
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Harga · 7 min read
Pasar aset kripto tengah menghadapi tekanan hebat setelah Bitcoin (BTC), aset kripto terbesar di dunia, mencatat penurunan signifikan ke kisaran US$103.000, dipicu eskalasi ketegangan geopolitik di Timur Tengah.
Berdasarkan data CoinMarketCap pada Jumat (13/6/2025) pagi, harga BTC terus melanjutkan penurunan dari level US$108.500 menuju titik terendah harian di US$102.822, level terendah sejak awal Juni. Hingga artikel ini ditulis, BTC sempat rebound ke kisaran US$103.500, namun masih mencatat koreksi sekitar 4% dalam 24 jam terakhir.
Gejolak ini tidak hanya menekan Bitcoin, melainkan juga menyeret aset kripto utama lain. Ether (ETH) terkoreksi lebih dari 10%, merosot dari US$2.700 ke US$2.400. Sementara itu, XRP dan Solana (SOL) masing-masing mencatat penurunan tajam sebesar 6% dan 11% dalam periode yang sama.
Tekanan juga terasa pada deretan meme coin populer. Dogecoin (DOGE), Shiba Inu (SHIB), dan Pepe (PEPE) mencatat penurunan antara 10% hingga 14%.
Secara keseluruhan, kapitalisasi pasar aset kripto global terkikis hingga 6% dalam 24 jam terakhir, turun ke kisaran US$3,21 triliun atau setara Rp52.300 triliun.
Baca juga: 3 Sinyal Penting Bitcoin Pekan Ini!
Lebih lanjut, data CoinGlass menunjukkan gelombang likuidasi besar-besaran melanda pasar derivatif kripto, dengan total likuidasi mencapai US$1,16 miliar atau sekitar Rp19 triliun dalam 24 jam terakhir. Sebagian besar kerugian dialami oleh trader yang memasang posisi long, mengantisipasi harga Bitcoin akan naik. Trader long tercatat merugi hingga US$1,07 miliar atau sekitar Rp17 triliun.
Bitcoin menjadi aset dengan likuidasi terbesar di pasar. Posisi long BTC mengalami kerugian total sebesar US$441 juta, sementara long ETH terlikuidasi sebesar US$247 juta.
Baca juga: Bos Strategy Michael Saylor Yakin Bitcoin Berpeluang Tembus US$1 Juta
Lonjakan volatilitas di pasar dipicu laporan awal dari Axios yang mengungkapkan bahwa Israel melancarkan operasi militer di wilayah udara Iran, mengutip sumber anonim. Al-Jazeera kemudian mengonfirmasi adanya ledakan yang terdengar di ibu kota Teheran.
Militer Israel menyatakan bahwa serangan tersebut menargetkan infrastruktur militer Iran di sekitar Teheran dan Tabriz. Serangan ini disebut sebagai “respons pre-emptive” terhadap meningkatnya ancaman dari Iran.
Dalam konferensi pers, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut ambisi nuklir Iran sebagai “bahaya nyata dan langsung”. Ia menegaskan bahwa respons militer Israel “akan terus berlanjut selama diperlukan untuk menyingkirkan ancaman tersebut”.
Ketegangan ini semakin memuncak setelah laporan dari Badan Energi Atom Internasional (IAEA) yang menyatakan bahwa Iran tidak lagi mematuhi pembatasan pengayaan uranium, untuk pertama kalinya dalam dua dekade.
Baca juga: Bitcoin Dinilai Belum Mampu Cetak ATH Baru, Ini Alasannya
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.