
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Berita Industri · 5 min read
Bank of Korea (BOK), bank sentral Korea Selatan, dilaporkan tengah bersiap untuk menguji coba penggunaan Central Bank Digital Currency (CBDC) di sektor ritel, termasuk supermarket dan toko serba ada.
Dilansir dari Korea Times pada Jumat (20/9/2024), program uji coba ini dijadwalkan dimulai pada Desember 2024 dan akan memungkinkan 100.000 peserta terpilih menggunakan token digital yang dikonversi dari simpanan bank untuk melakukan pembayaran di gerai-gerai yang telah ditentukan. Adapun token tersebut memiliki fungsi yang serupa dengan voucher belanja.
Program ini nantinya bertujuan untuk mengevaluasi apakah CBDC dapat meningkatkan atau bahkan menggantikan proses transaksi dan penyelesaian yang saat ini menggunakan simpanan bank di bank sentral.
Baca juga: Regulator Korea Selatan Bahas Soal Kripto dengan Gary Gensler
Dalam mekanisme uji coba ini, BOK akan menerbitkan CBDC secara wholesale kepada enam bank komersial di Korea Selatan, termasuk Kookmin Bank, Shinhan Bank, Hana Bank, Woori Bank, NH NongHyup Bank, dan Industrial Bank of Korea. CBDC ini kemudian akan dikonversi oleh bank menjadi token simpanan yang dapat digunakan konsumen untuk transaksi di sektor ritel.
Seiring berjalannya program uji coba ini, bank-bank yang berpartisipasi melakukan persiapan dengan membentuk kemitraan dengan gerai-gerai ritel dan mengembangkan platform digital khusus. Misalnya, NH NongHyup Bank berencana untuk mengikutsertakan anak perusahaannya, Hanaro Mart, sementara bank-bank lain sedang berdiskusi dengan berbagai toko serba ada dan supermarket untuk bergabung dalam inisiatif ini.
Baca juga: Visa Beberkan Peran Penting CBDC dan Tokenisasi untuk Dunia
Langkah ini merupakan bagian dari komitmen Korea Selatan menuju ekonomi digital yang pertama kali diumumkan pada Oktober 2023. Pada saat itu, BOK dan otoritas keuangan Negeri Ginseng menyatakan pentingnya pengembangan CBDC seiring dengan pergeseran global menuju ekonomi digital serta menurunnya penggunaan uang tunai tradisional.
Adapun inisiatif ini juga menjadi bagian dari Project Agora, sebuah inisiatif global yang dipimpin oleh Bank for International Settlements (BIS) dan Institute of International Finance (IIF).
Proyek ini melibatkan lima mata uang utama di dunia dan bertujuan mengeksplorasi tokenisasi pembayaran lintas negara dan memperkuat hubungan antara bank sentral dengan sektor perbankan di tingkat internasional.
Menurut data terbaru dari Atlantic Council, saat ini setidaknya 134 negara, yang mewakili 98% PDB global, sedang menjajaki pengembangan CBDC. Dari total tersebut, sebanyak 66 negara di antaranya telah berada dalam tahap pengembangan lanjutan.
Baca juga: Terungkap! 134 Negara Jajaki Mata Uang Digital Bank Sentral
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Topik
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.