Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Blockchain · 8 min read
Nama Metaverse atau akrab dikenal sebagai dunia virtual makin santer diperbincangkan, hal ini disebabkan karena metaverse diprediksi akan mempermudah berbagai aspek kehidupan dengan interaksi virtual yang interaktif dan tanpa batasan, termasuk untuk menggelar acara pernikahan.
Pernikahan metaverse dapat didefinisikan sebagai tempat virtual yang dirancang oleh perancang ruang virtual. Pasangan dapat mengundang tamu, yang tidak dapat mereka tampung di tempat yang sebenarnya, untuk merayakan pernikahan mereka secara online.
Avatar pengantin pria dan wanita dapat disesuaikan dan bahkan gaun pengantin dapat dibuat agar terlihat seperti orang sungguhan di hari istimewa mereka.
Baca juga: 5 Dampak Positif Metaverse yang Perlu Kamu Tahu!
Pasangan pertama yang menikah di metaverse adalah Abhijeet dan Sansrati yang berasal dari India, keduanya memutuskan menikah pada Sabtu (5.2/2022) menggunakan platform metaverse asal India, Yug.
Tidak banyak perbedaan signifikan dengan dunia nyata, pesta pernikahan mereka digelar di tepi pantai virtual dan dihadiri sekitar 500 undangan.
Kemudian masih di India, pernikahan Dinesh Padmavathi dan Janaganandhini Ramasamy pun berlangsung di metaverse.. Untuk menunjukkan bahwa mereka tidak melakukan sesuatu dengan setengah-setengah, pasangan ini juga mengadakan pertunjukan musik virtual dan merancang koleksi NFT mereka sendiri untuk menandai acara tersebut.
Para peserta yang bergabung dari rumah dapat merasakan acara tersebut dengan berinteraksi dengan avatar kedua mempelai serta tamu lainnya. Dan sementara resepsinya virtual, minuman dan makanannya tetap nyata dikirim ke rumah tamu undangan.
“Pernikahan tentu saja merupakan momen besar dalam hidup saya, saya ingin membuatnya berkesan. Saya ingin semua teman dan kolega saya hadir di hari besar saya. Di ruang digital seperti metaverse, bahkan 10.000 orang dapat menghadiri upacara saya, tidak peduli di belahan dunia mana mereka tinggal,” kata pengantin pria Dinesh Siva.
Pasangan lain yang memilih untuk mengikat janji pernikahan di metaverse adalah Traci dan Dave Gagnon, yang pernikahan metaversenya menampilkan avatar berjalan yang dibuat menggunakan platform dunia virtual Virbela.
Tidak hanya di luar negeri di Indonesia juga sudah ada pernikahan di metaverse, diinisiasi oleh pasangan asal Yogyakarta Daniel Oscar Baskoro dan Erlinda Aji Ayuningrum.
Resepsi pernikahan metaverse dihadiri melalui tautan 360.oscarerlinda.com pada Sabtu (2/7/2022) silam. Untuk masuk ke pernikahan mereka, undangan pun tetap wajib mengisi buku tamu secara digital dengan menuliskan nama dan ucapan untuk kedua mempelai.
Untuk saat ini masih legal karena pada dasarnya tetap ada proses pernikahan yang berkaitan dengan hukum dilakukan secara langsung di tempat dan mematuhi regulasi pernikahan yang ada.
Metaverse untuk saat ini menjadi opsi menarik untuk menyelenggarakan pesta dengan mengundang tamu lebih banyak dan efisien.
Meski demikian tidak menutup kemungkinan bahwa semua proses terkait pernikahan di metaverse akan memiliki aturan hukum yang lebih jelas.
Berbicara di TechLaw Fest 2022 pada 20 Juli, Menteri Hukum Kedua Singapura Edwin Tong berpendapat bahkan upacara pernikahan telah berlangsung secara online di Metaverse.
“Tidak heran, selain pendaftaran nikah, layanan pemerintah lainnya bisa segera diakses secara online melalui Metaverse, tidak ada alasan mengapa hal yang sama tidak dapat dilakukan untuk layanan hukum,” katanya.
Dikutip dari Dw.com, menurut TardiVerse sebuah startup yang berbasis di Chennai jika setelah pandemi akan lebih banyak anak muda akan senang menjadi tuan rumah pernikahan mereka di metaverse.
Menurut komentator sosial Santhosh Desai, pernikahan metaverse tidak mungkin menjadi populer khususnya di India karena pernikahan tetap membutuhkan kehadiran fisik.
Padma Rani, seorang profesor di Institut Komunikasi Manipal pun setuju dengan pendapat Desai, bahwa acara metaverse tidak mungkin menggantikan pernikahan tradisional, dan bahwa upacara digital membutuhkan orang-orang yang berpikiran teknologi yang memiliki sumber daya yang tersedia.
“Hanya orang yang sangat paham teknologi yang mungkin lebih memilih pernikahan metaverse, yang merupakan bagian yang sangat kecil dari masyarakat India. Setiap orang memiliki ponsel seluler. Tetapi memiliki ponsel tidak dapat dianggap paham teknologi,” katanya.
Walau pernikahan metaverse ini masih jarang terjadi, bukan tidak mungkin hal ini dapat berubah seiring waktu terutama dalam kasus di mana pasangan mungkin menginginkan pilihan untuk menikah sebelum mereka dapat secara fisik bersatu atau bersatu kembali.
Satu hal yang pasti adalah bahwa kehidupan semakin digital dan online, sehingga hampir tidak dapat dihindari bahwa pernikahan dan acara sosial besar lainnya akan mengikuti tren di beberapa bagian. Masih banyak potensi menarik tentang bagaimana tren ini dapat berkembang di masa depan.
Baca juga: Uni Emirat Arab Luncurkan Rumah Sakit di Metaverse, Apa Gunanya?
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.