Hack dan Scam · 6 min read

Kejahatan Kripto Cross-Chain Capai Rp355 Triliun Sepanjang 2025

hack
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025

Laporan terbaru dari perusahaan analitik blockchain Elliptic mengungkapkan lonjakan signifikan dalam aktivitas pencucian uang melalui mekanisme cross-chain sepanjang 2025. Total dana berisiko tinggi atau ilegal yang berpindah melalui sistem ini mencapai US$21,8 miliar, setara sekitar Rp355 triliun.

Dalam laporannya, Elliptic mencatat bahwa sekitar 12% dari total tersebut senilai US$2,5 miliar diduga berasal dari kelompok peretas yang berbasis di Korea Utara. Sementara itu, sekitar US$300 juta ditelusuri berasal dari layanan kripto asal Iran yang berada dalam daftar sanksi internasional.

Angka ini menunjukkan lonjakan tajam sebesar 211% dibandingkan 2023, yang mencatatkan volume serupa sebesar US$7 miliar.

Baca juga: Mengenal Cross Chain, Kemajuan yang Buat Blockchain Makin Canggih

Dari Inovasi DeFi Menjadi Saluran Cuci Uang Global

Awalnya, cross-chain swaps hanya dimanfaatkan oleh trader berpengalaman dan pengguna protokol DeFi. Namun kini, mekanisme ini telah bertransformasi menjadi jalur utama dalam skema pencucian uang berbasis kripto. Pelaku kejahatan tidak lagi hanya menggunakan mixer atau menjual token lewat satu platform DEX. Sebaliknya, mereka memindahkan dana melalui berbagai jaringan blockchain untuk mempersulit pelacakan oleh penegak hukum.

Meski DEX dikenal transparan karena bersifat on-chain, banyak pelaku kejahatan menggunakannya sebagai titik awal pencucian dana, terutama untuk aset dengan likuiditas rendah. Aset tersebut biasanya ditukar terlebih dahulu menjadi stablecoin populer seperti USDT atau ETH, lalu dijembatani ke jaringan lain sebagai bagian dari proses pencucian.

Elliptic mencatat bahwa sepertiga dari investigasi kripto saat ini melibatkan pelacakan dana lintas minimal tiga blockchain. Sebanyak 27% kasus melibatkan lebih dari lima jaringan, dan 20% lainnya bahkan menyebar ke lebih dari sepuluh chain, menunjukkan kompleksitas yang terus meningkat.

Salah satu kasus yang disorot adalah peretasan terhadap Cetus di jaringan Sui pada Mei 2025. Penyerang mencuri lebih dari US$200 juta, kemudian menukar USDT ke USDC melalui DEX, menjembatani ke Ethereum, dan kembali menukar aset ke ETH melalui DEX aggregator. Langkah ini diduga dilakukan untuk menghindari pembekuan dana oleh penerbit stablecoin terpusat seperti Tether dan Circle.

Elliptic juga menambahkan bahwa kini semakin banyak DEX yang menawarkan fitur pertukaran lintas-aset secara native, sehingga batas antara DEX dan bridge menjadi semakin kabur.

Baca juga: DEX Sui Cetus Kena Hack, Potensi Kerugian Rp3,6 Triliun

Chain-Hopping Jadi Jurus Andalan Penjahat Kripto

Dua teknik yang kini marak digunakan adalah structured chain-hopping dan multi-hop bridging. Structured chain-hopping dilakukan dengan membagi dana ke beberapa jaringan secara bersamaan, sedangkan multi-hop bridging melibatkan perpindahan dana secara bertahap dari satu blockchain ke blockchain lain.

Strategi ini sebelumnya dianggap rumit, namun kini menjadi praktik umum. Dalam satu kasus besar pada awal 2025, kelompok peretas yang diduga berasal dari Korea Utara mencuri US$75 juta dari sebuah platform exchange. Dana tersebut kemudian dipindahkan secara berurutan dari Bitcoin ke Ethereum, lalu ke Arbitrum, Base, dan akhirnya Tron, menggabungkan kedua teknik tersebut dalam satu rangkaian kompleks.

Yang mencemaskan, teknik ini juga digunakan dalam kasus kejahatan skala kecil. Dalam sebuah kasus penipuan senilai US$200.000 di Inggris, pelaku memecah dana ke dalam 90 aset berbeda di berbagai blockchain untuk membiayai aktivitas judi online.

Baca juga: Grup Hacker Lazarus Diduga Kuat jadi Dalang Peretasan Bybit

Layanan Coin Swap Berubah Jadi Money Changer Ilegal

Di sisi lain, Elliptic menyoroti layanan coin swap berfungsi seperti money changer ilegal. Platform ini memungkinkan pertukaran aset lintas-blockchain secara anonim, tanpa registrasi, dan tanpa prosedur Anti-Money Laundering (AML).

Layanan ini menjadi favorit di kalangan pengguna darknet, jaringan ransomware, hingga skema penipuan kartu kredit. Beberapa bahkan menyediakan layanan ekstrem seperti pengambilan uang tunai secara langsung, atau penyerahan uang fisik yang dikubur di lokasi tertentu.

Elliptic mencatat bahwa sekitar 25% dari dana berisiko tinggi yang diproses melalui layanan coin swap terkait dengan judi online ilegal, terutama platform tanpa lisensi yang beroperasi di bawah jaringan penipuan asal Asia Tenggara dan Rusia. Skema seperti pig butchering dan perdagangan narkotika juga disebut sebagai bagian dari ekosistem tersebut.

Secara luas, data Elliptic menunjukkan total volume transaksi kripto yang mengandung aktivitas ilegal pada 2024 mencapai US$45 miliar, atau sekitar 0,4% dari total volume transaksi kripto global yang menyentuh US$10,6 triliun. Mereka memperingatkan. tren ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan meningkatnya adopsi blockchain dan kecanggihan teknologi AI.

“Setiap kali pasar memasuki fase bull run, minat dari pendatang baru melonjak, dan para scammer selalu siap menyambut,” sebut Elliptic.

Baca juga: CEX BigONE Dibobol, Total Kerugian Sentuh Rp440 Miliar

Disclaimer

Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.

Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.

Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.

author
Dilla Fauziyah

Editor

arrow

Terpopuler

Loading...
Coinvestasi Ads Promo Coinfest Asia 2025
Loading...
Loading...
Loading...
Loading...

#SemuaBisaCrypto

Belajar aset crypto dan teknologi blockchain dengan mudah tanpa ribet.

Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.