Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Altcoins · 6 min read
Krisis plafon utang atau debt ceiling yang melanda Amerika Serikat diprediksi akan memberikan pengaruh bagi stablecoin yang dipatok ke USD jika AS dalam posisi gagal bayar atau default.
Ekonom Institut Peterson memperingatkan default utang dapat melemahkan dolar dan mengurangi permintaan dolar, yang dapat mendorong investor untuk mengurangi kepemilikan dolar mereka dalam bentuk apa pun.
Baca juga: Polemik Debt Ceiling AS dan Pengaruhnya Terhadap Bitcoin
Pengurangan nilai dolar ini akan berdampak pada stablecoin yang dipatok USD, contohnya adalah Tether (USDT) dan Circle (USDC). Karena ada kemungkinan permintaan akan stablecoin tersebut ikut berkurang dan pada akhirnya menurunkan nilainya di pasar kripto.
Dalam laporan jaminan untuk kuartal awal 2023, Tether menyebutkan bahwa sebagian besar cadangan USDT diinvestasikan ke dalam US Treasury senilai US$53 miliar pada 31 Maret.
Menurut Daniel G. Jennings, Tether menyumbang hampir 65% dari portofolio dalam US Treasury. Maka itu, Tether mungkin akan menghadapi tantangan untuk mempertahankan nilai dan stabilitasnya.
Jennings juga berpendapat, volatilitas Treasury AS berpotensi meningkatkan biaya operasional Tether. Jennings merujuk jurnal Brookings Institute yang menyebutkan bahwa default utang dapat meningkatkan biaya Treasury AS sebesar US$750 miliar dalam jangka waktu 10 tahun.
Di luar dari eksposur US Treasury, Tether telah mendapat banyak kritik dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2021, Tether didenda US$18,5 juta oleh Kejaksaan Agung New York atas kesalahan dalam menginterpretasikan dukungan fiat terhadap cadangan Tether.
Baca Juga: Pengadilan AS Minta Tether USDT Buktikan Dana Cadangan
Tether juga dilaporkan sedang berupaya mengurangi ketergantungan terhadap sistem perbankan. Laporan audit terbaru menunjukkan, Tether telah menarik lebih dari US$4,5 miliar dari lembaga perbankan pada kuartal awal 2023.
Di sisi lain stablecoin Circle (USDC) juga telah menyesuaikan cadangannya untuk mengurangi risiko gagal bayar AS. Circle tidak lagi mempertahankan Treasury US yang jatuh tempo selambat-lambatnya 31 Mei.
CEO Circle Jeremy Allaire mengumumkan, Circle telah menyesuaikan portofolio cadangan yang mendukung stablecoin USDC. Saat ini Circle memprioritaskan aset berjangka pendek di Amerika Serikat. Keputusan ini diambil sebagai langkah pencegahan untuk menghindari risiko terjebak dalam potensi gagal bayar utang AS.
Baca Juga: Justin Sun dan Vitalik Buterin Cuan Miliaran Rupiah dari Depegging USDC
Kendati dihadang sejumlah krisis, dalam satu tahun terakhir Tether (USDT) berhasil mendominasi pasar stablecoin.
Menurut grafik Coingecko, dalam satu terakhir dominasi stablecoin USDC mengalami tren penurunan dari 34,88% menjadi 23,05%. Kemudian, Binance USD (BUSD) anjlok dari 11,68% menjadi 4,18% pada periode yang sama, sementara pangsa DAI dari pasar kripto hanya mendominasi 3,66%, turun dari 4,05% pada Mei 2022.
Di sisi lain, Tether (USDT) mengalami tren kenaikan dominasi pasar stablecoin, naik dari 47,04% menjadi 65,89%. Kapitalisasi pasar Tether juga mengalami peningkatan signifikan menjadi US$83,1 miliar. Peningkatan ini dipengaruhi oleh dibekukannya BUSD pada kuartal pertama 2023.
Presiden AS Joe Biden dan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy mencapai kesepakatan untuk meningkatkan plafon utang hingga 1 Januari 2025.
Kesepakatan ini akan segera dibawa ke tahap pemungutan suara di parlemen yang dijadwalkan akhir pekan ini. Persetujuan atau penolakan kesepakatan ini akan membawa efek bagi ekonomi AS dan nilai USD ke depannya.
Merespon berbagai kabar tentang plafon utang ini, pasar kripto bereaksi cukup positif karena alami tren naik. Kapitalisasi pasar kripto tercatat di angka US$1,2 triliun, naik 1,9% dalam 24 jam terakhir.
Baca juga: Harga Bitcoin Respon Positif Potensi Kenaikan Plafon Utang AS
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.