Berita Bitcoin · 5 min read

The Fed Keluarkan Uang US$300 Miliar, Harga Bitcoin Tembus US$27.000

Harga Bitcoin Naik Maret 2023

Di tengah krisis perbankan di Amerika Serikat, harga Bitcoin (BTC) justru meroket ke angka psikologis US$27.000 pada Sabtu 05.05 WIB (18/3).

Angka tersebut berhasil dipertahankan BTC hingga Minggu malam (19/3). Bitcoin diperdagangkan di level US$27.300, naik 33% dalam sepekan. 

Moncernya harga aset kripto temuan Satoshi Nakamoto ini pun diikuti oleh aset kripto lain, seperti ETH yang naik 21% dalam sepekan dan kini berada di level US$1.700.

BNB diperdagangkan di US$339, naik 22% dalam sepekan, dan SOL naik 19% dalam sepekan dengan diperdagangkan di angka US$21,59 saat artikel ini dirilis. 

Dalam sepekan ini kapitalisasi pasar kripto juga telah naik dari 1.018 triliun USD (13/3) menjadi 1.160 triliun USD (19/3) dengan Bitcoin meningkatkan dominasinya sebesar 45,4% dari altcoin. 

The Fed Keluarkan Dana Senilai US$300 Miliar, Harga Kripto Naik!

Pergerakan harga kripto yang cukup positif dalam tujuh hari terakhir ini dipicu setelah Federal Reserve, Departemen Keuangan AS, dan FDIC mengumumkan bahwa mereka akan turun tangan untuk mendukung semua simpanan di Signature dan SVB yang ditutup regulator AS.

Kemudian harga kripto kembali menguat pada Jumat (17/3) waktu Amerika atau pada Sabtu (18/3) pagi WIB, setelah The Fed diketahui telah mengeluarkan dana senilai US$300 miliar untuk mendukung beberapa bank AS yang kesulitan. 

Gamba neraca The Fed alami kenaikan drastis. Sumber: FRED.

Pakar keuangan, Peter Schiff, memperkirakan bahwa inflasi bisa jauh lebih tinggi karena Fed telah menghapus hampir empat bulan Quantitative Tightening (QT) dalam satu minggu.

Fed berperang dua arah melawan inflasi, kenaikan suku bunga dan QT. The Fed sekarang telah membalikkan keadaan, dan sedang melakukan QE (Quantitative Easing) yang agresif. Jika QT dirancang untuk menurunkan inflasi, QE akan menaikkannya. Kenaikan suku bunga di masa depan sekarang tidak ada gunanya, karena efek apa pun akan lebih dari sekadar diimbangi oleh QE.

Peter Schiff via akun twitter. 

Sekadar informasi, QT adalah kebijakan untuk mengurangi uang beredar guna mencegah inflasi dan QE kebijakan untuk menambah peredaran uang, guna terhindar dari deflasi. 

Kedua kebijakan ini merupakan bagian dari alat-alat kebijakan moneter yang digunakan oleh bank sentral untuk mempengaruhi tingkat suku bunga, inflasi, dan pertumbuhan ekonomi. 

Baca juga: Inflasi dan Bitcoin, Apa Hubungannya?

Hampir separuh uang senilai US$143 miliar masuk dua bank besar yang ditutup regulator selama seminggu terakhir, Silicon Valley Bank dan Signature Bank.

The Fed tidak mengidentifikasi bank yang menerima setengah dari pendanaan atau mengatakan berapa banyak dari mereka yang melakukannya.

Uang yang mereka pinjam digunakan untuk membayar deposan yang tidak diasuransikan, dengan obligasi yang dimiliki oleh kedua bank tersebut dibukukan sebagai jaminan. FDIC telah menjamin pembayaran pinjaman, kata Fed, dikutip dari pbs.org.

The FED juga memberikan tambahan pinjaman senilai US$153 miliar dalam seminggu lewat program lama yang disebut discount window.

Angka itu merupakan rekor program dalam satu minggu. PBS menyebutkan, biasanya dalam satu minggu hanya sekitar US$4-U$S5 miliar yang dipinjam melalui program ini. 

Pada Minggu (12/3) waktu AS, The Fed telah merilis program pinjaman Bank Term Funding Program (BTFP), yang memungkinkan lembaga keuangan untuk mengirim obligasi sebagai jaminan dan meminjamnya, daripada harus menjualnya.

Untuk fasilitas pinjaman barunya, The Fed mengatakan telah menerima US$15,9 miliar sebagai jaminan, lebih dari US$11,9 miliar yang telah dipinjamkan. 

Baca juga: Bank Kripto Terbesar, Signature Bank Ditutup Regulator AS! Ada Apa?

Faktor Rontoknya Bank di Amerika Serikat

Selama setahun terakhir, karena The Fed terus menaikkan suku bunga acuannya, imbal hasil obligasi atau treasurys jangka panjang dan lainnya naik. Hal itu, pada gilirannya, mengurangi nilai treasurys dengan imbal hasil lebih rendah yang dimiliki bank.

Akibatnya, bank tidak dapat mengumpulkan cukup uang dari penjualan treasurys mereka untuk membayar banyak deposan yang mencoba menarik uang mereka dari bank, yang pada akhirnya memicu bank run klasik. 

Baca juga: Credit Suisse Krisis, Harga BTC Miliki Potensi Bullish?

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.