Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 7 min read

Selandia Baru tengah melakukan transformasi besar dalam sistem pendidikannya dengan menjadikan literasi keuangan aset digital termasuk aset kripto sebagai kurikulum wajib nasional mulai 2026. Menteri Pendidikan Erica Stanford menegaskan bahwa materi literasi finansial akan terintegrasi dalam kurikulum ilmu sosial untuk siswa Tahun 1 hingga 10, dan akan bersifat wajib penuh pada 2027.
Menurut laporan Scoop pada Minggu (23/11/2025), salah satu komponen penting dalam pembaruan ini adalah pemahaman mengenai sistem pembayaran modern, termasuk aset kripto, serta kemampuan melacak indikator pasar seperti pergerakan harga token. Misalnya, harga litecoin (LTC) yang pada November 2025 diperdagangkan di kisaran US$81–US$90 menjadi salah satu contoh nyata yang akan digunakan guru untuk menjelaskan dinamika pasar.
Langkah ini dinilai penting untuk mempersiapkan generasi muda menghadapi lanskap ekonomi digital yang semakin kompleks dan terhubung.
Baca juga: Gibran Dorong Pemimpin G-20 Mulai Dialog Global Soal Kripto
Kurikulum literasi keuangan ini dirancang secara progresif agar kompetensi finansial siswa terus berkembang di setiap jenjang pendidikan.
Pada Tahun 1 hingga 5, siswa akan diperkenalkan pada konsep dasar seperti membedakan kebutuhan dan keinginan, memahami cara memperoleh uang, mengatur pengeluaran, menabung, serta memahami fungsi rekening bank.
Memasuki Tahun 6 hingga 10, materi berkembang ke topik yang lebih kompleks seperti penyusunan anggaran, prinsip investasi, perhitungan bunga, perpajakan, dan konsep dasar asuransi yang menjadi fondasi penting untuk keterampilan finansial jangka panjang.
Pembaruan ini muncul setelah laporan Komisi Pensiunan Selandia Baru menemukan bahwa hanya sekitar seperempat siswa yang menerima edukasi finansial, dan sebagian besar program yang ada tidak terstandarisasi dengan kurikulum nasional.
Menteri Keuangan Selandia Baru Nicola Willis menegaskan bahwa kurangnya pengetahuan finansial kerap membuat anak muda terjebak utang dan salah mengambil keputusan saat memasuki usia dewasa.
Kementerian Pendidikan bekerja sama dengan Komisi Pensiunan serta berbagai penyedia edukasi untuk memastikan setiap sekolah memiliki panduan dan perangkat yang selaras dengan kurikulum.
Baca juga: Warga Selandia Baru Cenderung Pilih Investasi Kripto Dibandingkan Properti
Bagian penting dari literasi finansial modern adalah pemahaman terhadap aset digital dan teknologi blockchain yang kini membentuk ulang sistem pembayaran global.
Siswa akan diajarkan bahwa aset kripto tidak hanya terkait spekulasi, tetapi merupakan inovasi teknologi yang mengubah cara nilai dipertukarkan di jaringan digital. Guru dapat memasukkan topik aset digital ke dalam diskusi investasi, manajemen risiko, dan strategi diversifikasi portofolio.
Dalam pembelajaran konsep pasar, guru dapat memanfaatkan pergerakan harga nyata, seperti volatilitas harga litecoin, untuk menjelaskan bagaimana penawaran dan permintaan, sentimen pasar, serta faktor eksternal memengaruhi valuasi aset.
Baca juga: Transaksi Kripto Indonesia Tembus Rp409,56 Triliun Sepanjang 2025
Untuk mempermudah pemahaman konsep blockchain, kurikulum menyertakan metode belajar berbasis praktik. Siswa akan menggunakan sistem reward berbasis token di ruang kelas, di mana setiap transaksi yang mereka lakukan dicatat dalam public ledger kelas.
Pendekatan ini membantu mereka memahami transparansi dan sifat imutabilitas yang menjadi dasar teknologi blockchain. Selain itu, pembelajaran juga mencakup simulasi jaringan blockchain melalui pembagian peran seperti miner, node, dan user.
Dalam praktiknya, transaksi ditulis pada Post-it sebagai blok, lalu miner diminta memecahkan teka-teki sederhana untuk memvalidasi blok tersebut sebelum akhirnya diverifikasi oleh node. Metode ini memberi pengalaman langsung tentang bagaimana jaringan terdesentralisasi beroperasi tanpa otoritas pusat.
Rotasi peran ini membantu siswa memahami bagaimana jaringan terdesentralisasi beroperasi tanpa otoritas pusat. Pendekatan ini juga sejalan dengan praktik pembelajaran di berbagai sekolah bisnis internasional yang mengajarkan blockchain melalui studi kasus seperti smart contracts, digital identity, dan pelacakan rantai pasok.
Baca juga: Australia Terbitkan Panduan Resmi untuk Aset Kripto
Siswa juga akan diperkenalkan pada penggunaan digital wallet sebagai alat praktik untuk memahami pengelolaan uang secara langsung, mulai dari memantau pengeluaran, menetapkan target tabungan, hingga membuat keputusan finansial sederhana di bawah pengawasan guru dan orang tua. Pendekatan ini diharapkan membentuk kebiasaan finansial yang sehat sejak dini.
Selain itu, pembelajaran investasi aset digital akan ditekankan pada prinsip kehati-hatian. Siswa didorong untuk memahami pentingnya riset, mengenali utilitas dan teknologi di balik cryptocurrency, serta menyadari risiko volatilitas pasar.
Konsep diversifikasi portofolio turut diajarkan untuk melatih siswa membangun keputusan investasi yang bertanggung jawab. Sebagian besar exchange memang mensyaratkan usia minimal 18 tahun, namun akun kustodian memungkinkan pengalaman belajar yang terarah dan aman bagi pelajar remaja.
Implementasi kurikulum baru ini menuntut kesiapan tenaga pendidik. Universitas Waikato saat ini telah menyediakan program Banking, Finance and Technology yang membahas keuangan digital, blockchain, aset kripto, hingga keamanan siber, dan menjadi model rujukan pelatihan guru.
Selain itu, komunitas Cryptocurrency NZ yang beranggotakan lebih dari 50.000 orang juga mengembangkan materi edukasi lokal untuk membantu siswa memahami lanskap aset digital.
Kemitraan antara Kementerian Pendidikan dan Komisi Pensiuan selandia Baru akan memastikan semua sekolah memiliki materi dan panduan yang konsisten, termasuk untuk jenjang Tahun 11–13 agar edukasi finansial digital dapat berlanjut hingga tingkat menengah atas.
Baca juga: Generasi Muda Australia Akui Menyesal Tak Punya Bitcoin Sejak Awal
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.