Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Bitcoin · 6 min read
Lightning Labs, pengembang jaringan Bitcoin Lightning Network, telah memperkenalkan testnet baru ke Taproot Assets Protocol yang dikenal sebagai Taproot Assets v0.2 pada 16 Mei 2023 melalui posting blognya.
Fase mainnet protokol ini akan dirilis kemudian. Kendati dibangun di jaringan Bitcoin, protokol ini dioperasikan secara off-chain untuk menghindari kemacetan jaringan blockchain yang disebabkan oleh aset BRC-20.
“Protokol Aset Taproot dirancang untuk beroperasi secara off-chain secara maksimal, khususnya untuk menghindari jenis kemacetan blockchain yang telah kita lihat akhir-akhir ini. Dalam rilis ini, aset dalam jumlah tak terbatas dapat dicetak dan/atau dipindahkan dalam satu transaksi on-chain,” tulis Ryan Gentry, pengembang Lightning Labs..
Protokol Taproot Assets v0.2 yang sebelumnya dikenal dengan nama Taro ini memungkinkan pengguna untuk menikmati sifat Bitcoin tanpa izin sambil dengan mudah meningkatkan skala bisnis mereka tanpa mengalami masalah skalabilitas.
Pengguna juga akan segera dapat mengintegrasikan aset BRC-20 mereka dengan mulus ke dalam Lightning Network untuk transaksi instan bervolume tinggi dengan biaya rendah.
“Aset Taproot v0.2 memungkinkan aset dibuat di mana saja di seluruh dunia menggunakan perangkat intensif sumber daya yang lebih rendah seperti smartphone. Ini adalah langkah maju yang besar, mengingat pengguna harus mempertahankan node penuh dan ledger multi-gigabyte untuk melacak aset di Bitcoin,” jelas Gentry.
Langkah yang dilakukan Lightning Labs pun didukung oleh pencipta BRC-20, Domo. Menurutnya, ini adalah solusi yang jauh lebih baik untuk mencetak aset baru pada Bitcoin bila dibandingkan metode BRC-20 sebelumnya yang menggunakan artifak Ordinal data JSON untuk menerapkan kontrak token, membuat token, dan mentransfernya.
Ordinal dan BRC-20 menjadi trend terbaru dalam ekosistem Bitcoin karena berhasil membuat jaringan semakin ramai karena pengguna dapat mencetak token di jaringan tersebut. Nilai total token BRC-20 pun sempat melampaui angka US$1 miliar pada 9 Mei tetapi sejak itu menyusut 50% menjadi US$500 juta.
Baca juga: Transaksi Harian Bitcoin Melonjak Akibat Inskripsi Ordinals Pecah Rekor!
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.