Berita Altcoins · 6 min read

Silicon Valley Bank Kolaps, USDC Ambles!

Silicon Valley Bank

Bank swasta terbesar ke-16 di Amerika Serikat, Silicon Valley Bank (SVB) kolaps setelah alami krisis modal. Regulator California menutup bank tersebut pada Jumat (10/3) waktu setempat.

Sebelum ditutup, pada Kamis (9/3) saham bank SVB telah turun 60%. Bank ini pun diketahui memiliki kerugian hingga US$1,8 miliar setara dengan Rp27,9 triliun. 

SVB dikenal sebagai bank yang mendorong perusahaan rintisan atau startup di berbagai bidang, dari teknologi, sains, hingga kesehatan.

Bank yang telah beroperasi selama 40 tahun ini juga dikenal menjadi tempat di mana startup Amerika Serikat menyimpan dananya.

Silicon Valley Bank dan USDC

Kekacauan Silicon Valley Bank ini membuat perusahaan penerbit stablecoin USDC, yakni Circle, turut terkena imbas. Hal ini dikarenakan perusahaan menyimpan cadangan dananya di SVB.

Dalam audit pada 31 Januari, Circle mengungkapkan, sekitar US$8,6 miliar atau sekitar 20% dana cadangannya disimpan di berbagai lembaga keuangan berlisensi di Amerika Serikat, termasuk Silvergate dan Silicon Valley Bank. 

Cadangan lainnya sebesar US$33,6 miliar disimpan di US Treasurys yang dikelola oleh BlackRock melalui Circle Reserve Fund, terdaftar sebagai dana pasar uang pemerintah dan dengan dana yang dimiliki oleh BNY Mellon.

Sebagai bentuk transparansi, Circle pun merilis pernyataan lewat utas akun twitternya (11/3)

“Menyusul konfirmasi pada akhir hari ini, inisiasi wire transfer yang dilakukan pada Kamis untuk memindahkan saldo belum diproses. US$3 miliar dari kurang lebih US$40 miliar cadangan USDC berada di SVB,” tulis Circle (10/03). 

Dalam utas yang sama Circle juga menjelaskan bahwa pihaknya bergabung dengan pelanggan dan deposan lain untuk menyerukan keberlangsungan SVB, yang memiliki peran penting bagi ekonomi AS. Circle juga akan mengikuti panduan yang diberikan oleh regulator negara bagian dan Federal. 

USDC Anjlok dalam 24 Jam!

Sementara itu, USDC telah depeg dari mata uang fiat Dolar AS yang menjadi pasaknya. Menurut data Coingecko (11/3) siang, USDC telah anjlok lebih dari 10% dalam 24 jam terakhir. Harganya turun cepat dari US$1 ke level US$0,8. 

Penurunan cepat USDC dalam waktu 24 jam. Sumber: Coingecko

Menyusul penurunan USDC ini, Binance dan Coinbase pun telah menangguhkan sementara konversi USDC di pertukaran.

Coinbase mengumumkan bahwa mereka “menghentikan sementara konversi USDC:USD selama akhir pekan sementara bank tutup.”

“Selama periode aktivitas tinggi, konversi bergantung pada transfer USD dari bank yang dikliring selama jam perbankan normal. Ketika bank buka pada hari Senin, kami berencana untuk memulai kembali konversi,” kata perusahaan itu.

Binance juga telah menangguhkan sementara konversi otomatis USDC ke BUSD karena kondisi pasar saat ini, khususnya terkait dengan arus masuk yang tinggi dan meningkatnya beban untuk mendukung konversi.

Binance juga menekankan bahwa ini adalah langkah prosedural manajemen risiko yang normal untuk diambil sembari memantau situasi. 

Baca juga: Circle USDC Bahas Strategi untuk Jaga Stabilitasnya!

Ambruknya Silicon Valley Bank

Penyebab runtuhnya Silicon Valley Bank dapat ditelusuri dari kebijakan The Fed yang menaikan suku bunga secara agresif untuk menekan inflasi.

Menurut laporan CNBC kenaikan suku bunga memiliki berbagai implikasi, salah satunya menyebabkan perusahaan rintisan atau startup yang menjadi klien utama SVB menarik simpanannya dari bank untuk bisa bertahan. 

Dalam situasi tersebut, pada Rabu (8/3) malam waktu setempat  investor SVB justru dikejutkan dengan berita bahwa bank perlu mengumpulkan US$2,25 miliar untuk menopang neraca keuangannya. Bank diketahui telah menjual semua obligasi yang tersedia dengan kerugian US$1,8 miliar. 

Kabar ini pun memicu bank run, di mana perusahaan berbondong-bondong memindahkan dananya. Saham SVB anjlok lebih dari 60%, pada Kamis (9/3) waktu setempat, konsumen bank diketahui telah menarik simpanan US$42 miliar, menurut pengajuan peraturan California.

Pada Jumat (10/3), regulator perbankan negara bagian dan federal California telah melihat kondisi SVB yang nampaknya sudah diluar batas dan mengumumkan bahwa mereka mengambil alih simpanan SVB.  

Konsekuensi dari bangkrutnya SVB ini menurut CNBC dapat menimbulkan kekhawatiran bahwa perusahaan rintisan mungkin tidak dapat membayar karyawan dalam beberapa hari mendatang, capital investor kesulitan mengumpulkan dana, dan sektor industri lain yang sudah kesulitan akan semakin terpuruk.

Menurut Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC), ini adalah kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah AS, setelah runtuhnya Washington Mutual pada September 2008.

Baca juga: Suku Bunga Acuan AS Tertinggi dalam 15 Tahun! Harga Kripto Turun

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.