Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 5 min read
Mengingat keruntuhan FTX baru-baru ini menunjukkan bahwa ketergantungan pada entitas terpusat menyebabkan investor kehilangan uang di tangan segelintir orang yang mulai menyalahgunakan kekuasaan mereka.
Melihat hal tersebut, CEO Telegram Pavel Durov mengatakan bahwa Telegram akan meluncurkan Decentralized Exchange (DEX) dan wallet non-custodial, untuk menciptakan ekosistem terdesentralisasi bagi jutaan orang agar bisa memperdagangkan dan menyimpan kripto dengan aman.
“Industri blockchain dibangun berdasarkan desentralisasi, tetapi akhirnya terkonsentrasi di tangan segelintir orang yang mulai menyalahgunakan kekuasaan mereka. Akibatnya, banyak orang kehilangan uangnya ketika FTX, salah satu bursa terbesar, bangkrut. Maka dari itu, solusi dari kami membuat proyek berbasis blockchain yang terdesentralisasi,” kata Pavel Durov, dalam keterangan tertulisnya, Jumat (02/12/22).
Pendiri Telegram percaya, pada dasarnya proyek berbasis blockchain didasari oleh desentralisasi. Ia merekomendasikan pengguna beralih ke wallet yang di hosting sendiri dan transaksi tanpa kepercayaan, sehingga investor tidak bergantung pada pihak ketiga mana pun.
Dorongan Telegram untuk desentralisasi tampaknya memperbaiki kesalahan yang disebabkan oleh sentralisasi berlebihan, yang mengecewakan ratusan ribu pengguna kripto.
Telegram yang dikenal sebagai aplikasi perpesanan merupakan tempat di mana banyak komunitas kripto berkomunikasi, Telegram juga memungkinkan pengguna untuk membeli dan menjual kripto melalui The Open Network (TON) yang berada di naungan pengembangan fragment.
Sekilas informasi, TON merupakan blockchain lapisan-1 yang bersifat terdesentralisasi yang dirancang oleh Telegram untuk mendukung miliaran pengguna, sedangkan fragment adalah platform lelang terdesentralisasi.
Sementara, fragment yang telah mengumpulkan token asli TON (Toncoin) senilai $50 juta dari hasil menjual nama pengguna Telegram yang diberi token di blockchain.
Baca Juga: Gandeng Coinbase, Google Terima Pembayaran Kripto!
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.