ETF · 5 min read

Tiga ETF Altcoin Debut di AS, Catat Volume Trading Rp1 Triliun

kripto
Coinvestasi Ads Promo - Advertise

Tiga produk Exchange-Traded Fund (ETF) berbasis altcoin resmi memulai debutnya di Amerika Serikat pada Selasa (28/10/2025), menandai gelombang baru minat investor terhadap aset kripto di pasar tradisional.

Menurut laporan The Block, ketiga produk tersebut adalah Canary Litecoin ETF (LTCC), Canary Hedera ETF (HBR), dan Bitwise Solana Staking ETF (BSOL). Dua ETF pertama, LTCC dan HBR, menjadi produk perdana di AS yang melacak harga spot dari token Litecoin (LTC) dan Hedera (HBAR).

Sementara itu, BSOL menjadi ETF pertama di AS yang memberikan eksposur langsung 100% terhadap Solana (SOL), di mana seluruh kepemilikan SOL akan di-stake secara internal oleh Bitwise.

Analis ETF Bloomberg, Eric Balchunas, mencatat ketiga produk tersebut berhasil membukukan total volume perdagangan sebesar US$65 juta atau setara Rp1 triliun hanya dalam hari pertama.

Dari jumlah itu, BSOL mendominasi dengan volume US$56 juta sekitar Rp930,5 miliar, menjadikannya peluncuran ETF kripto dengan volume tertinggi sepanjang tahun ini.

“Yang luar biasa, ETF ini bahkan sudah disuntik dana awal sekitar US$220 juta. Jika seluruhnya langsung diinvestasikan pada hari pertama, total asetnya bisa tembus US$280 juta, bahkan melampaui debut ETF Ethereum,” ujar Balchunas dalam postingan di X.

Total aset Bitwise Solana Staking ETF. Sumber: Eric Balchunas/X

Baca juga: Hong Kong Resmi Setujui ETF Solana Spot Pertama di Asia

ETF Staking Tarik Perhatian Investor Institusional

BSOL menjadi ETF Solana pertama yang terdaftar di AS dengan estimasi hasil staking sekitar 7% per tahun. Sebelumnya, Bitwise sempat meluncurkan produk serupa di Eropa pada tahun lalu, namun versi AS tertunda karena ketidakpastian regulasi seputar aktivitas staking.

Bitwise menilai keberhasilan BSOL menandakan meningkatnya minat investor institusional terhadap produk keuangan berbasis staking. ETF ini juga menjadi uji coba bagi regulator dan pelaku pasar untuk memahami bagaimana mekanisme staking yield dapat diintegrasikan dalam instrumen investasi tradisional.

Sebagai perbandingan, dua ETF berbasis XRP dan Dogecoin yang diluncurkan bulan lalu hanya mencatatkan volume gabungan sekitar US$914 juta di hari pertama, sementara sembilan ETF Ethereum spot yang rilis tahun lalu menembus US$1 miliar setara Rp16 triliun pada hari debutnya.

Peluncuran BSOL juga mengikuti langkah REX-Osprey Solana Staking ETF (SSK) yang hadir pada 30 Juni lalu dengan volume perdana sekitar US$12 juta. Kedua peluncuran ini terjadi setelah Divisi Keuangan Korporasi SEC pada 29 Mei mengklarifikasi bahwa beberapa aktivitas proof-of-stake (PoS) tidak termasuk dalam kategori penawaran sekuritas menurut hukum federal AS.

Baca juga: 21 ETF Kripto Baru Diajukan di AS pada Awal Oktober 2025

Regulasi dan Lonjakan Pengajuan ETF Kripto

Gelombang peluncuran ETF kripto ini muncul setelah Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) memperbarui panduannya pasca penutupan sementara pemerintahan pada awal Oktober.

Aturan baru memungkinkan perusahaan mendaftarkan ETF kripto dengan formulir S-1 tanpa “delaying amendment”, selama dokumen final sudah lengkap. Namun, setiap perubahan pada dokumen akan memulai kembali hitungan mundur 20 hari sebelum produk dapat diperdagangkan.

Balchunas melaporkan bahwa hingga 20 Oktober terdapat lebih dari 155 pengajuan produk ETP kripto yang melacak 35 aset digital berbeda, dengan Solana dan Bitcoin memimpin daftar masing-masing dengan 23 pengajuan.

Analis memperkirakan jumlah tersebut bisa menembus 200 ETF dalam 12 bulan ke depan, menandakan meningkatnya kompetisi dan minat institusional terhadap aset kripto yang kini semakin diakui di pasar keuangan global.

Baca juga: Dua ETF Altcoin Ini Diprediksi Meluncur Usai Shutdown AS Berakhir

Coinvestasi Ads Promo - Advertise

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

Topik

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo - Advertise
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.