dengan menggunakan berbagai sumber. Artikel ini hanya berupa informasi dan bukan merupakan ajakan untuk investasi.
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.