
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 8 min read
Meski sempat terhempas ke kisaran US$100.800 pekan lalu, harga Bitcoin (BTC) kini mencatat rebound signifikan hingga menyentuh US$110.500, sebelum terkoreksi ringan ke sekitar US$109.700.
Berbagai katalis turut mewarnai pergerakan aset kripto terbesar di dunia ini. Berikut tiga hal utama yang perlu diperhatikan pekan ini.
Baca juga: Bitcoin Berpotensi Tembus US$115.000 di Juli 2025, dengan Syarat Ini!
Dikutip dari Cointelegraph, likuiditas di order book exchange saat ini menjadi salah satu penggerak utama harga Bitcoin. Sepanjang Mei dan Juni, pergerakan BTC kerap menunjukkan lonjakan cepat naik turun, strategi yang dikenal sebagai liquidity grab, demi memanfaatkan area likuiditas yang mengental.
Aksi ini kerap dilakukan oleh trader bervolume besar yang mencoba mengarahkan harga ke level tertentu. Kini, level US$100.000 menjadi titik pengamatan utama. Jika harga menembus di bawahnya, risiko long liquidation dapat memicu percepatan koreksi yang lebih dalam.
“Chart likuidasi Bitcoin menunjukkan bahwa klaster likuiditas besar saat ini sangat berdekatan dengan level kunci,” ungkap trader Daan Crypto Trades dalam postingannya di X. “Jika menembus di bawah US$100K, pergerakan harga bisa makin cepat dan memperpanjang koreksi saat ini.”
Sebaliknya, Daan juga mencatat bahwa area ATH Bitcoin di US$112.000 menyimpan potensi besar untuk short liquidation, mengingat banyaknya posisi stop yang kemungkinan dipasang di atas level tersebut.
Trader lain, Cas Abbe, menambahkan bahwa pergerakan naik 10% saja bisa memicu likuidasi short senilai US$15 miliar, membuka peluang untuk reli cepat jika terjadi breakout.
Baca juga: Bitcoin Pulih ke US$105.000 Usai Tersungkur Imbas Drama Trump-Musk
Dari sisi makro, perhatian pasar kripto pekan ini akan tertuju pada rilis data inflasi utama di Amerika Serikat, termasuk Indeks Harga Konsumen AS (CPI) dan Index Harga Produsen AS (PPI), yang dijadwalkan pada 11–12 Juni mendatang. Ini menjadi momen krusial menjelang rapat Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Juni.
Meski tren inflasi AS saat ini cenderung melandai, di mana CPI terakhir di 2,3%, laporan dari Mosaic Asset memperingatkan bahwa tren disinflasi yang berlangsung sejak 2022 bisa segera berakhir, terutama karena dampak tarif dagang baru AS yang mulai terasa.
Data dari Fedwatch Tool dari CME Group menunjukkan bahwa hanya di September terdapat ekspektasi penurunan suku bunga Fed Fund sebesar 0,25%.
The Fed sendiri masih mempertahankan sikap hawkish. Saat ini, pasar memperkirakan peluang pemangkasan suku bunga baru akan muncul di bulan September, bukan pada rapat Juni atau Juli. Sikap ini menjadi faktor penting bagi pasar aset berisiko, termasuk Bitcoin.
Baca juga: Aktivitas Jaringan Bitcoin Anjlok ke Level Terendah sejak Oktober 2023
Selain faktor teknikal dan makro, dinamika sentimen publik juga berpotensi memengaruhi pergerakan harga BTC dalam jangka pendek.Salah satu faktor yang memanaskan sentimen adalah drama publik antara Donald Trump dan Elon Musk.
Dalam postingan di X, Santiment menyebut bahwa perdebatan terbuka antara dua tokoh pro-kripto ini sempat memicu kecemasan di komunitas kripto. Namun, justru ini bisa menjadi momen sell the rumor, buy the news yang membuka peluang reversal positif.
“Biasanya, ketika diskusi publik tentang figur besar kripto memuncak, peluang terjadinya reversal pasar justru meningkat,” tulis Santiment.
Baca juga: Analis Sebut FOMO Institusi ke Bitcoin Bisa Berbalik Jadi Masalah
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.