Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Analisis · 5 min read
Bitcoin (BTC) menguat lebih dari 40% sejak awal tahun 2023. Sementara itu, platform analisis Glassnode melihat sinyal Bitcoin akan bullish melalui pendekatan indikator Market Value to Realized Value (MVRV) Z-score.
Baca Juga: Volume Bitcoin Derivatif Tunjukkan Tren Bullish Setelah Turun di 2022
MVRV adalah singkatan dari Market Value dan Realized Value dimana Market Value mencerminkan nilai aset kripto di pasar dan Realized Value adalah nilai aslinya.
Pengembangan dari metrik ini adalah MVRV Z-Score, yang digunakan untuk mendeteksi apakah suatu aset kripto sudah terlalu “mahal” atau “murah” dibandingkan nilai “wajar” atau fair value. Ini adalah pengembangan lebih dalam dari metrik MVRV.
Metrik ini adalah salah satu metrik yang mudah dipahami karena saat grafik mendekati daerah merah, artinya kondisi suatu aset kripto sudah berada di harga yang terlalu mahal dan ketika di area biru harganya terlalu murah.
MVRV Z-Score umumnya bergerak dalam tiga area harga:
Baca Juga: 3 Indikator Ini Tunjukan Bitcoin akan Bullish!
Pada 13 Februari 2023, MVRV telah keluar dari zona undervalue. Harga BTC menembus garis resistensi logaritmik jangka panjang (garis merah).
MVRV Z-Score juga menuju pengujian ulang area oversold (garis biru). Dilansir dari Beincrypto, terjadinya kedua peristiwa tersebut secara bersamaan, memberikan sinyal kuat akan dimulainya bull market.
Sementara itu, jika hanya melihat dari MVRV saja pada waktu yang sama, terpantau MVRV Bitcoin berada pada 1,1 di atas angka 1 yang berarti harga Bitcoin sudah keluar dari status ‘undervalued’.
Pertama kali Bitcoin keluar dari zona ‘undervalued’ adalah pada 13 Januari 2023 setelah selama 5 bulan sejak Agustus 2022.
Harga BTC (14/02) terpantau alami penurunan 5,20% dalam seminggu terakhir dan kini berada di level US$21,700. Total kapitalisasi pasar kripto juga alami penurunan 1,26% dan berada di nilai 1 triliun USD.
Penurunan Bitcoin ini disebabkan karena tingginya volatilitas pasar jelang laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) yang mengukur inflasi akan diumumkan pada 14 Februari.
Selain itu, peningkatan penegakan peraturan dari Komisi Sekuritas dan Pertukaran Amerika Serikat (SEC) yang tengah menargetkan Paxos, penerbit stablecoin, turut membuat pasar kripto ikut tertekan.
Baca juga: Konflik SEC dan Paxos Berlanjut, Harga BNB dan BUSD Turun!
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.