Linkedin Share
twitter Share

Bitcoin · 7 min read

Mengenal BRC-20 di Jaringan Bitcoin

Apa itu Bitcoin BRC-20

BRC-20 menjadi tren terbaru di kripto, utamanya setelah kenaikan token PEPE dalam beberapa minggu terakhir.

Sebanyak 14.200 token telah dicetak dengan standar ini, dengan total kapitalisasi pasar sebesar US$720 juta.

Apa sebenarnya BRC-20 dan bedanya dengan ERC-20? Simak artikel berikut ini untuk mendapatkan penjelasannya. 

Apa itu BRC-20? 

BRC-20 adalah standar token yang diciptakan dari hasil eksperimental pada jaringan ordinal Bitcoin. Token di jaringan ini menggunakan artefak di ordinal data JSON untuk menerapkan token contract, token mint, dan token transfer. Token BRC-20 dibuat oleh pengguna Twitter @domodata pada 8 Maret 2023. 

BRC-20 hanyalah cara untuk menyimpan file skrip dalam Bitcoin dan menggunakan file itu sebagai cara untuk mengatribusikan token ke satoshi dan kemudian mengizinkannya berpindah dari satu pengguna ke pengguna lainnya.

Jika ditarik ke belakang, mengutip dari investorplace, munculnya ordinal dan BRC-20 ini terjadi dengan memanfaatkan celah pada pemutakhiran Bitcoin pada 2014 dan 2021.

Pada tahun 2014, peningkatan protokol memungkinkan pengguna Bitcoin untuk melampirkan data arbitrer dalam jumlah kecil ke setiap transaksi dalam upaya membatasi jumlah data yang disimpan di blockchain.

Baca juga: Mengenal Bitcoin NFT Ordinal dalam 5 Menit!

Pembaruan 2021 memperluas apa yang dapat disimpan langsung ke blockchain, memungkinkan segala sesuatu mulai dari GIF hingga file suara disimpan.

Token BRC-20 sekarang menggunakan proses “inkripsi” untuk menambahkan potongan pendek kode JSON untuk membuat token dan melacak keberadaannya.

Beda ERC-20 dan BRC-20 

Nama standar token di jaringan Bitcoin ini merupakan plesetan dari nama standar token Ethereum, ERC-20. Meski memiliki nama mirip, namun keduanya memiliki perbedaan. 

Smart Contract

Perbedaan paling jelas adalah penggunaan smart contract, BRC-20 tidak menggunakan smart contract layaknya ERC-20. Dengan ini maka BRC-20 tidak dapat memiliki kemampuan untuk berinteraksi dengan kontrak cerdas seperti ERC-20 yang ada di Ethereum.

Hal ini menyebabkan fungsionalitas  BRC-20 lebih sedikit daripada token ERC-20.

Baca juga: Apa itu Smart Contracts?

Penyimpanan

Token ini menggunakan ordinal dan artefak untuk menyimpan data pada satoshi sementara token ERC-20 asli disimpan di protokol Ethereum. Karena itu, ketika ada pembaruan Bitcoin bukan tidak mungkin token BRC-20 menjadi tidak dapat diperdagangkan atau bahkan hilang sama sekali.

Kegunaan

Token BRC-20 bersifat eksperimental dan memiliki masalah yang telah lama mengganggu jaringan Bitcoin. Biaya transaksi relatif tinggi dan pengguna dapat mengalami masalah skalabilitas.

Setiap “blok” Bitcoin juga membutuhkan waktu sekitar 10 menit untuk disetujui, artinya beberapa fungsi transfer dapat dituliskan ke blok yang sama. Validitas kemudian harus ditentukan oleh urutan konfirmasi.

Cara Membuat Token BRC-20

Berikut ini adalah cara membuat token BRC-20:

Tampilan situs ordinalsbot
  1. Kunjungi situs ordinalsbot.
  2. Pilih menu BRC-20.
  3. Klik deploy, masukkan nama token, jumlah token, dan batas maksimal pencetakan token.
  4. Kemudian, kamu akan mendapatkan serangkaian kode. Klik next. 
  5. Masukkan address wallet Bitcoin.
  6. Bayar biaya jaringan, semakin mahal, maka semakin cepat token terkirim ke wallet.
  7. Klik submit dan pay invoice.
  8. BRC-20 berhasil dicetak.

Itu dia penjelasan soal BRC-20. Sebagai standar token baru, penting untuk dijadikan perhatian token ini masih dalam tahap awal pengembangan, sehingga masih akan banyak trial and error dalam perjalanannya.

Sebagai investor perlu melakukan riset lebih lanjut jika memutuskan untuk menaruh asetnya di token-token yang menggunakan standar BRC-20. 

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

Topik

author
Anisa Giovanny

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.