Coinvestasi (Banner Ads - Promo Coupon)

Artificial Intelligence · 7 min read

Perang Teknologi Artificial Intelligence antara AS dan China Makin Sengit, Siapa Menang?

AS vs Tiongkok

Persaingan teknologi antara Amerika Serikat dan China semakin memanas. Kini AS telah melakukan embargo pada semua chip AI perusahaan dalam negerinya untuk dikirim ke China.


Amerika Serikat (AS) telah memberlakukan embargo pada Oktober 2022, yang melarang penjualan chip AI dari AS ke China.

Awalnya hanya memblokir ekspor chip tingkat tinggi yang diproduksi oleh perusahaan besar seperti Nvidia dan AMD, bahkan beberapa produk-produk AI Nvidia seperti A800 dan H800 masih bisa masuk ke China.

Baca juga: Mengenal Artificial Intelligence (AI) dan Contohnya

Satu tahun kemudian (7/11/2023), AS mengetatkan aturan embargo dengan melarang semua chip dalam negerinya diekspor ke China 

Dalam pernyataannya kepada Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC), Nvidia mengatakan pemerintah AS mengatakan pembatasan akan segera berlaku, namun mengingat kuatnya permintaan produk perusahaan di seluruh dunia, perusahaan tidak mengantisipasi hal tersebut.

Pembatasan ini pun membuat produk chip AI Nvidia yang dikhususkan ke pasar China gagal diekspor. Apabila mereka ingin tetap mengirimnya dibutuhkan lagi persyaratan perizinan yang akan mempunyai dampak jangka pendek yang bisa berefek pada keuangan perusahaan.

Pihak berwenang China belum secara terbuka mengomentari pengumuman Nvidia terkait pembatasan ini, namun mereka membalas keputusan pemerintahan Joe Biden yang memberlakukan pembatasan baru pada ekspor chip tingkat lanjut.

Kementerian luar negeri China mengatakan pembatasan tersebut “melanggar prinsip-prinsip ekonomi pasar dan persaingan yang sehat”.

Tindakan embargo AS juga diterapkan ke negara lain, termasuk Iran dan Rusia. AS mengatakan tindakan tersebut dirancang untuk mencegah China menerima teknologi mutakhir yang dapat digunakan untuk memperkuat militernya, khususnya di bidang AI.

Baca juga: Joe Biden Rilis Perintah Eksekutif Atur Artificial Intelligence di AS, China Jadi Pemicu?

China Tak Tertekan dengan Embargo AI Amerika 

Pembatasan ini tak membuat China tertekan, seorang mitra di dana investasi semikonduktor negeri tirai bambu itu menyambut baik larangan pemerintah AS terhadap ekspor jenis chip canggih tertentu ke China, dan menggambarkan langkah tersebut sebagai “berita bagus” yang dapat menstimulasi ekosistem dalam negeri.

Dilansir dari CNBC International (13/11), Chloe Wang, partner dan wakil presiden Yang Cheng Fund yang mengatakan, “Kami menerima berita yang sangat bagus pagi ini, dan saya tidak merasa terkejut dengan AS yang terus melarang H100 dan 800 diekspor ke China,” kata Wang. 

Wang mengatakan perusahaannya melakukan investasi ke perusahaan chip AI dalam negeri yang memiliki valuasi lebih dari US$3 miliar, meskipun dia tidak menyebutkan nama perusahaan tersebut.

Wang juga menyebutkan ada sekitar 1.500 perusahaan di China yang terlibat dalam desain sirkuit terintegrasi (IC) dan “shortage” perusahaan di sektor pelatihan chip AI, dengan sekitar 20 perusahaan startup di bidang tersebut.

Sementara itu, pada 7 November, Reuters melaporkan, perusahaan China, Huawei berhasil menciptakan chip AI yang sudah dipesan oleh perusahaan teknologi Baidu.

Baidu memesan 1.600 chip Ascend AI 910B Huawei untuk 200 server. Chip 910B Huawei seharusnya menjadi alternatif dari A100 milik Nvidia.

Laporan tersebut menyatakan bahwa pada bulan Oktober, Huawei mengirimkan lebih dari 60% pesanan chip Baidu, yaitu sekitar 1.000 chip dan memiliki nilai total sekitar 450 juta yuan (US$61,83 juta).

Baidu adalah salah satu perusahaan AI terkemuka di China. Pada bulan Oktober, mereka merilis sistem AI Ernie 4.0, yang dikatakan memiliki kinerja keseluruhan “setara dengan ChatGPT.”

China terus berupaya untuk mendorong perkembangan AI-nya, salah satunya dengan meningkatkan daya komputasi sebesar 50% pada tahun 2025.

Hal tersebut dipandang sebagai cara utama untuk mengembangkan AI, yang memerlukan semikonduktor canggih untuk memproses data dalam jumlah besar.

Baca juga: Pemerintah China Perluas Penggunaan Yuan Digital di Tiga Sektor!

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.