
Pemula
Untuk kamu yang baru mau mulai masuk dan belajar dasar - dasar cryptocurrency dan blockchain.Temukan ragam materi mulai dari Apa itu Cryptocurrency, apa itu Bitcoin, hingga Apa itu NFT.
Editors Choice · 6 min read
Kelompok peretas asal Korea Utara, Lazarus Group, kembali menjadi sorotan setelah diidentifikasi sebagai dalang di balik peretasan terhadap exchange kripto Bybit pada Jumat (21/2/2025) malam dengan total kerugian hingga US$1,46 miliar atau setara Rp23,8 triliun dalam bentuk Ether (ETH). Temuan ini pertama kali diungkap oleh analis blockchain ZachXBT yang memberikan bukti kuat mengenai keterlibatan grup tersebut.
Sebelumnya, platform intelijen blockchain Arkham menawarkan hadiah sebesar 50.000 ARKM bagi siapa saja yang dapat mengidentifikasi pelaku peretasan tersebut. Dalam postingan terbarunya, Arkham mengonfirmasi bahwa ZachXBT telah menyampaikan serangkaian bukti, termasuk analisis transaksi uji coba, koneksi antar-wallet, serta grafik forensik yang menguraikan pola serangan.
“Pengajuannya termasuk analisis terperinci tentang transaksi uji coba dan wallet yang terhubung. Kiriman tersebut telah dibagikan kepada tim Bybit untuk mendukung investigasi mereka. Kami mendoakan yang terbaik untuk mereka,” jelas Arkham.
Menyusul kabar tersebut, akun resmi X Bybit menyatakan bahwa pihaknya telah melaporkan kasus ini kepada pihak berwenang.
“Untungnya, kami telah bekerja dengan cepat dan ekstensif dengan penyedia analitik on-chain untuk mengidentifikasi dan melakukan demix terhadap address yang terlibat. Tindakan ini akan mengurangi dan melawan kemampuan pelaku kejahatan dalam membuang dan membuang ETH di pasar melalui pasar yang sah sehingga mempersempit saluran pembuangan yang tersedia,” tulis Bybit.
Baca juga: Bybit Kena Hack, Rp23,8 Triliun ETH Lenyap!
ZachXBT pertama kali melaporkan adanya arus keluar dana mencurigakan dari wallet Bybit senilai US$1,46 miliar pada 21 Februari 2025. Berdasarkan analisis lebih lanjut, dana yang keluar tersebut melibatkan mETH dan stETH, yang kemudian ditukarkan kembali ke ETH melalui berbagai exchange terdesentralisasi (DEX).
“Sumber saya mengonfirmasi bahwa ini adalah insiden keamanan,” ungkap ZachXBT melalui kanal Telegram-nya.
Adapun, data dari Arkham mencatat bahwa pasca pencurian dana tersebut, sang pelaku mulai mentransfer dana curian ke berbagai alamat wallet baru untuk mengaburkan jejak.
Data dari Arkham menunjukkan bahwa setelah pencurian terjadi, dana tersebut mulai dipindahkan ke berbagai alamat wallet baru untuk mengaburkan jejak dan menyulitkan upaya pelacakan. Hingga artikel ini ditulis, wallet yang terkait dengan peretasan Bybit masih memegang sekitar US$1,3 miliar aset kripto, terdiri dari ETH dan sejumlah kecil altcoin lainnya.
Menanggapi insiden ini, CEO Bybit, Ben Zhou, mengonfirmasi bahwa peretas berhasil mengambil alih kendali atas satu cold wallet ETH dan mentransfer seluruh isinya ke address yang tidak dikenal. Adapun, ia memastikan bahwa hot wallet, warm wallet, serta cold wallet Bybit lainnya tetap aman dan bahwa perusahaan akan tetap dalam kondisi sehat secara finansial.
“Bahkan jika kerugian peretasan ini tidak dipulihkan, semua aset klien didukung 1 banding 1, kami dapat menutupi kerugian tersebut,” katanya.
Zhou juga menegaskan bahwa operasional Bybit tetap berjalan normal, termasuk proses penarikan dana, meskipun terjadi lonjakan permintaan pasca peretasan. Dalam pernyataan di X, ia menyebut bahwa terdapat lebih dari 350.000 permintaan penarikan, dengan 2.100 di antaranya telah diproses dalam waktu singkat.
“Walaupun ini mungkin menjadi salah satu peretasan terbesar dalam sejarah, seluruh produk dan layanan Bybit tetap beroperasi normal. Tim kami bekerja tanpa henti untuk menangani semua pertanyaan dan kekhawatiran pengguna,” ungkapnya.
Dampak dari peretasan ini mengguncang pasar kripto, dengan harga berbagai aset mengalami tekanan. Mengutip laporan CoinDesk pada Sabtu (22/2/2025), Tom Robinson, Co-Founder dan Chief Scientist di Elliptic, menyebut bahwa insiden ini berpotensi menjadi pencurian kripto terbesar sepanjang sejarah.
“Kasus pencurian terbesar sebelumnya adalah US$611 juta dari Poly Network pada 2021,” ujarnya.
Ethereum, aset kripto terbesar kedua di dunia, telah mencatat penurunan hingga 2% dalam 24 jam terakhir, dengan harga yang kini diperdagangkan di kisaran US$2.682, menurut data CoinMarketCap.
Baca juga: CEO Bybit Bersikeras Sebut Pi Network Skema Penipuan
Konten baik berupa data dan/atau informasi yang tersedia pada Coinvestasi hanya bertujuan untuk memberikan informasi dan referensi, BUKAN saran atau nasihat untuk berinvestasi dan trading. Apa yang disebutkan dalam artikel ini bukan merupakan segala jenis dari hasutan, rekomendasi, penawaran, atau dukungan untuk membeli dan menjual aset kripto apapun.
Perdagangan di semua pasar keuangan termasuk cryptocurrency pasti melibatkan risiko dan bisa mengakibatkan kerugian atau kehilangan dana. Sebelum berinvestasi, lakukan riset secara menyeluruh. seluruh keputusan investasi/trading ada di tangan investor setelah mengetahui segala keuntungan dan risikonya.
Gunakan platform atau aplikasi yang sudah resmi terdaftar dan beroperasi secara legal di Indonesia. Platform jual-beli cryptocurrency yang terdaftar dan diawasi BAPPEBTI dapat dilihat di sini.
Coinvestasi Update Dapatkan berita terbaru tentang crypto, blockchain, dan web3 langsung di inbox kamu.