![Coinvestasi (#SemuaBisaCrypto)](/assets/images/thumbnail/learn-semuabisacrypto/pemula.jpg)
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Riset · 7 min read
Rupiah sedang melemah dengan dolar AS, per 21 Juni 2024 US$1 setara Rp16.454. Dalam setahun terakhir rupiah telah turun 9,33% terhadap USD.
Ada sejumlah faktor yang menyebabkan rupiah melemah terhadap USD adalah ketidakstabilan ekonomi global, kebijakan moneter Amerika Serikat yang ketat, dan ketidakpastian politik domestik.
Di tengah kondisi seperti ini para investor pun harus memutar otak bagaimana caranya bisa melindungi kekayaan mereka dari pelemahan nilai rupiah ini.
Salah satu solusi yang bisa dipertimbangkan adalah melakukan hedging, strategi untuk melindungi nilai aset dari fluktuasi harga yang merugikan.
Baca juga: Hedging Crypto, Cara Aman Lindungi Kekayaan
Aset yang bisa dipertimbangkan saat hedging adalah USD di dunia keuangan tradisional atau USDT di dunia kripto.
US Dolar dianggap sebagai safe haven di masa ketidakpastian ekonomi, yang membuatnya menjadi aset yang “aman” untuk menyimpan nilai. Mata uang tersebut mendominasi pasar global sebagai mata uang cadangan utama dunia.
Hampir 60% dari cadangan devisa global dipegang dalam bentuk USD, menunjukkan kepercayaan dan stabilitas yang tinggi terhadap mata uang ini.
Selain itu, lebih dari 85% dari transaksi valuta asing global melibatkan US Dolar, memperkuat peran dominannya dalam perdagangan internasional dan pasar keuangan.
Di pasar kripto, USDT menunjukkan dominasi yang mirip. USDT adalah stablecoin dengan nilai 1:1 dengan USD. Aset kripto tersebut memiliki kapitalisasi pasar dengan valuasi sebesar US$112,8 miliar, dan sering digunakan sebagai alternatif US Dolar dalam perdagangan kripto.
Dengan volume perdagangan harian yang signifikan, USDT memainkan peran kunci dalam menyediakan stabilitas di pasar kripto yang sangat fluktuatif.
Baca juga: Rekor Baru! Tether (USDT) Raih Kapitalisasi Pasar US$100 Miliar!
Biaya pengiriman USDT dapat bervariasi tergantung pada jaringan blockchain yang digunakan, namun umumnya lebih rendah dibandingkan biaya transfer USD antar bank internasional.
Misalnya, biaya pengiriman USDT menggunakan jaringan Arbitrum berkisar antara US$0,1 – US$1 di berbagai exchange kripto, sedangkan biaya transfer USD antar bank internasional bisa berkisar antara US$25 hingga US$50 per transaksi.
Transaksi dengan USDT dapat dilakukan dengan cepat dan tanpa keterlambatan yang sering terjadi pada transfer bank internasional, yang bisa memakan waktu beberapa hari kerja. Selain itu, karena USDT ditransfer melalui blockchain, maka transfer dapat dilakukan kapan saja dan tidak hanya di hari kerja.
USDT memungkinkan akses ke berbagai platform dan layanan DeFi yang memberikan peluang untuk investasi, pinjaman, dan staking yang tidak tersedia dengan USD. Penggunaan USDT dalam DeFi juga dapat memberikan keuntungan tambahan melalui bunga dan imbal hasil yang lebih tinggi dibandingkan dengan rekening bank tradisional.
USD diatur oleh pemerintah dan lembaga keuangan, menawarkan lapisan keamanan dan regulasi yang mungkin tidak tersedia di dunia kripto. Sebaliknya, USDT, meskipun didukung oleh cadangan dolar, masih menghadapi tantangan regulasi dan potensi risiko yang lebih tinggi di pasar kripto.
Meskipun USDT dipatok 1:1 dengan USD, pasar kripto secara keseluruhan sangat fluktuatif. Faktor-faktor seperti hacking, penipuan, dan kegagalan teknis dapat mempengaruhi nilai dan kepercayaan terhadap USDT.
Meskipun USDT diterima di banyak platform kripto, penggunaannya di luar ekosistem kripto masih terbatas dibandingkan dengan USD, yang diterima secara luas dalam transaksi global sehari-hari.
Baca juga: Venezuela Percepat Adopsi USDT untuk Hindari Sanksi AS
Menggunakan kripto seperti USDT sebagai lindung nilai terhadap inflasi bisa menjadi alternatif yang menarik bagi masyarakat Indonesia, terutama ketika nilai rupiah melemah terhadap US Dolar. Dengan biaya pengiriman yang lebih rendah dan proses yang lebih cepat, USDT menawarkan solusi praktis untuk menjaga nilai aset di tengah inflasi.
Bagi yang tertarik menggunakan kripto sebagai lindung nilai, penting untuk melakukan riset mendalam dan memahami risiko yang terlibat.
Mulailah dengan jumlah kecil dan gunakan platform yang terpercaya untuk melakukan transaksi. Selalu pantau nilai tukar dan biaya yang dikenakan untuk memastikan mendapatkan keuntungan maksimal dari strategi hedging ini.
Baca juga: Performa Bitcoin di 5 Negara dengan Inflasi Tinggi
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.